JOMBANG (Arrahmah.com) – Setelah 9 kali menggelar halaqah di berbagai tempat, akhirnya Komite Khitthah 1926 Nahdlatul Ulama (KK-26 NU) yang diketuai KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), mulai Selasa-Rabu (6-7/8/2019), bertempat di Tebuireng, Jombang, menggelar finalisasi kajian tentang berbagai penyimpangan di tubuh NU.
“Pembahasan ini dilakukan atas dasar aspirasi warga NU dari seluruh daerah. Mereka sekarang bingung melihat sikap dan pemikiran struktur NU,” demikian disampaikan H Agus Sholachul A’am, cucu pendiri NU Almaghfurlah KH A Wahab Chasbullah kepada duta.co, Selasa (6/8).
Ia menilai, banyak penyimpangan yang harus diluruskan, jangan sampai organisasi yang didirikan para kiai ini melenceng dari tujuan awal.
Gus A’am, panggilan akrabnya, mengungkapkan sedikitnya ada 3 (tiga) materi penting yang akan diperdalam pembahasannya. Pertama, tentang khitthah NU, termasuk didalamnya adalah qonun asasi. Kedua, paham keagamaan (ahlussunnah wal jamaah) NU dan indikasi kuat penyusupan paham muktazilah. Ketiga, peran kebangsaan serta keummatan NU, termasuk bagaimana implementasi AD/ART organisasi.
“In sya Allah selama dua hari para kiai akan membahas masalah ini. Nanti ada rekomendasi, apa yang mesti dilakukan demi menjaga dan mengawal kemurnian perjuangan NU. Karena akhir-akhir ini, nahdliyin sudah resah melihat politisasi serta penyusupan muktazilah. NU sekarang ini keluar dari relnya. Ada juga kekuatan yang ingin menyeret NU ke politik,” terangnya.
(ameera/arrahmah.com)