JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfudz Siddiq, menilai Pemerintah Indonesia lambat dan tidak tegas mengambil kebijakan politik dalam menanggapi pembantaian yang baru-baru ini terjadi di Suriah. Padahal seharusnya Indonesia mengambil sikap politik yang tegas dengan cara mengajak organisasi dunia, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab untuk bersama-sama memberikan sanksi terhadap Suriah.
“Kalau perlu kita menarik duta besar kita untuk Suriah sebagai bentuk protes kita terhadap Suriah,” kata Mahfudz seperti di Gedung DPR, Rabu 30 Mei 2012.
Hal tersebut diungkapkannya saat Komisi I pagi tadi menggelar rapat bersama dengan Menteri Marty Natalegawa dan para jajarannya di Kementerian Luar Negeri RI.
Tambah Mahfudz, sudah terdapat kekerasan sistemik yang terjadi di Suriah. Pasalnya meski sudah dilakukan berbagai macam upaya damai, termasuk dari PBB tetap saja kekerasan ini terjadi di negara itu.
Namun menurut Mahfudz, Indonesia belum perlu mengusir perwakilan diplomatik Suriah dari Indonesia. Namun, pemerintah diminta menarik semua warga negara Indonesia dari Suriah.
“Pemerintah perlu untuk memberikan peringatan, tarik semua warga Indonesia di Suriah,” kata politisi PKS itu.
Sejumlah negara sudah mengusir diplomat Suriah. Sampai Selasa 29 Mei 2012, dilaporkan pemerintah Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Kanada, Belgia, Bulgaria, Belanda, dan Australia telah mengumumkan pengusiran itu. Kementerian Luar Negeri sendiri berencana memanggil perwakilan Suriah di Jakarta. (bilal/arrahmah.com)