JAKARTA (Arrahmah.id) – Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto menuai kritikan usai memplesetkan kata khilafah menjadi ‘khilafuck’ dalam cuitan di Twitter pribadinya.
“Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas,” cuitnya.
Cuitan tersebut menia kritikan dari warganet. Mereka menilai perkataan tidak pantas dalam posisinya sebagai komisaris perusahaan negara.
“Khilafuck????? Kelakuan komisaris seperti ini, nggak ada adab sama sekali,” ujar salah satu warganet.
Kritikan keras juga datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil.
“Yang gini orang yang nafsuan politik,” ucap KH Cholil dalam akun Twitter pribadinya @cholilnafis, Selasa (25/10/2022).
KH Cholil menilai politik seharusnya dapat dijalankan dengan bertanding secara wajar dan jujur untuk mendapatkan pendukung.
“Semua orang punya mau dan keinginan asal tak melanggar hukum dan kesopanan yang tanding secara fair aja,” lanjut KH Cholil.
Selain itu Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga turut berkomentar. Dia berharap Dede Budhyarto bisa dipecat dari jabatannya sebagai komisaris BUMN.
“Orang seperti ini harusnya dipecat saja sebagai komisaris, jangan sampai menjadi wajah BUMN,” cuit Fadli dalam akun Twitternya @fadlizon.
Terpisah, Pimpinan Majlis Ta’lim Was Sholawat An Nur, Purwakarta, Jawa Barat, Ustadz Anugrah Sam Sopian mengatakan, khilafah adalah sebuah sistem kepemimpinan yang mana dalam penerapannya menggunakan hukum syariat Islam sebagai dasar. Al Qur’an dan Sunnah Rosul menjadi asas dalam sistem khilafah. Karena Al Qur’an dan Sunnah telah menjelaskan tentang khilafah maka umat Islam tidak anti terhadap khilafah.
Diketahui, dalam cuitannya tersebut Dede juga mengkritik Anies Baswedan yang dinilainya sebagai gubernur terburuk sepanjang sejarah DKI Jakarta.
“Di acara Golkar, Pak Jokowi berpesan agar jangan sembrono menentukan capres. Mungkin seperti pencalonan mantan Gubernur terburuk sepanjang sejarah DKI Jakarta Anies Baswedan mungkin yah,” ujar Dede.
(ameera/arrahmah.id)