(Arrahmah.com) – Berikut ini adalah sebuah komentar sekaligus nasehat dari Syaikh Al-Muhaddits Shadiq Abdullah, murid senior dari Fadhilatusy Syaikh Al-Muhaddits Sulaiman bin Nashir Al-‘Ulwan tentang deklarasi Khilafah Islamiyah yang baru-baru dilakukan oleh tanzhim Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and the Sham (ISIS):
Jihad defensif dan jihad “serangan balasan dan lari” tidak membutuhkan bai’at umum baik kepada suatu daulah, maupun kepada khilafah, dan bai’at kepada khalifah yang mengabaikan peran Ahlul Halli wal Aqdi dalam situasi seperti juga tidak sah. Ya Allah selamatkanlah umat dari ujian ini, karena umat telah dizhalimi dan sudah tidak mampu lagi untuk menanggung beban ujian ini, sesungguhnya ia hanya akan memecah belah jamaah-jamaah jihad. Bai’at pada kekhalifahan (ISIS,-red) ini tidaklah sah, ia adalah penipuan kepada umat, dengan tujuan membantainya, sehingga dapat melemahkannya dan mengurangi jumlahnya, dan ini menjadikanku mengingat akan hadits Nabi Muhammad SAW di dalam shahih muslim:
جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ أَخْبَرَتْنِي أُمُّ شَرِيكٍ أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيَفِرَّنَّ النَّاسُ مِنْ الدَّجَّالِ فِي الْجِبَالِ قَالَتْ أُمُّ شَرِيكٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ قَالَ هُمْ قَلِيلٌ و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
Jabir Bin Abdullah berkata, Ummu Syarik mengabarkan kepadaku bahwa ia telah mendengar Nabi SAW bersabda, “Manusia akan lari dari Dajjal ke gunung”. Ummu Syarik bertanya: “Wahai Rasulullah, lalu dimana bangsa arab saat itu?”. Beliau menjawab : “Mereka sedikit” [HR. Muslim No.5238], jadi Dajjal akan muncul setelah terjadi pembantaian besar-besaran di Arab, dan ia harus memiliki tanda-tanda untuk muncul, yaitu “anak manja internasional” (Negara Penjajah Israel). Negara ini bekerja dan beroperasi dengan dasar informasi hadits di atas, dan itu memang keyakinan mereka, yaitu Dajjal tidak akan muncul kecuali hingga bangsa Arab menjadi sedikit. Dalam shahih muslim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda:
وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا لَا يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدِهَا فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِّيَّةٍ يَدْعُو إِلَى عَصَبِيَّةٍ أَوْ يَغْضَبُ لِعَصَبِيَّةٍ فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ
“…Barang siapa yang menyerang umatku dan membunuh orang yang baik dan pelaku dosa dan tak menjauhi orang mukminnya dan tak menepati janji orang yang memiliki janji, maka ia bukan dari golonganku, Dan barang siapa yang berperang dibawah bendera ketidak jelasan dan menyeru kepada kefanatikan atau marah karena fanatik kemudian terbunuh maka terbunuhnya adalah terbunuh secara jahiliyah” [HR. Nasai No.4045].
Kekhilafahan yang dideklarasikan pada kondisi seperti sekarang ini dan dengan cara seperti ini, hanya akan menjerumuskan umat ke dalam kekacauan yang besar serta menjadikan mereka terbagi-bagi dan terpecah belah, apalagi terhadap para pelaku jihad. Di dalamnya terkandung hal yang akan menghalangi kemaslahatan umat, umat akan membayar mahal atas akibat darinya, akibat tertipu dengannya. Deklarasi ini penuh dengan memaksakan kebenaran agar tetap langgeng, ia disesatkan dengan luapan emosi, euforia yang keluar dari jalur hakekat syariah dan dunia nyata, sehingga ia hancur dan menghancurkan.
“Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya” [Qs. Ghafir: 44]
(aliakram/arrahmah.com)