NEW YORK (Arrahmah.com) – Komedian kontroversial AS Joan Rivers (81) telah meninggal seminggu setelah menderita serangan jantung selama perawatan intensifnya di sebuah klinik di New York, lapor Independent pada Kamis (4/8/2014).
Putrinya, Melissa, mengumumkan kematiannya, di sebuah rumah sakit New York, dalam sebuah pernyataan singkat di mana dia mengatakan: “Dengan sangat sedih saya mengumumkan kematian ibu saya, Joan Rivers.”
Sesaat sebelum kematiannya, Rivers telah dipindahkan dari ruang intensif ke sebuah ruangan pribadi. Melissa mengatakan bahwa ibunya meninggal pukul 1:17 siang waktu setempat dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman dekatnya di Rumah Sakit Mount Sinai, New York.
Komedian yang disebut-sebut sebagai pelopor stand up comedy bagi perempuan itu telah mengalami komplikasi selama menjalani operasi pita suara pada Jum’at (28/8) lalu. Legenda komedi AS itu kemudian dikabarkan mengalami koma.
Sebelumnya, Rivers juga telah menjalani perawatan intensif selama seminggu di sebuah klinik dan dikabarkan sempat berhenti bernapas selama menjalani prosedur rutin pada Kamis (27/8) pagi. Dia juga menderita serangan jantung, karenanya dia harus dibawa ke Rumah Sakit Mount Sinai.
Departemen kesehatan negara bagian New York bahkan turut menyelidiki keadaan seputar kondisinya itu. Selain itu, Rivers juga sempat terancam harus duduk di kursi roda untuk menyelamatkan nyawanya yang saat itu dalam kondisi terbaring koma di Rumah Sakit Mount Sinai.
Tim dokter yang menangani Rivers berupaya menginduksi untuk membangunkannya dari koma dengan efek buruk bahwa dia harus duduk di kursi roda karena adanya kekhawatiran bahwa bagian otak yang mengontrol kemampuan motoriknya terganggu.
Banyak orang menilai bahwa apa yang dialami Rivers itu merupakan “hukuman” baginya yang telah mengejek penderitaan rakyat Gaza – di tengah agresi brutal zionis “Israel” – dengan komentar kontroversialnya.
Komentar Rivers yang mengejek penderitaan rakyat Palestina ketika militer zionis “Israel” menyerang Jalur Gaza tersebut serta merta menggegerkan dunia. Dia mengatakan bahwa warga Palestina layak mati diserang zionis “Israel”, lansir Independent.
“Setidaknya orang-orang yang tewas adalah orang-orang ber-IQ rendah,” umbarnya. Pernyataan kontroversialnya itu segera mengundang kecaman dunia di tengah hilangnya nyawa lebih 2.000 warga sipil Gaza yang tak berdosa dalam gempuran brutal pasukan “Israel”.
Apa yang dialami komedian AS berdarah Yahudi-Rusia itu telah menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja untuk menjaga lisan dengan sebaik-baiknya ucapan. Bahwa penderitaan umat Islam yang tertindas di bumi Palestina dan di belahan dunia mana pun bukanlah sebuah lelucon yang bisa dijadikan sebagai bahan komedi. Wallahu ‘alam.
(banan/arrahmah.com)