CISARUA (Arrahmah.com) – Kombes Tejo Subagio adalah pemilik salah satu dari ratusan vila liar di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, yang akan dibongkar Satpol PP. Perwira Polri ini membantah vilanya menjadi salah satu penyebab Jakarta dilanda banjir setiap datang musim penghujan.
“Polusi sampah itu dari kota, bukan dari Puncak,” kata Tejo yang ditemui Metrotvnews.com di vila-nya yang akan dibongkar Satpol PP, Selasa (26/11/2013).
Tejo saat ini berdinas di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Dia meminta Satpol PP tak buru-buru membongkar vilanya. Dia ingin meminta kejelasan kepada pejabat pemerintahan setempat tentang status vila yang dianggap liar karena tak punya IMB dan berdiri di lahan resapan air.
“Dalam mengatasi banjir jangan mencari kambing hitam. Lihat sejarah Jakarta, banjir sudah ada sebelum ada permukiman di sini,” Tejo berargumen.
Petugas Satpol PP yang bertugas saat itu memenuhi permintaan penundaan pembongkaran vila. Tejo diberi waktu 2 x 24 jam untuk melakukan klarifikasi yang akan dia lakukan.
DKI hibahkan 2,1 milyar untuk bongkar vila liar
Sementara itu Pemprov DKI Jakarta tidak lepas tangan soal operasi pembongkaran ratusan vila liar di kawasan Puncak, Bogor, yang dilakukan Satpol PP Bogor. DKI menggelontorkan duit sebesar Rp2,1 miliar buat menyokong operasi itu.
“Saya dapat informasi, hari ini, dikirim Rp2,1 miliar oleh DKI Jakarta untuk pembongkaran ini,” kata Kepala Satpol PP Bogor Dace Supriadi , Selasa (26/11/2013).
Dace yang ditemui di lokasi pembongkaran vila liar di Desa Caringin, Cisarua, Bogor, menyebutkan dana bersifat hibah. Menurut dia, sudah seharusnya Jakarta berpartisipasi dalam operasi ini. Manfaatnya untuk Jakarta juga.
Pembongkaran vila liar tak lain buat menyediakan lebih banyak daerah resapan di kawasan Pucak. Ekornya, untuk mencegah Jakarta diterjang banjir besar, seperti tahun-tahun sebelumnya. (azm/arrahmah.com)