JAKARTA (Arrahmah.com) – Juru bicara Komite umat (Komat) Tolikara Ustadz Adnin Armas menegaskan anggota Komnas HAM Natalius Pigai tidak membaca pernyataan Komat Tolikara terkait temuan temuan lapangan tim pencari fakta Komat.
“Komat Tolikara meminta agar GIDI Tolikara dituntut dan diadili agar wujud rasa keadilan kepada masyarakat yang telah menjadi korban penyerangan,” kata Ustadz Adnin, Selasa (11/8/2015)
Menurut Ustadz Adnin fakta fakta dilapangan menunjukkan pelanggaran HAM memang telah terjadi. Komnas HAM pun secara resmi telah mengakui adanya pelanggaran HAM saat Idul Fitri 1436 H di Tolikara, Papua.
“Maka pernyataan Natalius Pigai yang membela GIDI terkesan kontradiksi dengan keputusan resmi Komnas HAM. Apa pembelaannya terhadap GIDI karena teman temannya banyak di GIDI?”
Sebelumnya Pigai, sebagaimana dilansir Islampos.com, mengaku aneh ketika Komat dalam rekomendasinya menyerukan agar GIDI dibubarkan. “Emang GIDI salah apa? Sampai ingin GIDI dibubarkan. Disini Komat sudah tidak independen dan salah kaprah,” kata Pigai.
Tim Pencari Fakta (TPF) Komat Tolikara yang dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir juga dituding pria berkulit hitam legam ini sebagai kelompok Islam garis keras.
“Komat itu lembaga apaan, LSM bukan, polisi juga bukan. Komat niatnya saja sudah tidak benar. Komat itu tidak independen. Komat itu semuanya kelompok Islam garis keras,” ujar Pigai yang menyebut pernyataannya sebagai komisioner Komnas HAM. (azmuttaqin/arrahmah.com)