MALI (Arrahmah.com) – Mujahidin Ansar al-Din (Mujahidin asal Mali) yang tengah berjuang bersama-sama Mujahidin Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) telah menguasai beberapa kota besar utama di Mali. Mujahidin telah memulai menerapkan Syari’at Islam di kota-kota yang telah mereka kuasai seperti yang baru-baru ini direbut dari rezim Demokrat Mali yaitu Kidal, Gao dan Timbuktu.
Omar Hamaha, Komandan Militer Jama’ah Ansar al-Din menjelaskan dalam sebuah video yang direkam pada (2/4/2012) yang dipublikasikan di Youtube pada (7/4), bahwa jihad mereka bukanlah untuk sekedar independensi negara melainkan hanya untuk Islam.
Omar mengatakan, “Perang kami adalah Jihad dan ini adalah perang yang sah dalam Islam. Kami melawan para pemberontak dan perpecahan. Kami menentang semua Revolusi yang bukan atas nama Islam. Kami datang untuk mempraktekkan syari’at Islam dengan nama Allah. Apa yang kami inginkan bukan Azawad (salah satu wilayah bagian dari Republik Mali –red) tetapi Islam. Kemerdekaan adalah Islam. Ini adalah kemerdekaan yang sesungguhnya. Hal ini adalah mempraktekkan Syari’at dari fajar hingga matahari terbenam. Bukan menjadi Arab atau Tuareg (suku tradisional penduduk utama Sahara Afrika Utara –red), atau hitam dan putih. Ini atas nama Islam,” tegasnya.
Disisi lain, seorang juru bicara Ansar al-Din mengatakan bahwa Mujahidin telah membebaskan 315 tahanan Muslim dari penjara tentara rezim Mali, termasuk Gubernur Kidal dan wakilnya, dan tujuh kolonel lainnya. Juru bicara Ansar al-Din menambahkan bahwa Mujahidin memutuskan untuk memberikan amnesti untuk para tahanan yang ditangkap selama pertempuran di kota Kidal pada Jum’at lalu. (siraaj/arrahmah.com)