SURIAH (Arrahmah.id) – Komandan pasukan Kurdi yang didukung AS di Suriah pada Jumat (15/7/2022) mendesak Rusia dan Iran untuk mencegah Turki meluncurkan serangan baru di utara negara itu, beberapa hari sebelum pertemuan puncak Suriah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan – yang akan bertemu dengan rekan-rekan Rusia dan Iran minggu depan untuk membahas masalah Suriah – telah memperingatkan bahwa ia akan segera meluncurkan serangan baru di Suriah terhadap pejuang Kurdi.
Ini termasuk Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang didukung AS, yang membentuk bagian penting dari koalisi internasional melawan ISIS.
Mazloum Abdi, kepala komandan Pasukan Demokrat Suriah, menuduh koalisi internasional mengambil posisi “lemah” yang “tidak cukup untuk mengakhiri ancaman.”
Abdi mengatakan bahwa setelah negosiasi dengan Rusia, pasukan Kurdi telah mengizinkan rezim Suriah untuk membawa lebih banyak pasukan ke daerah-daerah yang dikuasai Kurdi seperti Kobane dan Manbij di utara negara itu, lansir Al Arabiya.
Rusia, Turki dan Iran dalam beberapa tahun terakhir telah mengadakan pembicaraan tentang Suriah sebagai bagian dari apa yang disebut “proses perdamaian Astana” untuk mengakhiri lebih dari 11 tahun konflik di negara Timur Tengah itu.
Presiden Iran Ebrahim Raisi akan menjamu Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (19/7).
Turki telah meluncurkan serangan berturut-turut di negara tetangga Suriah sejak 2016, menargetkan pejuang Kurdi serta ISIS dan pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar Asad.
Rezim Suriah telah berulang kali mengutuk ancaman Turki untuk melakukan serangan baru dan menyebut upaya Erdogan untuk menciptakan apa yang disebut “zona aman” di dalam wilayah Suriah sebagai serangan terhadap persatuannya.
SDF telah memperingatkan bahwa invasi oleh Ankara akan merusak upaya untuk memerangi ISIS di timur laut Suriah. (haninmazaya/arrahmah.id)