TRIPOLI (Arrahmah.com) – Komandan pasukan infantri tentara Libya telah bergabung dengan revolusi melawan rezim Gaddafi dan masyarakat internasional mulai meningkatkan tekanan pada negara di Afrika Utara tersebut untuk menghentikan kekerasan.
Al Jazeera melaporkan pembelotan komandan itu pada Selasa (1/3/2011).
Perkembangan ini datang saat para pejabat dan petinggi militer berlari dari kamp Gaddafi karena tindakan kerasnya terhadap demonstran.
Sebelumnya, salah satu putra penguasa Libya ini, Seif al-Arab Gaddafi, bergabung dengan tentara di wilayah timur kota Benghazi. Ia dikirim ke sana oleh ayahnya untuk menindak pengunjuk rasa.
Menteri Kehakiman Libya, Mustafa Abdel Galil dan Menteri Dalam Negeri, Abdel Fatah Yunes telah mengundurkan diri pada pekan lalu dan bergabung dengan rakyat.
“Tujuan kami adalah hanya untuk membebaskan Libya dari rezim ini dan kemudian penduduk bisa memilih pemerintah yang mereka inginkan,” ujar Abdel Galil dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera setelah pengunduran dirinya.
Utusan Libya untuk Liga Arab, Abdel Moneim al-Honi dan duta besar untuk Cina, Hussein Sadeq Al Misurati juga telah mengundurkan diri pada Minggu (27/2) dan bergabung dengan rakyat. (haninmazaya/arrahmah.com)