KABUL (Arrahmah.com) – Jenderal Stanley McChrystal, Jenderal bintang empat AS dengan pengalaman panjang dalam sejumlah operasi khusus, akan mengambilalih kepemimpinan dari tangan petinggi militer AS terdahulu untuk Afghanistan, hari ini (15/6).
AS sangat berharap dengan bergantinya posisi pemimpin militer AS untuk Afghanistan, dapat menurunkan serangan-serangan Taliban yang kian meningkat akhir-akhir ini dan sesegera mungkin “menyelesaikan” perang yang telah berjalan selama delapan tahun.
Upacara penggantian komandan militer AS dari Jenderal David McKiernan ke McChrystal rencananya akan berlangsung di basis militer NATO di pusat Kabul. Namun dalam acara ini McKiernan nampaknya tidak akan hadir, karena secara diam-diam dia telah meninggalkan Afghanistan pada awal bulan ini.
McChrystal akan memimpin sedikitnya 56.000 tentara di Afghanistan, 32.000 tentara di antaranya adalah gabungan dari 41 negara yang menjadi sekutu AS.
Tentara kafir AS mengalami penderitaan yang parah di wilayah Helmand selama lima bulan ini dan beberapa wilayah di selatan Afghanistan. AS menyatakan wilayah-wilayah di selatan Afghanistan sebagai wilayah “berbahaya” bagi tentaranya. Pada bulan lalu, Inggris mengirimkan puluhan pasukan khusus ke wilayah Helmand untuk menghadapi serangan mujahidin dan “menaklukannya”. Namun hingga kini mereka belum mendapatkan hasil apapun.
McChrystal menemui munafikin Hamid Karzai pda Minggu (14/6), dan ia berjanji bahwa para tentara di bawah kepemimpinannya akan “melindungi” sipil Afghan.
Tentara kafir AS dalam selang waktu kurang dari sebulan, telah membunuh sedikitnya 190-an Muslim sipil Afghanistan. Kematian sipil Afghan terus meningkat seiring dengan meningkatnya serangan-serangan mujahidin. Para tentara laknat tersebut tidak dapat membalas serangan-serangan mujahidin, maka mereka menyerang sipil sebagai pelepas amarah. Lalu mereka mengatakan kepada media bahwa Taliban yang telah mereka bunuh atau orang-orang yang terkait dengan Taliban.
Seiring berjalannya waktu, propaganda-propaganda murahan AS akhirnya terbongkar, karena sipil Afghan memberikan kesaksian-kesaksian yang memberatkan AS. Lalu AS dengan entengnya mengklaim, kematian sipil Afghan sebagai kesalahan teknis dalam operasi militer mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)