(Arrahmah.com) – Dalam sebuah pernyataan, seorang komandan Al-Qaeda yang lama berjuang di Afghanistan, Mokhtar Belmokhtar, membantah laporan yang mengklaim bahwa ia dan organisasinya, Al-Murabitun, berbaiat kepada kelompok Daulah Islamiyah, atau Islamic State yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, lansir LWJ pada Jum’at (15/5/2015).
Tiga hari yang lalu, kantor berita Mauritania Al Akhbar menerbitkan sebuah klip audio dari Al-Murabitun. Klip ini menampilkan pesan dari Adnan Abu Walid As-Sahrawi, mantan juru bicara Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat atau Movement for Oneness and Jihad in West (MUJAO).
Dalam pesan tersebut, Sahrawi mengaku membaiat kelompok ISIS pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi, mengesankan bahwa baiat tersebut atas nama seluruh kelompok Al-Murabitun. Hal ini menimbulkan sejumlah rumor bahwa Belmokhtar juga telah membelot dari Al-Qaeda ke ISIS.
Dalam laporan ini, Belmokhtar membantah rumor tersebut. Pernyataan Belmokhtar berbunyi, “Setelah adanya pesan atas nama Al-Murabitun yang berkaitan dengan baiat (sumpah setia) kepada Baghdadi, kami mengumumkan, hal ini tidak mematuhi persyaratan dan perjanjian syura organisasi [Al-Murabitun].” Selanjutnya, “Ini jelas melanggar pernyataan pendiri, yang mengidentifikasi pendekatan dan perilaku organisasi [Al-Murabitun]. Dengan demikian, hal ini tidak mewakili Syura Al-Murabitun.”
Belmokhtar kemudian menegaskan kembali baiatnya dan baiat kelompoknya kepada Amir Al-Qaeda, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri, dan mengatakan bahwa pernyataan lainnya akan segera dirilis. Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Khalid Abu Al-Abbas, yang dikenal sebagai nama lain dari Belmokhtar.
Belmokhtar berkomunikasi secara langsung dengan pimpinan pusat Al-Qaeda di wilayah Afghanistan-Pakistan. Belmokhtar juga menerima perintah dari pimpinan pusat Al-Qaeda dan menjalankan operasi bersama dengan kelompok Mujahidin AQIM di Mali dan di wilayah lain di Afrika Utara dan Barat.
Al-Murabitun dibentuk pada tahun 2013 ketika MUJAO dan Brigade Al-Mulathamin Belmokhtar bergabung. Segera setelah pesan Sahrawi dirilis, menjadi jelas bahwa ia berbicara atas nama MUJAO, atau bagian dari MUJAO, dan bukan sebagai Al-Murabitun secara keseluruhan.
Al-Murabitun telah melancarkan beberapa serangan di Mali tahun ini. Mereka bertanggung jawab atas serangan syahid di Ansongo pada 17 April lalu, yang melukai 16 orang dan menewaskan tiga target. Mereka juga bertanggung jawab atas operasi di ibukota Mali pada bulan Maret, yang menewaskan lima lainnya.
(aliakram/arrahmah.com)