“Tambahkan sedikit saus tomat di sini, dan tambahkan keju, silahkan!” Ujar koki Italia Domenico Maurizio, pemimpin yang sangat antusias dari festival pizza yang pertama kalinya digelar di Gaza, di mana warga Gaza yang juga antusias berkumpul di sekitar dan menikmati festival tersebut.
Sementara warga Gaza membuat pizza, makanan khas Italia, versi mereka sendiri untuk waktu yang cukup lama, mereka juga diberikan kesempatan untuk mencicipi pizza asli dengan bahan-bahan otentik.
Maurizio adalah salah satu dari delegasi koki Italia yang mendemonstrasikan pembuatan pizza, membuat penduduk setempat tertarik. Mereka tiba di daerah kantong pantai pekan lalu sebagai bagian dari pertukaran memasak.
“Kami sudah hampir selesai membuat pizza dan rakyat Gaza akan segera merasakannya, dan memberikan kami pendapat,” ujar Ramez Naji, seorang koki berusia 23 tahun, mengatakan kepada MEE di bawah pengawasan Maurizio dan timnya
“Kami telah belajar tentang tiga varietas pizza dari berbagai daerah di Italia. Dan warga Italia belajar tentang mansaf dan musakhan khas Palestina.”
Sambil menyaksikan, Asaad Dawaas, seorang pemilik restoran Palestina menambahkan bahwa ia berharap suatu hari bisa bebas melakukan perjalanan, membangun jembatan budaya yang berbeda dengan mengambil keterampilan kuliner Palestina di seluruh dunia.
“Saya harap ini hanya langkah pertama menuju bursa lebih banyak pertukaran makanan, kami belajar bagaimana membuat pizza, tetapi juga dapat mengajarkan mereka makanan tradisional kami, makloubeh dan banyak hidangan lezat Palestina lainnya,” ujarnya.
Maurizio mengatakan ia telah melakukan perjalanan ke Gaza sebagai bagian dari delegasi yang dikirim oleh Persatuan KokiItalia, tidak hanya pizza, tapi juga pesan harapan dan cinta.
“Kami datang ke Gaza membawa pesan solidarita untuk orang-orang yang terkepung di Gaza dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang penderitaan mereka, dalam rangka untuk memberitahu orang-orang di luar,” ujarnya kepada MEE sambil mempersiapkan lasagna saat warga Palestina menyaksikan kelihaiannya memasak.
Kami sudah bertemu banyak orang baik dan bukan teroris seperti yang mereka gambarkan. Kami senang untuk mengajarkan mereka seni makanan Italia dan juga senang belajar sesuatu tentang rahasia makanan Palestina.
Seorang mahasiswa yang tengah melintas, Israa Salah, mengatakan kepada MEE bahwa ia sedang menuju ke pelabuhan saat beberapa temannya mengatakan tentang adanya demonstrasi memasak
“Ini adalah semacam peristiwa yang perlu kami saksikan lebih sering, ketika warga Palestina terperangkap, dalam rangka untuk mempraktekkan hak kami dan kewajiban kami sebagai bagian dari peradaban manusia,” ujarnya saat koki menawarinya sampel pizza segar yang ditaburi dengan keju meleleh dan saus tomat.
Maurizio yang berlajar membuat pizza ketika ia berusia 13 tahun, menutup restorannya di Sardinia selama dua bulan untuk mengambil bagian dalam festival pertukaran makanan, yang juga akan melakukan perjalanan ke Tepi Barat.
Kementerian Palestina di Jalur Gaza mengatakan bahwa koki-koki Italia tidak hanya membawa keterampilan memasak mereka, namun nilai-nilai budaya dan kemanusiaan.
“Delegasi ini di sini selama seminggu untuk mengunjungi sekolah-sekolah dan restoran dan pertukaran pengetahuan dengan warga Palestina yang terkepung,” ujar Samir Mutair, wakil menteri kebudayaan mengatakan kepada MEE.
“Festival pizza hari ini adalah pesan ke seluruh dunia bahwa di sini, di tanah ini, ada orang-orang yang layak untuk hidup bebas dan bermartabat,” tambahnya.
Setelah para koki mencincang tomat dan paprika dan dicampur dengan bahan-bahan herbal, acara dilanjutkan untuk menarik pendatang baru, ibu-ibu Palestina yang datang untuk belajar tentang cara membuat pizza Italia.
Umm Abdel Aziz melakukan perjalanan dari Deir Al-Balah ke pusat Jalur Gaza untuk menyaksikan koki bekerja. Ia mengatakan telah melakukan perjalanan setelah mendengar perempuan lain berbicara antusias tentang apa yang telah mereka pelajari selama lokakarya sebelumnya yang diberikan oleh para koki.
Di restoran Castillo, di pusat Jalur Gaza, sejumlah koki Palestina berdiri menonton demonstrasi saat lapisan pasta dicampur dengan daging giling dan mozzarella untuk membuat lasagna.
“Orang-orang di Gaza hanya orang biasa, berusaha keras untuk mendapatkan kebahagiaan dari kehidupan meskipun mereka dikelilingi oleh kesedihan yang mereka alami, namun merekaadalah bangsa yang bersemangat untuk berbagi cinta mereka,” ujar Maurizio sambil terus memotong paprika hijau kecil-kecil. (haninmazaya/arrahmah.com)