SANAA (Arrahmah.com) – Sebuah koalisi militer yang dipimpin Saudi mengatakan pada Selasa (26/11/2019) bahwa mereka telah membebaskan 200 tahanan dari teroris Syiah Houtsi dalam langkah yang dapat melanjutkan upaya untuk mengakhiri perang hampir lima tahun di Yaman.
Komite Palang Merah Internasional mengatakan mereka mengetahui “niat koalisi untuk membebaskan 200 tahanan”.
“Kami berhubungan dengan para pihak dalam hal ini. Kami siap memfasilitasi pemulangan para tahanan ini, ”kata juru bicara Ruth Hetherington kepada Reuters.
Sebuah pernyataan koalisi mengatakan pihaknya juga akan meringankan pembatasan wilayah udara Yaman untuk memungkinkan penerbangan keluar dari ibukota Sanaa yang dikuasai Houtsi, membantu mengevakuasi orang-orang yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.
Pejabat senior Houtsi, Mohammed Ali al-Houtsi, menyambut baik langkah koalisi dan menyerukan agar tahanan lainnya dibebaskan.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 melawan Houtsi setelah mereka menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari kekuasaan di Sanaa pada akhir 2014.
Arab Saudi telah mengadakan pembicaraan informal dengan Houtsi sejak akhir September mengenai gencatan senjata, kata sumber, berusaha untuk keluar dari perang yang tidak populer di mana ia telah mengambil tanggung jawab tunggal untuk upaya militer setelah keluarnya mitra koalisi utamanya, Uni Emirat Arab .
“Kepemimpinan koalisi ingin terus mendukung upaya-upaya untuk menyelesaikan krisis di Yaman dan mendorong maju perjanjian Stockholm, termasuk kesepakatan terkait pertukaran tahanan,” kata juru bicara Kolonel Turki al-Malki.
Dia merujuk pada pertukaran tahanan yang disetujui oleh pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan Houtsi Desember lalu pada pembicaraan damai di Swedia yang melibatkan ribuan tahanan, tetapi yang terhenti di tengah ketidakpercayaan yang mendalam di antara pihak-pihak yang bertikai.
Houtsi pada September secara sepihak membebaskan 350 tahanan, termasuk tiga orang Saudi, setelah memperpanjang tawaran untuk menghentikan serangan rudal lintas-perbatasan dan serangan pesawat tak berawak ke Arab Saudi jika koalisi mengakhiri serangan udara di Yaman.
PBB sedang mencoba memulai kembali negosiasi politik untuk mengakhiri perang, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan.
Konflik dilihat di wilayah tersebut sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Keluarga Houtsi, yang mengendalikan Sanaa dan sebagian besar pusat kota besar, mengatakan bahwa mereka memerangi sistem yang korup.
(fath/arrahmah.com)