HASAKAH (Arrahmah.id) – Koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Pasukan Demokratik Suriah Kurdi (SDF) telah menguasai kembali penjara Al Sina’a yang sempat diserbu kelompok militan Islamic State (ISIS).
Dalam sebuah pernyaaan pada Ahad (30/1/2022), penasihat keamanan AS Jake Sullivan mengatakan bahwa SDF telah “menguasai kembali sepenuhnya” penjara di Hasakah.
“Berkat keberanian dan determinasi SDF dibantu koalisi internasional, ISIS gagal dalam upaya melancarkan serangan besar-besaran di penjara,” ucap Sullivan, dikutip dari The Hill (31/1).
Selasa kemarin, sejumlah pejabat AS mengecam penyerbuan ISIS ke penjara Al Sina’a yang telah menewaskan ratusan orang dari jajaran sipir dan personel SDF.
Penyerbuan yang dilakukan sekitar 100 orang itu merupakan upaya ISIS dalam membebaskan sejumlah rekannya yang berada di balik jeruji besi.
Menurut keterangan Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon, Washington membantu SDF dengan melancarkan serangan udara dan darat dalam pertempuran di penjara Al Sina’a.
Sullivan mengatakan, penyerbuan ISIS ke penjara Al Sina’a merupakan alasan mengapa kelompok-kelompok militan harus diberantas.
“Kita harus bekerja bersama dalam menangani masalah ribuan militan ISIS yang ditahan di penjara yang tidak memadai,” ucapnya.
“ISIS tetap menjadi ancaman global yang membutuhkan solusi global. AS tetap berkomitmen untuk terus bekerja dengan mitra-mitra kami di Irak dan Suriah, dan juga dengan Koalisi Internasional, untuk mengantisipasi ancaman serangan ISIS terhadap negara kami,” pungkas Sullivan.
Pejabat SDF pada Ahad (30/1), mengumumkan sekitar ratusan tewas dalam peristiwa itu.
“374 militan ISIS, yang berpartisipasi dalam serangan di penjara, tewas dalam bentrokan itu,” kata Newroz Ahmad, anggota Komando Umum SDF, dikutip dari North Press (31/1).
“223 tahanan ISIS masih hilang, dan mereka kemungkinan di antara yang tewas. Identitas mereka sedang diperiksa,” tambah Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad menyebutkan 121 orang tewas dalam bentrokan tersebut, termasuk 77 penjaga dan pekerja penjara, 40 anggota SDF dan 4 warga sipil.
Berbicara tentang rincian serangan itu, Ahmad menunjukkan bahwa sebuah bom mobil meledak di gerbang utama penjara. Kemudian diikuti oleh serangan tiga arah, dan sebuah mobil yang penuh dengan senjata dan amunisi dimasukkan ke dalam penjara, dalam upaya untuk menguasai penjara. Serangan itu datang bersamaan dengan serangan lain di dalam penjara terhadap para pekerja dan karyawan.
“Sesuai dengan dokumen yang disita dan pengakuan para penyerang penjara yang ditangkap, serangan itu merupakan bagian dari serangan besar-besaran yang telah dipersiapkan sejak lama dengan,” kata Ahmad.
Dia menjelaskan jika ISIS berhasil dalam serangan itu, rencana mereka akan terus menyerang lingkungan Guweiran dan al Zohour ditambah beberapa lembaga Administrasi Otonomi Kurdi. Setelah itu mereka akan menyerang lingkungan lain di Hasakah pada saat yang sama menyerang daerah Al Hol, Shaddadi, dan Deir ez-Zor.
Ada terowongan yang digali oleh sel-sel tidur ISIS di beberapa rumah di lingkungan Guweiran dan al Zohour untuk mendukung serangan itu, katanya.
Ahmad memperingatkan bahwa serangan baru-baru ini telah membuktikan ancaman ISIS ke kawasan dan dunia, dan ini menunjukkan kebutuhan besar untuk memberikan dukungan kepada SDF dan Administrasi Otonomi Kurdi secara militer, politik dan ekonomi untuk menumbangkan kelompok radikal tersebut. (hanoum/arrahmah.id)