BAGHDAD (Arrahmah.com) — Irak dan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan putaran terakhir pembicaraan teknis untuk secara resmi mengakhiri pertempuran melawan kelompok Islamic State (ISIS) dalam membantu pasukan Irak, demikian pengumuman pejabat keamanan, pada Kamis (9/12/2021).
Beberapa pembicaraan berfokus pada transisi, secara resmi mengakhiri misi tempur koalisi tersebut, cuit Qassim al Araji, penasihat keamanan nasional Irak, lansir Al Jazeera (10/12).
Namun Ia menambhakan bahwa koalisi tetap akan terus memberi bantuan dalam bentuk saran dan pelatihan bagi pasukan Irak.
Pengumuman itu menegaskan kembali keputusan Juli oleh pemerintahan Biden untuk mengakhiri misi tempur AS di Irak pada 31 Desember.
Sekitar 2.500 tentara AS yang tersisa di Irak, tidak jelas berapa dari mereka yang akan tetap berada dalam fase bantuan untuk koalisi berikutnya.
Berakhirnya misi tempur itu secara resmi tidak mengubah fakta di lapangan. Sebab koalisi internasional sudah tidak lagi terlibat dalam misi tempur sejak awal tahun 2020. Sejak ISIS dinyatakan kalah di Baghouz, fokus utama koalisi internasional adalah membantu pasukan Irak, bukan berperang secara fisik lagi.
Meski koalisi menarik mundur pasukan terdepannya, pasukan keamanan Irak masih membutuhkan dukungan udara koalisi dalam penyerangan terhadap sasaran ISIS dan pengumpulan intelijen, kata pejabat keamanan Irak dan Kurdi.
Mereka juga membutuhkan bantuan dalam pemeliharaan persenjataan dan peralatan yang disediakan AS.
Peralihan dari peran tempur koalisi internasional menjadi pelatihan dan pemberian nasihat kepada pasukan keamanan Irak itu sempat diumumkan sebelumnya, pada bulan April. (hanoum/arrahmah.com)