ERBIL (Arrahmah.id) — Jet tempur dan helikopter koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melakukan pemburuan untuk membantu Pasukan Demokrat Suriah SDF yang sedang memerangi pembobolan penjara yang dilakukan militan Islamic State (ISIS) pada Jumat (21/1/2022) sore, lapor Pentagon
“Kami telah melakukan serangan udara untuk mendukung SDF saat menangani pembobolan penjara khusus ini,” kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan, seperti dikutip dari Military Times (22/1).
Tidak ada pasukan darat AS yang terlibat, kata Mayor Angkatan Darat John Rigsbee, juru bicara CENTCOM.
Serangan udara itu sebagai tanggapan terhadap 100 lebih anggota ISIS yang menyerang penjara Ghweran milik SDF di Hasakah yang menahan sekitar 5000 anggota ISIS.
Dalam pertempuran yang berlanjut hingga 24 jam itu, tak kurang 48 orang tewas termasuk 6 orang militan ISIS dan sisanya anggota milisi Kurdi SDF, ungkap Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Menurut Farhad Shami, juru bicara SDF, dalam penjara itu ditahan komandan dan tokoh-tokoh ISIS yang dianggap paling berbahaya,
Komandan pasukan, Mazloum Abadi, mengatakan ISIS memobilisasi “sebagian besar sel tidurnya” untuk mengatur pembobolan penjara.
Para militan, yang dipersenjatai dengan senapan mesin berat dan kendaraan yang dilengkapi dengan bahan peledak, menyerang Kamis malam, bertujuan untuk membebaskan rekan-rekan mereka, kata Shami.
Pertempuran dimulai dengan ledakan besar sekitar pukul 7 malam, diikuti oleh dua ledakan lagi kemudian, kata seorang warga yang rumahnya menghadap ke daerah tersebut.
Tahu penjara sedang diserang, tahanan di dalam penjara membuat kerusuhan dan melawan pasukan SDF yang menjaga penajra.
Tak kurang ratusan tahanan ISIS berhasil melarikan diri termasuk 3 orang pepimpin senior ISIS. Namun SDF berhasil menangkap kembali sekitar 110 dari mereka di sekitar penjara.
Pasukan SDF juga mengamankan dan memberlakukan jam malam lingkungan Zuhour karena banyak tahanan yang bersembunyi di rumah-rumah warga. Sedangkan sebagian warga ada yang memilih mengungsi sebab helikopter AS melakukan serangan ke rumah-rumah.
“Sejak kemarin, helikopter selalu ada di langit,” kata warga yang tidak mau disebutkan namanya karena takut akan keselamatannya, lansir North Press Agency.
Shami mengatakan serangan itu adalah yang terbesar ISIS sejak kehilangan bagian terakhir wilayahnya di Suriah pada 2019.
Sekitar 11.000 hingga 12.000 militan ISIS saat ini ditahan di penjara dan kamp penahanan di Suriah utara yang dikelola oleh SDF.
Meskipun ini bukan upaya pembobolan penjara yang pertama, kekhawatiran meningkat seiring waktu dan keberanian kekuatan baru kelompok itu dalam melakukan serangan. (hanoum/arrahmah.id)