JAKARTA (Arrahmah.id) – Serangan mengejutkan yang dilancarkan oleh pejuang Hamas di Palestina pada Sabtu (7/10/2023) membuat dunia gempar. Pasalnya, roket-roket yang diluncurkan para pejuang Palestina berhasil menembus pertahanan udara canggih Iron Dome yang dimiliki “Israel”.
Serangan yang dilakukan secara mendadak melalui darat, laut dan udara tersebut bahkan membuat warga “Israel” tunggang langgang berusaha untuk menyelamatkan diri. Serangan itu juga dinilai telah membangunkan dunia Islam yang selama ini tertidur dan terpesona dengan narasi kehebatan Zionis “Israel”.
“Israel” yang selama ini digambarkan sebagai negara dengan persenjataan kuat dan intelijen yang hebat, namun faktanya tidak seperti yang digambarkan.
“(Serangan pejuang Palestina) ini membangkitkan semangat pemimpin dunia Islam dan para pemuda Islam di dunia,” kata Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) KH Bachtiar Nasir dalam konferensi pers di Jakarta, pada Selasa malam (10/10).
Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) juga mengutip pernyataan resmi yang dirilis oleh Universitas Al-Azhar Mesir yang menyatakan bahwa aksi pejuang Palestina telah membangkitkan dan menyemangati umat Islam.
“Kami bersama Al-Azhar dan tokoh-tokoh Islam dunia berterima kasih atas yang mereka lakukan,” ungkapnya.
Selanjutnya, UBN juga menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada warga Gaza yang telah menjadi korban serangan biadab “Israel” yang mereka sebut sebagai perang melawan Palestina.
Bahkan “Israel” dengan sengaja membombardir pemukiman-pemukiman sipil yang ada di Gaza. Otoritas “Israel” juga memutus pasokan bantuan yang akan dirikimkan ke Gaza.
UBN juga menyebut, kekuatan pejuang Gaza dalam serangan kali ini cukup mengejutkan. Pasalnya, sejak tahun 1973 belum ada kekuatan sebesar Operasi Badai Al Aqsha yang dilakukan Sabtu (7/10) lalu.
“Ini juga pertama kali ‘Israel’ mengumumkan perang. Biasanya invasi, berarti adanya keseimbangan,” terang UBN.
Selain UBN, konferensi pers KIBBM juga dihadiri sejumlah tokoh lembaga kemanusiaan dan ormas Islam. Di antaranya KH Muhammad Zaitun Rasmin (Wahdah Islamiyah), Ustaz Ferry Nur (KISPA), Ustaz Bukhori Abdul Shomad (Parmusi), Ustaz Nasirul Haq (Hidayatullah), dr. Henry Hidayatullah (MER-C), dan perwakilan KPIPA. (rafa/arrahmah.id)