JAKARTA (Arrahmah.com) – Para ulama dan tokoh-tokoh Islam menggelar acara Silaturrahim Nasional Bela Baitul Maqdis pada Rabu (25/4) di Auditorium Hotel Bidakara, Ruang Binakarna Pancoran, Jakarta Selatan.
Acara yang mengusung tema “Indonesia dan Dunia Bersatu Menuju Pembebasan Baitul Maqdis” ini dihadiri antara lain Ketua Umum FPI KH Shobri Lubis, Prof. KH. Didin Hafidhuddin, Ust. Bachtiar Nasir, Drs. Almuzammil Yusuf, Ust. Zaitun Rasmin, Haikal Hassan dan Abdullah Onim.
Pada kesempatan itu, mereka yang hadir sepakat untuk membentuk Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis, dan memilih KH Bachtiar Nasir sebagai Ketua dan Ustadz Ahmad Syuhada sebagai Sekjen.
Selain itu, mereka juga sepakat untuk mengadakan Aksi Bela Palestina di depan Kedutan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada 11 Mei 2018. Aksi ini rencananya akan digelar sebelum Shalat Jumat
Aksi serupa juga akan dilakukan serentak di berbagai negara untuk menuntut presiden AS Donald Trump atas pelanggaran internasional terkait rencananya untuk memindahkan keduataan ke Yerusalem pada pertengan Mei.
“Hampir di seuruh dunia rakyat turun dan ada juga bersama pemerintahnya,” ungkap KH Bachtiar Nasir di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (25/4) malam.
Ustadz Bachtiar berharap pemerintah Indonesia nantinya mengambil bagian dalam aksi tersebut. Mengingat di beberapa negara, seperti Turki, rakyat dan pemerintahnya bersatu dalam aksi membela Palestina.
“Hampir di seluruh dunia rakyat turun dan ada juga yang bersama pemerintahnya. Turki juga sudah siap bergerak. Juga negara Eropa lainnya,” terangnya.
Dia menegaskan, aksi ini merupakan bentuk keberpihakan rakyat Indonesia mendukung gerakan negara untuk menunjukkan kelasnya sebagai negara Muslim terbesar. Ini adalah bentuk keprihatinan rakyat Indonesia atas nasib bangsa Palestina yang sampai saat ini masih terjajah.
Pendudukan Zionis “Israel” di tanah Palestina, terang ustadz Bachtiar, telah membuat perdamaian antar umat beragama yang telah berlangsung lama disana menjadi hancur.
Dia menekankan, kekacauan yang dibuat penjajah Zionis itu bukan hanya merugikan umat Islam, namun juga umat kristiani.
“Setelah masuk Zionis ini, maka kacaulah. Bukan hanya Al-Aqsha yang dinistakan, tapi gereja juga,” tandasnya.
(ameera/arrahmah.com)