TAIZ (Arrahmah.com) – Koalisi pimpinan Saudi di Yaman terbukti menggunakan amunisi berpandu presisi yang dibuat oleh Amerika Serikat dalam serangan udara pada bulan Juni yang menewaskan enam orang termasuk anak-anak, ungkap sebuah laporan yang dirilis oleh Amnesty International.
Kelompok hak asasi tersebut menganalisis foto-foto sisa-sisa serangan rudal, menyimpulkan bahwa rudal yang menghantam sebuah bangunan perumahan adalah GBU-12 Paveway II seberat 500 pound (230kg) buatan AS.
Bom itu dijatuhkan pada 28 Juni di provinsi Taiz, dibuat oleh perusahaan pertahanan yang berpusat di AS, Raytheon, ungkap Amnesty.
“Sangat tak terduga dan tidak masuk akal bahwa AS masih mengirimkan bantuan Perang kepada salah satu pasukan yang terlibat konflik Yaman yang menghancurkan,” kata Rasha Mohamed, peneliti Amnesty di Yaman, sebagaimana dilansir Al-Jazeera pada Kamis (26/9/2019).
“Terlepas dari banyak bukti bahwa koalisi yang dipimpin Saudi dan Emirat telah berkali-kali melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, termasuk kemungkinan kejahatan perang, AS dan negara-negara pemasok senjata seperti Inggris dan Perancis tetap tidak tergerak oleh rasa sakit dan kekacauan yang menimpa penduduk sipil,” imbuhnya.
Di antara enam warga sipil yang tewas dalam serangan yang terjadi di desa Warzan di direktorat Khadir, adalah seorang wanita berusia 52 tahun dan tiga anak, masing-masing berusia dua belas, sembilan dan enam tahun.
Organisasi hak asasi manusia mengatakan dalam laporan bahwa target militer terdekat yang mungkin pada saat serangan itu adalah ruang operasi pemberontak Syiah Houtsi yang berjarak sekitar 1 km (0,6 mil) jauhnya.
Namun, lokasi itu tidak digunakan setelah diserang oleh beberapa serangan udara koalisi pada tahun 2016 dan 2017, kata Amnesty.
Saksi mata mengatakan kepada organisasi itu bahwa tidak ada pemberontak atau sasaran militer di sekitar rumah pada saat serangan terjadi. (rafa/arrahmah.com)