JAKARTA (Arrahmah.com) – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah menyelidiki penyebab tabrakan pesawat Batik Air dengan pesawat Transnusa di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, pada Senin malam (4/4/2016).
Empat kotak hitam telah diambil dari masing-masing pesawat untuk meninjau data penerbangan dan rekaman suara di kokpit pesawat, ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, sebagaimana dilansir BBC (5/4).
Soerjanto menambahkan, pihaknya juga telah mengambil data-data di tower bandara sekaligus melihat pandangan dari tower ke arah landasan pacu.
KNKT akan melakukan serangkaian wawancara dengan petugas lalu lintas udara dan petugas penanganan pesawat di darat pada Selasa. Selanjutnya, KNKT akan mewawancarai pilot kedua pesawat.
Pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 yang mengangkut 49 penumpang bertabrakan dengan pesawat Transnusa jenis ATR di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, pada Senin malam (4/4).
Pesawat Batik Air rute Halim Perdanakusuma-Ujung Pandang akan lepas landas, namun pada saat bersamaan pesawat Transnusa berada di landasan pacu dan sedang ditarik menuju hanggar.
Ujung sayap kiri pesawat Batik Air patah, sedangkan pesawat Transnusa mengalami patah pada bagian ekor horizontal dan ujung sayap kiri. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tesebut. (fath/arrahmah.com)