(Arrahmah.com) – Pada 30 Januari lalu, CBS News melaporkan satu berita palsu mengenai Pemimpin Ansar al-Islam yang meminta Hamas dan mujahidin Irak untuk berspekulasi.
Segala puji hanya milik Allah, Tuham semesta alam, shalawat dan salam kita curahkan untuk Rasul kita, Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir jaman.
Pembuktian / pengujian (tabayun) atas sebuah berita adalah hal yang dianjurkan dalam syariat Islam, seperti yang terdapat dalam Al-Hujurat ayat 6.
CBS News pada 30 Januari silam melaporkan berita ini :
Pemimpin Ansar al-Islam mengusulkan spekulasi Hamas-Mujahidin Irak
Pemimpin Ansar al-Islam meminta kerjasama antara “perlawanan” di Irak dan Gaza. “Itu adalah perlawanan yang sama dari Baghdad dan Fallujah, untuk kota kembaran mereka, Yerusalem dan Gaza. Karena itulah aku menyerukan adanya interaksi antara dua pergerakan perlawanan tersebut,” ujar seseorang yang diidentifikasikan sebagai Abu Wael dalam rekaman audio terbaru yang tersebar di dunia maya.
Ia akhirnya menasehati Hamas untuk menghentikan ambisi politik mereka dan fokus terhadap jihad. “Apa yang disebut dengan negosiasi untuk proses damai, semuanya tidak lebih dari komitmen kejahatan untuk melawan penduduk Palestina oleh Israel. Kami menyeru kepada kalian untuk tidak menghentikan serangan-serangan kalian terhadap para penjajah.”
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan mengenai laporan ini :
Pertama, kelompok Ansar Al-Islam tidak pernah mengusulkan satu spekulasi dengan Hamas. Ini adalah sesuatu yang tidak benar, sebuah statemen palsu yang diarahkan untuk mujahidin Ansar al-Islam.
Kedua, Individu dengan nama Abu Wael, bukanlah salah satu anggota atau wakil Ansar al-Islam. Dia adalah pemimpin dari kelompok nasionalis yang bekerjasama dengan nasionalis lainnya untuk menghancurkan mujahidin yang benar dan ingin mencapai tujuan nasioanalis mereka.
Terakhir, penerbit dan distributor resmi yang mengeluarkan statemen-statemen dari Ansar al-Islam adalah Al-Fajr Media dan semua hal yang datang dari media kafir tidaklah asli.
Dan Allah Maha Mengetahui.
Abu Mu’aad.
(Hanin Mazaya/arrahmah.com)