(Arrahmah.com) – Sejak berita tewasnya Syaikh usamah yang meninggalkan banyak kejanggalan dan pertanyaan beberapa waktu lalu, juga reaksi Iran tentang pernyataannya bahwa Syaikh Usamah meninggal karena sakit bukan karena operasi militer Amerika, sejak itu banyak sekali isu-isu konspirasi yang dijejalkan media sekuler yang menjadi kacung amerika.
Media mulai memuat berita-berita lama yang ditulis ulang dalam rangka memperburuk citra Syaikh Usamah. Diantaranya tentang profil keluarga Syaik Usamah yang tidak mendukung gerakan jihad, tentang masa muda beliau, juga tentang surat wasiat Syaikh Usamah palsu yang memenuhi halaman-halaman berita di media sekuler. Tidak ketinggalan pula fitnah tentang dugaan Syaikh Usamah sebagai agen CIA.
Semua itu bukanlah hal yang baru. Namun demi menetralisir dan membantah fitnah tersebut Arrahmah.com menuliskan kembali bantahan tentang adanya kaitan Syaikh Usamah dengan CIA. Bantahan tersebut diambil dari pernyataan dan kesaksian Abu Mushab As-suri dari buku yang berjudul Da’wah Al-Muqawwamah Al-islamiyyah, Bab : Hashad Ash-Shahwah Al-Islamiyyah wa At-Tayar Al-jihadi (1930-2002) mengenai kebohongan media barat dalam jihad Afghanistan.
Dalam buku tersebut Abu Mushab As-suri menjelaskan perihal tuduhan adanya hubungan jihad di Afganistan dengan CIA. Hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa kasus jihad Afghan lawan Uni Soviet, menjadi daerah persimpangan berbagai kepentingan internasional dan regional.
Saat itu Uni Soviet dinilai sebagai musuh bersama. Banyak pihak yang menginginkan kekalahan Uni Soviet, Amerika, Afganistan, Pakistan, serta benyak Negara-negara lain. Semua kelompok memusuhi Uni Soviet dan masing-masing memiliki niat dan tujuan yang berbeda-beda. Kenyataan semacam ini memang terjadi dan sering terulang dalam dunia politik sepanjang sejarah.
Kepentingan Amerika adalah ingin mengalahkan Uni Soviet dan memenangkan perang dingin. Keinginan ini muncul menyusul pukulan telak yang dilakukan Uni Soviet dan Pakta Warsawa nya kepada Amerika Serikat dalam banyak front. Kasus Afghanistan, bagi Amerika, merupakan kesempatan emas. Mereka memanfaatkan kasus ini dengan sangat baik sekali dan mendapatkan apa yang oleh Nixon dalam bukunya yang populer disebut “Kemenangan tanpa peperangan.” Amerika betul-betul meraihnya.
Kepentingan Eropa barat dan negara-negara NATO adalah meraih keuntungan dan membuat dasar pijakan di Afghanistan. Ketika Uni Soviet berhasil dikalahkan, mereka pun ikut serta dalam “pesta” tersebut demi kepentingan negara-negara Eropa secara kolektif dan kadang secara pribadi. Secara nisbi, masing-masing negara mendapatkan apa yang diinginkan. Saat ini di Afghanistan tersebar berbagai lembaga milik Eropa di bawah kedok lembaga sosial kemanusiaan, namun bertujuan untuk mengambil keuntungan dari tanah Afghanistan. Masing-masing negara mendapatkan hasilnya sesuai dengan lama tidak nya mereka di Afghanistan.
Kepentingan Pakistan sendiri adalah ingin mewujudkan kepentingan nasional dan regional. Pakistan mempersembahkan berbagai jasa yang diinginkan Amerika di arena Afghanistan antara lain untuk :
- Mendukung jihad Afghan
- Mencabik-cabik hasil jihad itu
- Menghancurkan Afghanistan dengan perang saudara
- Menghadapi Taliban dan meruntuhkan negara Taliban
- Pakistan kini berancang-ancang untuk menjual isu Kashmir
- Menghancurkan infrastruktur kaum Islamis di negara Pakistan sendiri
Demikianlah, pemerintah Pakistan selalu melaksanakan apa yang diinginkan oleh Amerika. Semoga Alloh melaknat orang-orang Zalim dan munafik.
Kepentingan-kepentingan yang serupa dimiliki oleh negara- negara lain di Afghanistan, Saudi Arabia dengan kepentingannya, Mesir dan negara lainnya. India, negara-negara asia tengah, Iran, Cina dan negara tetangga lainnya yang memainkan perannya. Hingga pun gerakan-gerakan ash-shahwah al-islamiyyah, jihadi, dan setiap orang yang masuk ke dalam kancah Afghanistan. Ada yang beruntung atau rugi. Hal yang sama juga dimiliki oleh berbagai organisasi Arab dan Islam yang hadir di Afghanistan.
Peran Amerika dalam jihad Afghan
Di atas semua kepentingan itu, adapun peran Amerika dalam Jihad Afgan antara lain,
1. Memberi izin dan lampu hijau kepada antek-antek mereka yakni penguasa Arab dan Muslim untuk mengizinkan para pemuda mujahid untuk menikmati hal yang menjadi haknya dan mengikuti agama untuk pergi berjihad ke Afghanistan.
2. Menghimbau lembaga intelijen di negara-negara tersebut agar membiarkan para pemuda itu pergi menunaikan kewajiban syar’i.
3. Peran media massa pemerintah negara-negara Arab dan Islam juga terbatas hanya mempromosikan Jihad Afghan.
4. Berperan dalam menginstruksikan pemerintah Saudi arabia agar lembaga fatwa bayarannya berfatwa bahwa jihad di Afghanistan hukumnya fardhu ain—memang demikian hukumnya menurut Islam–. Dan, membiarkan para imam dakwah dan ishlah di Saudi Arabia untuk angkat bicara mengenai fakta syar’i tersebut.
5. Membuka peluang kepada masyarakat Haramain untuk menunaikan kewajiban jihad harta untuk mendukung sodara-sodaranya seakidah dan seagama.
6. Mendorong para pemuda yang ingin pergi ke Afghanistan, sampai-sampai perusahaan penerbangan Saudi Airlines memberi diskon 75% tiket pesawat dari Saudi Arabia ke Pakistan bagi siapa saja yang ingin pergi berjihad di Afghanistan. Harga yang jauh lebih murah dari penerbangan domestik.
Nyatalah bahwa keluarga Su’ud yang berkuasa memiliki berbagai kepentingan yang bersifat propaganda dan hal lain dari pemberian fasilitas-fasilitas tersebut.
Sedangkan peran Amerika yang berkaitan dengan kebijakan Pakistan sebagai kacung Amerika yakni,
1. menginstruksikan Pakistan agar kedutaannya mempermudah pemberian visa bagi para pemuda-pemuda negara-negara Arab dan Muslim untuk pergi ke Afghanistan via Pakistan.
2. Membiarkan orang-orang Arab bebas bergerak, sekalipun mereka mendirikan kamp-kamp di wilayah Pakistan dekat perbatasan Afghanistan untuk latihan dan penyediaan jasa logistik bagi jihad Afghan.
Pakistan dalam hal ini tentu saja memiliki berbagai kepentingan regional dan nasional. Namun bukan tempatnya di buku ini untuk merinci hal tersebut. Lebih dari itu ada juga berbagai kepentingan pribadi dari perwira di tubuh militer, badan intelijen, dan badan kepolisian Pakistan yang mengeruk keuntungan dari adanya arus keluar masuk manusia dan dana yang sangat besar melalui wilayah-wilayah mereka.
Jika izin Amerika kepada para sahabat kecilnya itu dianggap sebagai peran Amerika dalam menciptakan jihad Arab di Afghanistan maka peran nya tidak lebih dari itu. Sementara, sahabat kecil Amerika yaitu para penguasa di Saudi Arabia, Pakistan, Mesir dan negara-negara lainnya juga memiliki berbagai kepentingan tersendiri dalam hal ini.
Sedangkan klaim adanya bantuan Amerika kepada warga Arab, baik berupa program maupun aksi militer di lapangan merupakan kebohongan besar!!.
Saya (Abu Mushab As-suri) bertugas sebagai instruktur dibidang pelatihan militer juga sebagai penceramah bidang pemikiran dan manhaj. Saya juga bersentuhan langsung dengan para pemimpin jihad Arab di afghanistan. Dari balik aktivitas itu, saya bisa menyaksikan dan menegaskan bahwa pernyataan Amerika tersebut sangat tidak berdasar.
Disini saya (Abu Mushab As-suri) tidak akan menjelaskan kronologi jihad Arab di Afghanistan sehingga harus menyebutkan satu persatu fakta-fakta dari pelatihan dan mekanisme operasionalnya. Secara ringkas, pelatihan jihad Arab tersebut merupakan kumpulan upaya individu-individu yang dilakukan dengan tulus.
Pelatihan jihad itu mulanya dilakukan oleh kader-kader jihad senior, lalu para kader militer profesional yang telah pensiun atau dipecat dari keanggotaan militer berbagai negara Arab dan Islam. Peran merekalah yang begitu penting dalam pelatihan ini. Setelah itu, pengalaman kader-kader baru di lapangan mulai terus bertambah.
Bagi pemerhati kondisi pemikiran, kejiwaan, manhaj, dan sentimen anti – Amerika, barat dan kuffar secara umum, bahkan anti-penguasa dan anti-cecunguk teri Amerika yang tertanam di hati para pemimpin jihad Arab basis massanya dari kaum muda Afghanistan dan negara lain, akan tahu bahwa klaim-klaim semacam itu tidak ada faktanya dan tidak mungkin terjadi.
Demikian bantahan dari Abu Mushab As-suri sebagai tokoh yang langsung berhubungan dengan Syaikh Usamah juga yang turun dalam medan pertempuran di Afghanistan. Beliau sangat tahu dan paham fakta di lapangan, sungguh jauh sekali dengan para penebar fitnah yang hanya bisa mengkhayal cerita di depan komputer mereka untuk menjelekkan para mujahidin.
Meskipun bukti-bukti dibeberkan oleh beberapa media barat dan situs-situs milik orang yang tak jelas sumbernya tentang sebutan Tim OSMAN oleh Amerika, toh pada kenyataannya itu tidak jauh beda dengan kode rahasia yang digunakan AS, dimana ketika Syaikh Usamah meninggal pun kode pesan yang disampaikan untuk Obama adalah Geronimo EKIA. Dimana Geronimo merujuk pada Syaikh Usamah.
Dengan demikian tuduhan media yang menyatakan adanya hubungan antara mujahidin dan CIA dalam mengahancurkan Uni Soviet merupakan perkataan yang sangat salah! (rasularasy/arrahmah.com)