DAMASKUS (Arrahmah.id) – Tentara rezim Suriah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan pemimpin ISIS dalam operasi di selatan negara itu pada bulan Oktober, media pemerintah melaporkan pada Jumat (2/12/2022).
Namun klaim ini tidak dapat diverifikasi.
Abu al-Hassan al-Hashemi al-Quraishi tewas dalam operasi yang dilakukan di provinsi selatan Daraa, menurut mereka yang terlibat dalam pertempuran serta militer AS.
Daraa adalah tempat pemberontakan Suriah pertama kali dimulai pada 2011 sebelum tindakan keras rezim mematikan yang kemudian berkembang menjadi konflik lebih dari 11 tahun.
Itu adalah pertama kalinya koalisi pimpinan AS tidak terlibat dalam pembunuhan pemimpin tertinggi ISIS dan pertama kalinya seorang pemimpin ISIS terbunuh di selatan Suriah daripada di utara, di mana berbagai faksi, beberapa di antaranya didukung AS, bergoyang.
Daraa kembali ke kendali rezim Suriah pada 2018 menyusul kesepakatan rekonsiliasi yang ditengahi Rusia yang membuat pemberontak menyerahkan senjata berat dan dimasukkan ke dalam unit pro-pemerintah.
Pada Oktober, beberapa tentara mengepung rumah yang digunakan Quraishi sebagai tempat persembunyian di kota Jasem, menurut mantan pemberontak yang terlibat dalam bentrokan itu, beberapa kerabat dari yang tewas dalam pertempuran itu, dan penduduk.
Tetapi pada Jumat (2/12), seorang sumber keamanan di provinsi Daraa mengatakan kepada kantor berita negara SANA bahwa operasi tersebut secara langsung melibatkan pasukan tentara Suriah serta “kelompok lokal dan sipil” dan mengakibatkan pembunuhan pada tanggal 15 Oktober.
Pasukan Demokrat Suriah, aliansi yang didukung AS yang telah memerangi ISIS di utara dan timur Suriah, mengatakan pada Kamis (1/12) bahwa pihaknya tidak terlibat dalam operasi tersebut. Pentagon juga mengatakan tidak terlibat. (zarahamala/arrahmah.id)