JAKARTA (Arrahmah.com) – Muncul klaim bahwa masyarakatlah yang membuat-buat opini tentang Siyono, korban kezaliman Densus88. Padahal fakta aktualnya hari ini bukannya yang membuat-buat opini adalah polisi sendiri? Ini diungkapkan Harits Abu Ulya, Pengamat Terorisme & Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA).
“Klaim sepihak Polri atas Siyono yang belum pernah divonis dipengadilan dengan label lebih tepatnya vonis teroris dari pihak Polri. Bahkan vonis lainnya seperti Siyono berbahaya, pegang senjata, orang penting kelompok Neo JI dll. Adakah semua itu terbukti dipengadilan? Siyono tewas dan tuduhan tersebut tidak akan pernah terkonfirmasi atas seorang yang sudah mati,” katanya dalam rilis CIIA, diterima redaksi Jumat (8/4/2016)..
Untuk itu Harits mengajukan sederet pertanyaan kepada pihak kepolisian terkait opini tentang Siyono yang dipublikasikan lembaga penegak hukum ini. Berikut petikannya:
“Jika Siyono dianggap orang penting dan petinggi Jamaah Islamiyyah kenapa penanganannya sembrono?
Kalau memang petinggi Jamaah Islamiyyah kenapa tidak dirunut jaringannya? Kenapa malah dibikin mati? Katanya mau memutus jaringan terorisme.
Bagaimana mau mendeteksi anggota, anak buah dan gerakkannya kalau orangnya sudah tiada? Katanya mau memberantas terorisme sampai ke akarnya.
Kalau memang Siyono adalah kunci untuk mengungkap gudang persenjataan Jamaah Islamiyyah. Kenapa malah disiksa hingga tak bernyawa? Kenapa tidak “dirayu” dan “diperalat” saja?
Bukankanya polisi punya “rayuan maut”? Nasir Abbas yang punya reputasi terorisme internasional saja bisa takluk, kenapa tidak dengan Siyono?”
Apapun argumentasi Polri, kata Harits, fakta empiriknya Siyono tewas dan tidak bisa dihidupkan lagi. Maka menjadi hak keluarga menuntut kebenaran dan keadilan atas musibah yang menimpa keluarganya.
“Rasa keadilan menjadi hak dasar siapapun, karena rasa butuh kepada keadilan inilah yang mendorong banyak elemen masyarakat mendorong Polri untuk jujur dan legowo plus konsisten dengan segala konsekuensinya,” tutupnya.
(azmuttaqin/arrahmah.com)