INTAN JAYA (Arrahmah.com) – Kondisi di Intan Jaya semakin mencekam akibat kebrutalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Separatis OPM yang semakin meningkat. Hal itu membuat sebagian besar warga khawatir sehingga mereka meninggalkan rumah dan mengungsi ke Gereja.
Pastor Yustinus Rahangiar selaku Pastor di Gereja Paroki Bilogai, Intan Jaya mengatakan bahwa ada 655 warga yang mengungsi. Para pengungsi itu berasal dari Desa Bilogai, Desa Kumlagupa, dan beberapa warga dari Desa Puyagiya.
“Total warga yang mengungsi mencapai 655. Sebanyak 200 orang dewasa laki-laki dan sisanya perempuan serta anak-anak,” ujar Pastor Yustinus dalam laporannya ke Keuskupan Timika, sebagaimana dilansir Antara pada Jumat (19/2/2021).
Warga sangat menyayangkan kinerja Pemkab yang meninggalkan masyarakat dalam situasi yang mencekam ini.
“Masalahnya pemerintahan daerah tak berfungsi. Mereka tak ada bersama masyarakat. Bupati sudah sering memberikan instruksi kepada jajarannya, namun ketika hilang sebentar, bawahannya juga hilang semua,” kata Pastor Yustinus.
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengakui dia dan aparat pemerintah daerah kerap tak berada di kantor karena alasan keamanan. Mereka sering kali diancam kelompok bersenjata.
“Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah, jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman,” ujar Natalis.
Saat ini, sejumlah pejabat teras di Pemkab Intan Jaya, seperti sekretaris daerah dan para pimpinan organisasi perangkat daerah, telah mengungsi ke Nabire. Hal serupa juga dilakukan oleh 25 anggota DPRD Intan Jaya, yang sebagian besar dari mereka kini memilih menetap di Nabire.
Sebelumnya, Ramli NR (32), warga di Intan Jaya, ditembak dari jarak dekat oleh KKB OPM saat hendak membeli minyak tanah pada Senin (8/2) pukul 17.30 WIT di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa. Momen penembakan terjadi saat korban Ramli NR memanggil istrinya yang berinisial M. KKB OPM menembak korban Ramli NR di depan istrinya. (rafa/arrahmah.com)