JAKARTA (Arrahmah.com) – Menanggapi alasan salah seorang politisi asal Indonesia yang menghadiri perayaaan HUT Israel di Singapura,Kamis lalu, bahwa kehadirannya adalah hal yang lumrah seperti kehadirannya di acara-kelompok-kelompok lain yang berbeda idologi dengan pemerintah. Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ustadz Ferry Nur mengatakan alasan tersebut tidak benar, karena Zionis Israel berbeda dengan kelompok lain dalam hal permusuhannya kepada kaum Muslimin di Palestina.
“Zionis Israel ini permasalahannya adalah mereka berupaya untuk menghancurkan masjidil Aqsho dan mengganti dengan sinagog Yahudi,” Katanya kepada arrahmah.com, Jakarta, Selasa (1/5)
Lebih dari itu, lanjut pria berkaca mata ini, perbedaan mendasar Zionis Israel dengan kelompok-kelompok lain tersebut ialah pihak-pihak itu tidak mempunyai hasrat untuk menghantam kaum Muslimin dan masjidil Aqhsa di Palestina.
“Jadi tidak bisa disamakan dengan kelompok-kelompok lain, misalnya Komunis di Kuba, kemudian komunis di korea utara, kemudian dengan Taiwan. Mereka adalah kelompok-kelompok yang tidak punya keinginan untuk menghancurkan masjidil Aqsha, berbeda dengan Zionis Israel mereka bukan saja membunuh saja rakyat palestina dari anak-anak sampai orang tua, bahkan mereka menghancurkan masjid, dan target mereka berikutnya adalah mengosongkan Masjidil Aqsho” papar Ustadz ferry
Oleh karenanya, Ustadz Ferry menghimbau agar fakta tersebut digaris bawahi oleh seluruh kalangan di Indnonesia, agar lebih waspada terhadap makar yang dilakukan Zionis Israel.
“Dan inilah yang menjadi catatan khusus bagi para politisi, bagi tokoh agama, bagi rakyat Indonesia agar lebih berhati-hati terhadap Zionis Israel dan antek-anteknya. Jadi pemerintahan kita punya alasannya,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan, sejumlah kalangan dari Indonesia yang hadir pada peringatan 64 tahun lahirnya negara Zionis. Merekayang berjumlah 10 orang itu adalah politikus dari Partai Nasional Demokrat bersama istri, perwakilan dari organisasi pemuda Islam, pengusaha, dan pejabat KADIN (Kamar Dagang dan Industri).
Mereka datang atas undangan Duta Besar Israel buat Singapura Amira Arnon. Arnon menyebut rombongan dari Indonesia itu kawan Israel. Perayaan kemerdekaan Israel itu mengambil waktu sesuai penanggalan Yahudi. Kalau mengikuti kalender Masehi, ulang tahun Israel dilangsungkan setiap 14 Mei.
Salah satu tokoh yang mengaku datang ke acara itu adalah Ferry Mursidan Baldan dan istrinya. Menurut Ferry, ia hanya sebatas memenuhi undangan. Mantan anggota DPR RI itu menyatakan dirinya terbiasa membuka hubungan komunikasi dengan siapa pun termasuk dengan Israel.
Menurut Ferry, menghadiri undangan peringatan Hari Kemerdekaan Israel oleh Kedutaan Besar Israel di Singapura merupakan hal yang lumrah dan tanpa maksud apa pun. ”Itu undangan pribadi yang dikirim resmi oleh dubes Israel. Buat saya lumrah ya, saya biasa membina komunikasi dengan siapa saja,” ujarnya Senin (30/4).
Kehadirannya dalam acara tersebut, kata dia, sebatas membina hubungan baik dan komunikasi dengan kolega. Ia mencontohkan, dirinya bahkan juga sering berkomunikasi dengan beberapa kawan dari Taiwan, FPI, GAM, Thailand Selatan, Selandia Baru, hingga Vatikan. Menurutnya sebagai politisi yang memiliki latar belakang di bidang Hubungan Internasional adalah wajar menjalin komunikasi dengan siapa pun.
Ia mengaku tak khusus membicarakan rencana Israel membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Namun, dalam pembicaraan ringan dengan duta besar Israel malam itu, kata Ferry, dirinya menyampaikan pandangan mengenai keberpihakan Indonesia pada Palestina.
“Mereka tahu kok mengenai keberpihakan kita pada Palestina,” kata Ferry. Namun Ferry sekali lagi membantah dirinya memiliki tujuan khusus saat menghadiri acara tersebut. Ia menyampaikan dirinya perlu membuka komunikasi dengan siapa pun, tanpa perlu melihat posisi Indonesia. (bilal/arrahmah.com)