GAZA (Arrahmah.com) – 78 hari setelah syahidnya, jenazah Zuhdi Abul-Rus, (23), ditemukan pada Senin (27/10) oleh pertahanan sipil dari Gaza di bawah reruntuhan yang disebabkan oleh 51 hari serangan “Israel” Juli lalu.
Zuhdi merupakan satu-satunya warga Gaza yang telah meninggalkan rumahnya dan tak kembali. Semua orang yang tewas telah diumumkan, sedangkan ia adalah satu-satunya warga Gaza yang dilaporkan hilang selama sekitar tiga bulan.
Jenazah Zuhdi ditemukan di bawah reruntuhan masjid Al-Qassam di kamp pengungsi Nsseirat, Gaza tengah, setelah masjid itu hancur lebur dihantam roket di atas kepala para pengungsi.
Ayahnya mengatakan bahwa Zuhdi mendengar tentang masjid yang dibombardir, setelah tiga dari teman-temannya pergi beribadah ke sana. Beberapa menit setelah ia pergi, “Israel” menghantamkan kembali roketnya ke masjid itu. Roket itu membunuh Zuhdi dan ketiga temannya, Dunia al-Watan melaporkan.
Relawan pada Agustus lalu, menemukan tiga jenazah yang lain, sementara jenazah Zuhdi tidak ditemukan.
Ayah Zuhdi, (50), bercerita tentang anaknya. “Dia adalah seorang pria yang baik. Dia suka membantu orang miskin dan melayani yang lemah. Ia juga terampil memperbaiki mesin elektronik.”
Statistik yang dirilis oleh Dunia Al-Watan menunjukkan bahwa serangan terakhir “Israel” telah menyebabkan sekitar 11.100 orang terluka dan menewaskan sedikitnya 2.200 orang, jumlah ini masih meningkat saat beberapa jenazah berhasil ditemukan dibawah reruntuhan.
Masjid Al-Qassam bukanlah satu-satunya tempat suci yang ditargetkan oleh “Israel”.
Menurut statistik yang sama, sebanyak132 masjid hancur total, 1 gereja, 11 kuburan, dan 10.604 rumah. Akibatnya, hampir setengah juta warga Gaza sekarang menjadi tunawisma karena rumah mereka hancur. Saat ini mereka sedang menunggu rekonstruksi Jalur Gaza dengan dana yang dijanjikan pada Konferensi Donor Kairo awal bulan ini.
As Syahid Zuhdi dimakamkan pada Senin (27/10) yang dihadiri oleh ratusan anggota keluarga dan teman-temannya. Dia dimakamkan di Pemakaman Syuhada di kamp pengungsi Nsseirat, Gaza.
(ameera/arrahmah.com)