PESHAWAR (Arrahmah.com) – Seorang jamaah haji Pakistan yang berprofesi sebagai guru telah menceritakan bagaimana ia menyelamatkan istrinya selama tragedi Mina dengan menariknya keluar dari kursi rodanya saat sesama jamaah terinjak-injak sampai mati di sekitar mereka.
Alamzeb Khan, (48), dan istrinya, yang menderita demam tinggi, hampir tewas ketika terjadi insiden itu.
“Ini tampak seperti hari kiamat,” katanya. “Untuk menyelamatkan nyawa mereka, beberapa jamaah menginjak jamaah lain seolah-olah mereka bukan manusia,” katanya, sebagaimana dilansir oleh Arab News, Selasa (29/9/2014).
Himpitan itu dimulai ketika dua kelompok jamaah, beberapa dari Iran dan beberapa dari Afrika, saling berbenturan arah, katanya.
“Orang tua, perempuan dan jamaah yang sakit yang pertama jatuh. Mereka jatuh dan terinjak-injak oleh jamaah lain,” katanya.
Khan juga terjatuh dan lengannya terluka, tapi ia berjuang melawan orang banyak untuk mengambil tangan istrinya yang ketakutan. Kursi rodanya telah menyelamatkannya dari terinjak-injak, katanya.
“Saya takut dia telah diinjak-injak oleh jamaah lain, tapi untungnya ia selamat. Saya segera meraih keluar dari kursi roda dan mendorongnya ke samping. Kemudian kami mulai mendaki pagar baja untuk menyelamatkan diri,” kenangnya.
“Tidak ada orang yang saling membantu. Semua orang menyelamatkan hidupnya sendiri. Dalam waktu singkat, tubuh-tubuh manusia sudah tergeletak, bertindihan satu sama lain. Mereka yang berada di bawah berteriak kesakitan dan menangis minta tolong tapi tidak ada satupun yang membantu,” kata Khan.
Situasi yang berdesa-desakan dan sulit bergerak menjadikan jamaah panik, sesak nafas, dan terjatuh saling tindih satu sama lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk tidak bisa menolong yang lainnya karena berada dalam kerumunan besar yang berhimpit-himpitan.
Setelah Khan dan istrinya berhasil melewati pagar, pasangan itu kemudian pergi ke rumah sakit terdekat, tapi rumah sakit itu sudah penuh dengan pasien, katanya.
Pada Senin (27/9), Khan dan istrinya, yang berbalut syal putih dan menggenggam salinan Al-Qur’an, dikelilingi oleh kerabatnya yang menangis di bandara Peshawar saat penerbangan pertama yang membawa korban tragedi tiba di Pakistan dari Arab Saudi.
“Selama dua hari kami tidak bisa menghubungi mereka. Kami pikir mereka meninggal atau luka parah,” kata salah satu kerabat, saat Khan memeluk anak-anaknya.
(ameera/arrahmah.com)