DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rula berusia empat tahun ketika serangan udara menghantam sekolahnya di Suriah. Untungnya, Rula berada di dalam sekolah saat serangan udara itu terjadi sehingga dia adalah salah satu dari sedikit teman-temannya yang selamat, namun sebagian besar teman-teman sekelasnya dan teman-teman lainnya tewas dalam serangan itu. Dia belum kembali ke sekolah sejak kejadian tersebut.
Ayah Rula menyadari bahwa rumah mereka sudah tidak aman lagi, kemudian dia membawa istri dan keempat anaknya ke kota terdekat, yaitu Raqqa, dengan harapan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Rula, kakaknya Hussain dan adiknya Randa pergi ke sekolah selama tiga hari sebelum serangan udara yang lain terjadi dan mereka kemudian berhenti sekolah sama sekali.
Kehidupan di Raqqa sulit, dan anak-anak sering merasa seolah-olah mereka berada di penjara.
“Kami tinggal di Raqqa selama 3 tahun, tapi kami seperti tahanan di rumah karena terlalu berbahaya untuk pergi keluar,” kata Rula. “Tidak ada air, tidak ada makanan, dan tidak ada listrik dan ada serangan udara sepanjang waktu,” sebagaimana dilansir oleh Orient News, Rabu (27/1/2016).
Akhirnya Rula dan keluarganya meninggalkan Suriah dan menuju ke Turki, di mana mereka kemudian bertemu dengan seorang penyelundup yang membawa mereka ke sebuah perahu yang akan membawa mereka ke Yunani.
Ayah Rula, yang merupakan seorang nelayan di desanya dulu, mengemudikan perahu tersebut dan mereka tiba dengan selamat di Yunani, siap untuk memulai hidup baru.
Mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Yunani, akan tetapi adik Rula, Dima, yang masih berusia 3 tahun, yang tidak pernah mengenal apa-apa selain kekerasan, masih tersentak setiap kali sebuah pesawat terbang di atas kepala.
Organisasi kemanusian seperti Save the Children berupaya untuk menangani anak-anak seperti Roula dan Dima untuk memberikan mereka dukungan mental dan emosional yang mereka butuhkan melalui Ruang Ramah Anak. Akhirnya keluarga Rula ingin menetap di Jerman, tapi untuk saat ini keinginan Rula adalah bagaimana dia bisa kembali bersekolah.
“Kami tidak meninggalkan Suriah karena kami miskin. Kami meninggalkan Suriah karena kami membutuhkan pendidikan. Saya siap untuk belajar di Jerman dan saya tidak sabar menunggu masa depan saya. Saya ingin membantu anak-anak lain dari mana saja di dunia,” kata Rula.
(ameera/arrahmah.com)