Sekelompok pria mendatangi seorang penggembala di padang gurun dan memintanya untuk memberi mereka domba yang bukan miliknya. Tapi sang penggembala itu menolak. Dia tetap dengan kejujurannya dan menunjukkan keimanannya yang kuat kepada Allah. Ini adalah kejujuran dan ketaqwaan dari seorang Muslim sejati!
SubhanAllah! Allahu Akbar! penampilannya yang sederhana, tidak membuatnya melepaskan keimanannya untuk ditukar dengan uang bahkan 200.000 riyal. Imannya yang memenuhi dadanya dan ketakutannya kepada Allah tidak bisa tergantikan dengan nilai dunia. Sebuah contoh yang patut ditiru oleh kita semua.
Ini juga merupakan kisah nyata yang patut ditiru oleh para pemimpin bangsa ini, yang diserahi amanat untuk mengurus rakyat, seperti halnya penggembala itu yang diserahi amanat untuk mengurus domba-domba tuannya. Saat dia diuji untuk menukar domba yang bukan miliknya dengan uang 200 riyal dia menjawab dengan tegas, “Saya adalah penggembala untuk tuan saya, dan saya diserahi amanat untuk menjaganya.”
Ketakutan kepada Allah meluapi dadanya, membuat dunia remeh dan tidak ada arti di matanya. Sekilas bagi yang buta akan dunia menganggap penggembala ini miskin dan patut dikasihani, padahal dia adalah orang yang kaya dalam arti sebenarnya. Biasakah kita sejujur dan setaqwa penggembala yang sederhana ini?
Berikut terjemahan percakapan antara penggembala dan sekelompok pria yang sengaja menguji kejujurannya dengan berpura-pura ingin membeli domba yang bukan miliknya tersebut.
Penguji: Maukah kau menjualnya satu?
Penggembala: Tidak!
Penguji: Mengapa?
Penggembala: Ini bukan milikku untuk dijual.
Penguji: Baiklah, beri saja saya satu.
Penggembala: Saya memberimu sesuatu yang bukan milik saya, ya Syaikh?
Penguji: Tidak apa-apa, kau bilang saja kepada pemiliknya kalau dombanya hilang.
Penggembala: Saya memberi tahu dia kalau dombanya hilang? Itu HARAM! Apakah kubur memiliki pengampunan untuk “hilang” itu?
Penguji: Apa?
Penggembala: Apabila mereka meletakkanmu nanti di dalam kubur.
Penguji: Apa itu “shibr”?
Penggembala: Kubur! Apakah kubur mempunyai sesuatu yang disebut “Ia telah hilang?” Tidak ada yang disebut “Ia telah hilang”
Penguji: Maksudnya, ada pertanggungjawaban di sana?
Penggembala: Demi Allah, itu pertanggungjawaban yang sulit.
Penguji: Apa yang kau pikirkan ketika kau menggembala? Apakah kau merasa senang? Maksudnya, saat kau berjalan dengan domba-domba itu, apakah kau merasa senang dan bahagia?
Penggembala: Saya merasa senang, Alhamdulillah. Siapa saja yang mencari rezeki yang halal artinya dia bahagia.
Penguji: Baiklah, beri satu saja kepada kami, semoga Allah merahmati kedua orang tuamu.
Penggembala: Tidak, itu seperti langit yang menjejak bumi.
Penguji: Bagaimana bisa?
Penggembala: Langit dan bumi, apakah mereka saling merapat?
Penguji: Tidak.
Penggembala: Jadi, saya tidak akan memberikanmu domba saya.
Penguji: Ya Syaikh …
Penggembala: Demi Allah! Jika mau saya berikan domba saya, langit dan bumi harus merapat dulu.
Penguji: Kami akan memberimu 200 riyal.
Penggembala: Tidak mungkin, tidak mungkin langit dan bumi menjadi rapat, bukan?
Penguji: Kami akan memberimu 200 riyal.
Penggembala: Demi Allah, walaupun Anda memberi saya 200.000 riyal. Saya bersumpah demi Allah, demi Tuhannya Ka’bah. Untuk 200.000 riyal pun saya tidak akan memberikan domba saya kepadamu.
Penguji: Mengapa? Tidak ada orang yang melihatmu di sini.
Penggembala: Apa?
Penguji: Saya bilang, tidak ada orang yang melihatmu di sini, dan kami tidak akan mengatakannya kepada siapapun.
Penggembala: Allah, apakah Dia melihatku?
Penguji: Tentu saja Dia melihat.
Penggembala: Itulah! Siapa yang akan mengadili saya, Anda atau Allah!?
Ibnu Umar melewati seorang penggembala domba di gurun, Umat berkata untuk mengujinya, ” Juallah kepada kami domba-domba itu?”
Penggembala domba itu berkata, “Saya bekerja kepada seseorang dan saya diamanahkan untuk menjaga domba-domba ini.”
Kemudian Ibnu Umar berkata untuk menguji keimananannya, “Beritahu saja pemiliknya bahwa serigala telah memakannya.”
Penggembala domba yang hatinya dipenuhi oleh perasaan takut kepada Allah itu berkata, “Apa yang akan saya katakan kepada Allah?”
“Apa yang akan saya katakana kepada Allah jika saya memberitahu pemilik domba ini bahwa serigala telah memakannya?”
“Jadi apa yang akan saya katakan kepada Allah?”
“Apa yang akan saya katakan ketika anggota tubuh yang berbicara?”
Kemudian Ibnu Umar menangis, dan mengutus seseorang untuk membebaskannya.
Dan Ibnu Umar berkata kepada penggembala itu, “Kata-katamu yang telah membebaskanmu di dunia ini.”
Saya berdoa kepada Allah yang telah membebaskanmu pada hari ketika kau berjumpa dengan-Nya!
Kata-katamu itu juga yang akan membebaskanmu di Akhirat, InsyaAllah.
(ameera/arrahmah.com)