(Arrahmah.id) – Rumah sakit Indonesia yang dibangun di Gaza, Palestina, dan diresmikan pada tahun 2015 merupakan salah satu bukti nyata kepedulian rakyat Indonesia untuk Palestina.
Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), dr. Siti Fadilah Supari menceritakan kisah menarik di balik berdirinya rumah sakit Indonesia di Gaza.
Dalam video yang diunggah akun TikTok @abidzaralghifari.2020, dr. Siti Fadilah menuturkan bahwa saat dirinya masih menjabat sebagai Menkes pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjalin hubungan erat dengan menteri-menteri kesehatan dari berbagai negara, termasuk menteri kesehatan Palestina. Pada saat itu, pemerintahan Palestina dikuasai oleh Hamas.
Ketika dr. Siti Fadilah berkesempatan mengunjungi Palestina, ia bertemu dengan menteri kesehatan Palestina. Dalam pertemuan tersebut, menteri kesehatan Palestina berbisik kepada dr. Siti Fadilah dan menawarkan tanah di Gaza pada Indonesia untuk dibangun rumah sakit.
“Menteri Kesehatan Palestina itu berbisik pada saya. ‘Bu kalau saya kasih tanah di Gaza itu bisa ngga Anda bikin rumah sakit?’. ‘Terima kasih banget, benar, tanah di Gaza benar?’ (jawab saya). ‘Iya untuk Indonesia’ (kata Menkes Palestina),” cerita dr. Siti Fadilah.
Tanpa pikir panjang, ia pun langsung mengiyakan tawaran tersebut.
“Saya ngga kebayang siapa yang mau membuat rumah sakit di sana. Pokoknya saya iyakan dulu. Nanti saya cari yang bisa bikin rumah sakit di Gaza,” jelasnya.
Setelah kembali ke Indonesia, dr. Siti Fadilah pun menghubungi Jose Rizal Jurnalis, pendiri tim kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).
Dr. Siti Fadilah menuturkan bahwa dirinya telah mengenal Jose Rizal sejak tahun 2004, tepatnya sejak penanganan bencana Tsunami di Aceh.
Kepada Jose Rizal, dr. Siti Fadilah kemudian menceritakan tawaran tanah di Gaza dari Menkes Palestina untuk Indonesia guna dibangun rumah sakit.
Mendengar hal tersebut, Jose Rizal seketika mengucap syukur dengan malafalkan kalimat tahmid. Ia begitu gembira dan mengatakan kepada dr. Siti Fadilah bahwa dirinya telah lama bercita-cita membangun rumah sakit di Gaza, namun ia masih bingung mencari bagaimana cara untuk mendapakan tanah di Jalur Gaza.
Siti Fadilah merasa itu sebuah keajaiban dari Allah SWT yang telah mengabulkan dan menyambungkan harapan warga Gaza untuk memiliki Rumah Sakit dengan niat baik Jose Rizal dan jutaan warga Indonesia yang ingin membantu bangsa Palestina.
Setelah itu dengan penuh semangat Jose Rizal pun mencari pendanaan agar pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza bisa segera terealisasi. Kala itu, pemerintah Iran ingin turut serta memberikan bantuan pendanaan agar Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza bisa dapat segera di bangun.
Namun, saat itu Jose berkomitmen bahwa dana yang digunakan untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza harus murni dari rakyat Indonesia. Oleh karena itu penggalang dana pun dilakukan. Banyak masyarakat Indonesia antusias berdonasi untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Terus kita cari uang, dari tentu saja kami dari umat Islam dan dari pengajian ke pengajian kita kumpulin uang sedikit demi sedikit, dan kemudian kumpullah uang itu. Ada juga donator-donatur yang besar juga ada,” papar dr. Siti Fadilah.
Seiring waktu, Farid Thalib ditunjuk sebagai perancang desain pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Ia pun merancang bangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dengan begitu indah.
Namun saat hendak membangun, tim pembangunan menemukan persoalan ketika akan mencari pekerja bangunan yang siap tidak dibayar untuk mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
Akhirnya, Jose Rizal bertemu dengan pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah, Yaksaullah. Jose pun mengutarakan bahwa ia memerlukan banyak pekerja bangunan yang siapa tidak dibayar dan berangkat ke Palestina untuk mendirikan Rumah Sakit di Gaza.
Tak disangka, banyak orang yang mengajukan diri untuk menjadi pekerja bangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Tetapi orang-orang yang mendaftar itu tidak memiliki keahlian sebagai pekerja bangunan. Bahkan, di antara mereka adalah berprofesi sebagai pengajar. Alhasil, mereka pun mendapat pelatihan terlebih dulu sebelum diberangkatkan.
“Ternyata mujahid itu banyak, yang berani jihad fisabilillah ternyata banyak. Pada daftar. Ada guru, ada dosen, ada sarjana-sarjana semua, dan daftar. Mereka bukan tukang batu, maka mereka dilatih jadi tukang batu dulu di sini, baru diberangkatkan ke sana membangun rumah sakit Indonesia di Gaza,” ungkap dr. Siti Fadilah.
“Jadi itu yang membuat bukan tukang batu biasa lho, yang membuat bapak-bapak yang ikhlas, bapak-bapak yang memang ingin beribadah pada Allah. Mereka sangat semangat. Dan alhamdulillah, rumah sakit itu sudah jadi dua tingkat dan ketika akan dibuat tiga tingkat terjadilah perang Hamas dengan ‘Israel’ ini,” lanjutnya.
Menurut dr. Siti Fadilah, para pekerja bangunan yang telah dilatih itu memiliki mental dan semangat yang kuat. Mereka sama sekali tidak takut meski harus bekerja dengan risiko tinggi di Gaza di mana pertempuran dapat meletus sewaktu-waktu. Bahkan mereka telah siap meninggal syahid dalam misi membangun rumah sakit di Gaza.
“Itu suatu keajaiban Tuhan antara yang menerima tanah, kemudian yang berkehendak pengen bikin rumah sakit, dan kemudian tenaga kerjanya. Itu sama masing-masing tidak ada hubungan tadinya, jadi yang menghubungkan Tuhan, maka Tuhan kalau berkehendak apapun bisa terjadi, ini seperti puzzle yang disatukan,” tambah Siti.
Lebih lanjut ia menuturkan persoalan selanjutnya yang dihadapi adalah menyiapkan dokter dan tenaga medis. Sementara waktu, dokter-dokter dari Indonesia pun dikirim ke Gaza. Namun demikian, Indonesia pun mendorong agar dokter-dokter asal Palestina memiliki kemampuan lebih. Karenanya saat itu ada sepuluh orang dokter asal Palestina yang disekolahkan di Indonesia untuk mengambil spesialis terutama dokter spesialis trauma.
Dr. Siti Fadilah Supari pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar terus membantu berdonasi untuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Kami masih tetap mengharapkan bantuan Anda, bagaimana supaya rumah sakit itu bisa berjalan terus, bantuan anda sekecil apa pun akan sangat berarti bagi rumah sakit Indonesia di Gaza,” pungkasnya. (Rafa/arrahmah.id)
Masya Alloh…Allohu akbar….kisah yg sangat menakjubkan dan inspiratif