ANKARA (Arrahmah.com) – Keluarga Hashar mengatakan kepada koresponden Anadolu Agency bahwa mereka melarikan diri dari Idlib menuju Turki dalam keadaan hujan deras dan medan berlumpur, sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency, (7/3/2014).
Keluarga tersebut telah berjuang untuk bertahan hidup di bawah pengeboman rezim Suriah. Mereka terpaksa melarikan diri dari tanah air mereka setelah ayah mereka – Muhammad Hashar – tewas dua bulan lalu dalam serangan bom oleh pasukan yang setia kepada Presiden Bashar Assad.
Keluarga Hashar, yang terdiri dari tiga orang tersebut menghadapi jalan yang melelahkan, di mana ibu mereka yang sudah berusia 50 tahun harus berjalan di medan berlumpur tanpa sepatu.
Putrinya yang berusia 15 tahun tidak membawa apa-apa kecuali tas yang membawa segenap harapan dan masa kanak-kanaknya.
Hasan, anak laki-lakinya yang berusia 26 tahun, menanggung beban melindungi ibu dan adiknya selama perjalanan berbahaya mereka.
Dua kakak beradik itu sekali-kali harus berhenti sejenak menunggu ibu mereka yang sudah tua berjalan terlambat di belakang, dan Hasan akan berusaha untuk membangkitkan semangat adiknya untuk tetap kuat berjalan.
Mereka bertiga berjalan melintasi medan yang sulit dengan berjalan kaki demi untuk mencari tempat yang aman di Turki, meninggalkan segala miliknya di Suriah akibat konflik berdarah dalam kepemimpinan Presiden Bashar Assad.
Ketika mereka mendekati perbatasan Turki, anggota keluarga tersebut mencoba untuk membersihkan diri di genangan air.
Seperti keluarga Hashar, 2,5 juta warga Suriah telah mencari perlindungan di negara-negara tetangga sejak konflik meletus pada Maret 2011, sementara 3,5 juta lainnya masih berada di kamp-kamp pengungsian di Suriah.
Konflik Suriah telah merenggut lebih dari 140.000 jiwa sampai saat ini. (ameera/arrahmah.com)