MOSKOW (Arrahmah.id) — Pembakar Al Quran di Rusia yang sebelumnya dinyatakan bersalah karena aksi penistaannya, dijatuhi hukuman tambahan selama 14 tahun penjara pada hari Senin (25/11/2024). Hukuman tambahan itu dijatuhkan setelah dia dinyatakan bersalah atas pengkhianatan tingkat tinggi atas video yang ia kirim ke badan keamanan Ukraina.
Dilansir AP (26/11), Pengadilan Distrik Volgograd mengatakan Nikita Zhuravel diketahui “tidak setuju dengan arah politik Federasi Rusia” dan mengadakan korespondensi dengan perwakilan dari badan keamanan Ukraina secara daring dan melaksanakan tugas untuknya.
Pengadilan tidak memberikan rincian tentang tugas tersebut.
Jaksa penuntut mengatakan Zhuravel memfilmkan kereta yang penuh dengan peralatan militer dan pesawat tempur pada tahun 2023 dan mengirimkan video tersebut kepada perwakilan badan keamanan Ukraina.
Aktivis hak asasi manusia mengatakan Zhuravel adalah tahanan politik yang dipukuli saat dalam tahanan.
Sebelumnya, melansir Moscow Times, pada bulan Februari, pengadilan Chechnya menjatuhkan hukuman tiga setengah tahun penjara kepada Zhuravel karena menyinggung penganut agama Islam dengan membakar Al Quran di wilayah Volgograd di Rusia selatan.
Zhuravel menuduh Adam Kadyrov, putra pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov yang berusia 15 tahun, memukulinya dalam penahanan praperadilan pada bulan Agustus 2023.
Kadyrov kemudian membagikan video penyerangan tersebut, yang ditolak oleh penegak hukum untuk diselidiki.
Menyusul insiden yang dipublikasikan secara luas tersebut, beberapa otoritas regional memberikan penghargaan negara kepada putra Kadyrov.
Masih belum jelas apakah Zhuravel mengaku bersalah atas tuduhan pengkhianatan baru tersebut. Persidangannya diadakan secara tertutup, dengan Zhuravel dipindahkan dari Chechnya ke Volgograd untuk sidang yang dimulai pada tanggal 14 November. (hanoum/arrahmah.id)