KAIRO (Arrahmah.com) – Habib al-Adly, mantan Menteri Dalam Negeri rezim Mubarak, menghadapi persidangan untuk kedua kalinya. Ia dituduh telah memerintahkan menembak demonstran selama protes berlangsung di Mesir untuk menggulingkan kekuasaan Mubarak yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun.
Adly diadili besama enam rekannya, lapor agen berita Mesir pada Selasa (26/4/2011). Kasusnya akan diusut hingga akhir Mei.
Ia juga bertanggung jawab atas ketidakamanan yang berlaku setelah polisi menghilang dari jalan-jalan di Kairo pada hari-hari awal protes.
Menurut penghitungan resmi, 846 orang tewas dan ribuan lainnya terluka selama aksi unjuk rasa massal yang berlangsung 18 hari di Mesir yang akhirnya menumbangkan kekuasaan Mubarak pada 11 Februari lalu.
Adly merupakan anggota rezim Mubarak yang pertama kali menghadapi persidangan. Pengadilan dijaga dengan ketat dengan mengerahkan ratusan polisi anti-huru hara dan tank militer yang diletakkan di luar gedung pengadilan.
Al Jazeera melaporkan bahwa ini merupakan proses peradilan revolusi, di mana banyak orang berharap dapat membalaskan dendam keluarga yang kehilangan anggota keluarganya atau mengalami luka selama 18 hari aksi protes anti pemerintah.
Sebelumnya Mubarak dan kedua putranya telah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. Mereka juga ditahan selama beberapa hari untuk memudahkan pemeriksaan. Mubarak dilaporkan mengalami sakit setelah ia diperiksa pertama kali oleh otoritas atas kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan pembunuhan terhadap demonstran (haninmazaya/arrahmah.com)