JAKARTA (Arrahmah.com) – Jumlah pasien yang terinfeksi virus corona baru, COVID-19 di Indonesia bertambah menjadi 19 orang pada Senin (9/3/2020).
Lonjakan tersebut terjadi setelah 13 kasus baru diumumkan kemarin. Kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan seminggu lalu, Senin (2/3).
Seperti dilaporkan Kompas, sejauh ini 53 persen adalah laki-laki dan sisanya perempuan. COVID-19 dimulai di Wuhan, Cina pada akhir Desember lalu. Setelah itu menyebar ke seluruh dunia. Hingga saat ini sudah ada 111.354 kasus positif infeksi di seluruh dunia. Sebanyak 3.892 pasien meninggal, namun 62.375 pasien dapat sembuh.
Lalu, bagaimana cara Indonesia dalam melakukan tes pengujian kasus virus corona tersebut?
Dilakukan sehari
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed menyatakan pemeriksaan sampel tes uji virus corona membutuhkan waktu sehari. Sejak sampel diterima, uji tes hanya memerlukan waktu sehari dan kemudian langsung dapat diketahui hasilnya.
“Satu hari atau 1×24 jam sejak sampel diterima di Litbang,” ujar dr. Vivi, lansir Kompas.
Prosedur pemeriksaan spesimen dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Kementerian Kesehatan.
Adapun alat dan kemampuan di lab Balitbangkes Kemenes disebutkan sudah terstandar World Health Organization (WHO).
Alur pemeriksaan
Bagaimana alur pemeriksaan di lab Litbangkes? Prosedur pemeriksaan spesimen di Lab Badan Litbangkes mulai dari Penerimaan Spesimen, Pemeriksaan Spesimen, dan Pelaporan.
Sebelumnya spesimen diambil dari rumah pasien di rumah sakit rujukan. Kemudian spesimen dikirim ke Lab Badan Litbangkes. Spesimen yang diterima tidak hanya 1 spesimen, tapi minimal 3 spesimen dari 1 pasien.
Pemeriksaan spesimen
Di tahap ini, spesimen yang diterima diekstraksi untuk diambil RNA-nya atau asam ribonukleat.
Dilansir Britannica, RNA adalah senyawa kompleks dengan berat molekul tinggi yang berfungsi dalam sintesis protein seluler dan menggantikan DNA (asam deoksiribonukleat) sebagai pembawa kode genetik pada beberapa virus.
Setelah mendapatkan RNA, spesimen kemudian dicampurkan dengan Reagen untuk pemeriksaan dengan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (PCR).
PCR adalah pemeriksaan dengan teknologi amplifikasi asam nukleat virus untuk mengetahui ada tidaknya virus/DNA virus dan untuk mengetahui genotipe virus.
Genotipe virus bisa diketahui dengan melakukan sekuensing DNA. Setelah itu dimasukkan ke mesin yang gunanya untuk memperbanyak RNA supaya bisa dibaca oleh alat spektrofotometer.
Hasil tes
Setelah dilakukan serangkaian tahapan tersebut, hasilnya akan muncul berupa tanda positif dan negatif virus corona.
Positive control digambarkan dengan kurva sigmoid, sedangkan negative control tidak terbentuk kurva (hanya datar). Itu adalah satu quality assurance untuk memastikan apakah yang diperiksa benar corona atau tidak.
Untuk mengerjakan pemeriksaan spesimen banyak hal yang harus dipenuhi sebelum menyatakan sampel yang diperiksa positif atau negatif. Jadi apabila positif corona, sampel tersebut akan menyerupai dengan positive control-nya. Setelah itu memasuki tahap pelaporan.
Kasus positif dilaporkan setelah semua alur dilalui.
Kepala Bidang Humas Kementerian Kesehatan Busroni menjelaskan cara tes virus corona di Indonesia yang dilakukan saat ini masih sama seperti saat belum ada kasus positif virus corona di Indonesia.
“Ya benar, masih sama,” ujarnya pada Kompas. (haninmazaya/arrahmah.com)