JAKARTA (Arrahmah.com)– Kiai Ma’ruf Amin kecewa berat melihat Polri membebaskan 51 pria yang diduga gay, yang dijaring dalam operasi penggerebekan di wahana kebugaran T1 spa di Ruko Plaza Harmoni.
Menurut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini, para gay itu mesti dibina, diarahkan dulu agar kembali ke jalan yang benar, jangan dilepaskan begitu saja. MUI siap dilibatkan dalam program pembinaan para gay tersebut.
Seperti diketahui, Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat membebaskan 51 orang pria yang diduga gay, yang dijaring dalam operasi penggerebekan wahana kebugaran T1 spa di Ruko Plaza Harmoni. Dari 51 pria yang dibebaskan itu, tujuh orang di antaranya adalah warga asing.
Empat orang dari Cina, satu dari Singapura, satu dari Thailand, dan satu lagi dari Malaysia. Polisi telah menetapkan enam orang sebagai tersangka.
“Acara gay itu kan memang harus dilarang, karena kita bersama-sama sudah tahu dan sudah menjadi pengetahuan umum juga bahwa gay menimbulkan banyak masalah. Dan membiarkan gay bebas melakukan aktivitasnya bisa menimbulkan dua masalah,“ jelas Kiai Ma’ruf Amin
Yang pertama, lanjutnya, aktivitas gay yang dibiarkan tentu akan merusak moral, lalu yang kedua akan menimbulkan reaksi keras dari masyarakat.
“Makanya menurut saya harus berhati-hati dalam menyikapi fenomena gay ini,“ ujarnya.
Kiai Maruf menegaskan bahwa polisi harus memberikan penjelasan kepada masyarakat kenapa para gay yang sudah tertangkap itu kok dibebaskan begitu saja? Penjelasannya harus masuk akal, jangan sampai masyarakat nanti justru akan mempersoalkan alasan dari kepolisian itu. Kalau pemilik (spa) wajar kalau ditahan. Tapi gay ini kan memang sudah dilarang.
“Mereka telah melakukan kegiatan-kegiatan penyimpangan seksual. Kan kita juga sudah tahu kalau perilaku gay ini adalah penyimpangan seksual, bukan hanya berzina tapi penyimpangan juga. Jadi kalau misalnya masalah gay ini tidak dilakukan penertiban, masyarakat akan marah nanti,“ lanjutnya.
Dia menegaskan bahwa para gay itu tidak boleh memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri atau menambah kelompok, karena nanti bisa meresahkan masyarakat, lansir Rmol.
(ameera/arrahmah.com)