BOGOR (Arrahmah.com) – Wakil Ketua Umum Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) KH Cholil Ridwan mengatakan, umat Islam selama ini masih mengabaikan sejumlah sunnah Nabi yang paling utama.
“Sunnah pertama yang kita abaikan selama ini yaitu hanya mengenal Muhammad sebagai sebagai Nabi, tapi masih banyak yang belum mengenal betul bahwa beliau adalah seorang kepala negara, hakim agung, bahkan penglima perang,” ujar Kyai Cholil saat mengisi tabligh akbar shubuh berjamaah di Masjid Az Zikra Sentul Bogor, Jawa Barat, Ahad (19/3/2017).
Menurut Pimpinan Ponpes Husnayain ini, sunnah kepemimpinan inilah yang sering ditinggalkan. “Akhirnya pengabaian ini mengakibatkan kita lemah dalam aspek politik,” katanya.
Sunnah kedua, kata Kyai Cholil, yaitu fungsi Masjid sesuai contoh Nabi dan para sahabat.
“Ketika negara Islam terbentuk di Madinah, pusat pemerintahan itu di masjid, bahkan masjid jadi markas militer. Darimana kita tahu, Nabi dan Khilafaur Rasyidin tidak membuat istana atau kantor, tetapi masjid digunakan untuk kegiatan politik. Jadi sangat tidak betul kalau dalam masjid tidak boleh bicara politik, Rasul itu dalam setiap khutbahnya menyampaikan perintah politik,” jelasnya.
“Oleh karena itu, kalau kita mengikuti sunnah Nabi seharusnya yang berkhutbah saat shalat Jumat adalah Presiden, Gubernur, Panglima TNI, Kapolri,” tambahnya.
Sunnah berikutnya adalah fungsi Alquran. Kata Nabi, akan datang suatu zaman Al-Quran itu tinggal tulisan, dan Islam tinggal nama.
“Al-Quran itu bukan hanya untuk dibaca, tetapi fungsi utama adalah sebagai hukum yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Jadi kita harus berupaya memperjuangkan aturan Al-Quran diberlakukan, dan kita bisa memperjuangkannya secara konstitusional,” tutur Kyai Cholil.
Dan yang selanjutnya adalah sunnah jihad fii sabilillah. “Nabi itu panglima yang sering memimpin perang, ini juga sering dilupakan. Dan saat ini kita bisa melakukan jihad politik, jihad konstitusional dengan memenangkan pemimpin muslim yang ideologis,” tandasnya.
Oleh karena itu, Kyai Cholil berpesan, inilah yang menjadi tugas para ulama sebagai pewaris Nabi untuk mengembalikan sunnah-sunnah Nabi yang utama tersebut.
(ameera/arrahmah.com)