JAKARTA (Arrahmah.com) – Umat Islam Indonesia, khususnya Persyarikatan Muhammadiyah. kehilangan Salah satu kader terbaiknya, Dr. Ki Ageng Abdul Fatah Wibisono, Ketua PP Muhammadiyah telah berpulang ke rahmatullah pada Hari Ahad (13/01/2013) ba’da Subuh. Almarhum meninggal dalam usia 55 tahun, setelah dirawat intensif selama kurang lebih 2 bulan di RS Islam Jakarta.
Hal itu disampaikan Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI), Ustadz Fahmi Salim Lc kepada arrahmah.com, melalui pesan BBM, Senin (14/01/2013) pagi.
“Beliau adalah sosok ulama yang tawadhu’ dan luwes bergaul tetapi sangat kuat memegang prinsip,” ujarnya.
Lebih dari itu, menurut Ustadz Fahmi menceritakan, Ki Ageng Abdul Fatah dikenal publik luas sebagai jubir Muhammadiyah yang kuat dalam memegang prinsip dan santun menyikapi dan menyampaikan perbedaan pendapat.
“Beliau dikenal tidak bisa kompromi dengan hal-hal yang menyimpang seperti Syiah,” jelas Fahmi lagi.
Anggota Komisi Pengkajian dan Fatwa MUI Pusat ini menjelaskan, di lingkungan Muhammadiyah, almarhum bahkan dikenal sosok yang kuat dan tegas menentang pembukaan Iran Corner di Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka (UHAMKA) di Jakarta. “Beliau saat itu yakin, Iran Corner akan dijadikan corong dakwah ajaran Syiah meski pada awalnya tampil berwajah akademis dan kultural,” ceritanya.
Ia mengungkapkan pernah Ki Ageng memberikan nasehat kepadanya saat berada dalam satu kesempatan acara “Dialog Antar Mazhab Konstruksi Relasi Sunni dan Syiah di Indonesia” yang diadakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah tanggal 18 September 2012.
Ki Ageng yang ditugaskan menyampaikan Sambutan atas nama PP Muhammadiyah berulang kali membisikkan kepada Ustadz Fahmi Salim, “Ustad silakan bicara yang tegas dan keras mengkritik Syiah di forum ini mewakili Muhammadiyah,” cerita Fahmi Salim mengutip Ki Ageng.
“Suatu pernyataan yang hemat saya tidak main-main dan mencerminkan keteguhan prinsip yang almarhum pegang sebagai ulama yang disegani di lingkungan Muhammadiyah. Allahumma ighfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)