(Arrahmah.com) – Tidak terasa hari raya Idul Fithri tahun ini telah tiba. Segenap umat Islam di seluruh dunia merayakan. Tak terkecuali para Mujahidin di medan Jihad. Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban Mullah Muhammad Umar Mujahid menyampaikan pesan-pesan Idul Fithri kepada seluruh umat Muslim di dunia, khususnya kepada rakyat Muslim Afghanistan, yang dipublikasikan oleh Voice of Jihad.
Dalam khutbahnya tahun ini, pemimpin IIA yang sering lebih dikenal sebagai Mullah Umar mengucapkan selamat hari raya Idul Fithri dan menyampaikan beberapa pesan penting bagi kaum Muslimin, terkhusus Mujahidin. Mullah Umar menyampaikan bahwa jihad adalah kewajiban setiap individu Muslim pada saat ini, berdasarkan fatwa syariah. Oleh karena itu Ia bersama rakyat Muslim Afghan dan Mujahidinnya akan terus melanjutkan jihad mereka dalam melawan penjajah asing hingga penjajajahan di Afghanistan berakhir dan sistem Islam ditegakkan di seluruh Afghanistan. Mullah Umar mengingatkan umat Islam, khususnya Mujahidin, tentang propaganda-propaganda musuh yang selalu mencoba untuk melemahkan perjuangan dan memecah belah kaum Muslimin. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya persatuan umat dan Mujahidin dalam perjuangan menegakkan Islam.
Tidak lupa, Mullah Umar juga menjelaskan tentang pentingnya strategi politik dalam perjuangan ini, sebagaimana Rasulullah ﷺ pun melakukan strategi politik dalam perjuangannya menegakkan Islam. Ia membantah tuduhan-tuduhan tidak benar dari sejumlah pihak bahwa beberapa anggota Mujahidin IIA menjadi agen inteijen Pakistan dan Iran. Adapun hubungannya dengan beberapa negara, Mullah Umar menegaskan posisi pemerintahannya yang senantiasa berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga, regional dan dunia.
Lebih lanjut, amir IIA tersebut menyampaikan bahwasannya IIA tidaklah anti teknologi dan ilmu pengetahuan modern. Justru, IIA telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di masyarakat Afghan sebab bagian ini merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan Islam. Harus ada di antara umat Islam yang menguasai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai persiapan menghadapi musuh dan agar tidak tergantung kepada ahli-ahli dari kalangan musuh.
Di akhir khutbahnya, Mullah Umar mengingatkan umat Islam, khususnya Mujahidin, agar selalu berniat untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjaga persatuan dan persaudaraan supaya dikaruniai kemenangan oleh Allah. Dan tetap berlaku lemah lembut dalam menghadapi manusia serta meningkatkan dukungan mereka kepada Mujahidin baik fisik maupun finansial dalam upaya menegakkan syariat Allah di muka bumi ini. Berikut terjemahan lengkap khutbah Idul Fithri Mullah Muhammad Umar Mujahid:
*******
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
الحمد لله رب العلمین و الصلوة والسلام علی سیدالأنبیاء والمرسلین محمد وعلی آله وأصحابه أجمعین وبعد قال الله تعالی :
(أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ] (الحج:39].
“Telah diizinkan [berperang] bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. Al-Hajj:39)
Kepada seluruh Ummat Muslim, khususnya kepada rakyat Muslim dan Mujahid Afghanistan.
السلام علیکم ورحمة الله وبرکاته
Saya ingin mengucapkan selamat kepada Antum (Anda) sekalian pada kesempatan yang penuh harapan ini dengan doa tulus terbaik saya, baik hari raya ‘Idul Fitri dan penaklukkan-penaklukkan yang signifikan di medan Jihad. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima semua ibadah, shodaqoh, dan perbuatan baik Antum sekalian di bulan suci Ramadhan. Aamiin.
Semua penaklukkan-penaklukkan ini adalah hasil dari pertolongan Allah Ta’ala yang tak henti-hentinya yang diikuti oleh pengorbanan, usaha keras dan dukungan tak terhitung dari rakyat Mujahid Afghan. Saya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk membalas semua pengorbanan dan jasa mereka.
Ini adalah momen rasa syukur yang dalam dan kehormatan besar bagi saya untuk berbagi perasaan saya dengan Antum sekalian terkait hari yang disucikan dan diberkahi dalam Agama Islam yang suci ini. Umat Muslim memberikan selamat satu sama lain pada hari ini, berdoa untuk kesejahteraan mereka dan mengekspresikan ketulusan, rasa persaudaraan dan simpati mereka dalam suasana ukhuwah fiddin [Al-Islam] –rasa persaudaraan sesama umat Islam-.
Dalam kesempatan ini, saya ingin untuk menjelaskan beberapa masalah terkait perjuangan Jihad Imarah Islam Afghanistan pada masa lalu dan saat ini.
1. Invasi Afghanistan oleh aliansi penjajahan yang dipimpin oleh Amerika pada kenyataannya adalah agresi brutal secara eksplisit, bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, terhadap Umat Muslim yang tak terpisahkan, dan kemudian inisiasi Jihad suci melawan agresi ini menjadi kewajiban individu yang mengikat kita. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
(وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ…] (البقرة:190 ]
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, [tetapi] janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah:190)
Hal itu sesuai dengan kewajiban agama ini bahwa lebih dari lima lima ratus ulama di negara kami mengeluarkan fatwa Jihad suci bagi Imarah Islam [Afghanistan] yang kemudian diterima oleh para ulama yang lurus di seluruh dunia.
Dipandang dari sudut fatwa agama ini, Jihad saat ini adalah wajib karena sejak dimulainya penjajahan asing, tanah air Muslim Afghanistan kami masih berada di bawah penjajahan dan baik darat mupun lautannya dikendalikan oleh para penjajah. Satu-satunya perbedaan kecil adalah bahwa setelah menderita banyak korban dan kerugian finansial, pasukan penjajah asing telah mengurangi jumlah mereka dan telah membatasi diri mereka untuk menjaga ketat pangkalan-pangkalan, mengisi kekosongan ini dengan beberapa tokoh-tokoh terkenal dari masyarakat kami [Afghan], pasukan tentara bayaran yang dilatih oleh agen-agen intelijen asing dan beberapa para pemuda naif dalam aparat keamanan Afghanistan yang secara keuangan, logistik dan bahkan didukung langsung oleh pasukan penjajah ketika ditekan [diserang] oleh Mujahidin. Oleh karena itu, ini masih merupakan kewajiban bagi kami untuk melanjutkan Jihad kami yang sakral, untuk membebaskan tanah air kami tercinta dan mengembalikan sistem Islam.
Memang benar bahwa daerah-daerah besar di negara ini telah dibebaskan oleh Mujahidin, tetapi perjuangan Jihad kami akan terus berlanjut hingga penjajahan kafir di negara kami berakhir dan sistem Islam yang murni ditegakkan.
2. Bersamaan dengan jihad senjata, upaya politik dan jalan damai demi mencapai tujuan yang sakral ini adalah prinsip Islam yang sah and sebuah bagian yang tak terpisahkan dari politik Nabawi. Sebagaimana pemimpin kita yang maksum, Nabi tercinta ﷺ, ketika aktif terlibat perang melawan kaum kafirin di medan “Badar” dan “Khaibar”, beliau sekaligus berpartisipasi dalam perjanjian yang bermanfaat bagi umat Muslim, mengadakan pertemuan dengan para utusan orang-orang kafir, mengirim pesan dan delegasi kepada mereka dan dalam berbagai kesempatan bahkan melakukan kebijakan pembicaraan face to face dengan pihak-pihak kafirin yang terlibat perang.
Jika kita melihat pada aturan-aturan agama, kita bisa menemukan bahwa pertemuan dan bahkan interaksi damai dengan para musuh bukanlah hal yang terlarang tetapi apa yang diharamkan adalah menyimpang dari cita-cita luruh Islam dan melanggar fatwa-fatwa agama. Oleh karena itu tujuan dibalik upaya politik kami serta kontak dan interaksi dengan negara-negara di dunia dan rakyat Afghan kami sendiri adalah untuk mengakhiri penjajahan ini dan untuk menegakkan sistem Islam yang independen di negara kami. Ini adalah hak sah kami untuk memanfaatkan semua jalur hukum karena dengan menjadi sususan yang terorganisir dan bertanggung jawab, kami bertanggung jawab kepada rakyat kami, kami adalah bagian tidak terpisahkan dari masyarakat dan mengandalkan satu sama lain. Seluruh anak bangsa dan Mujahidin harus yakin bahwa dalam proses ini, saya akan membela hak-hak hukum dan sudut pandang kita dengan teguh dan di manapun. Kami telah mendirikan Kantor Politik untuk urusan-urusan politik, dipercayakan dengan tanggung jawab pengawasan dan melakukan semua aktifitas politik.
Kami menekankan pada kesatuan front Jihad di Afghanistan karena pertama, ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kedua, buah dari kesuksesan Jihad melawan Uni Soviet hilang sebagai konsekuensi tak terelakkan dari banyaknya faksi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman mengenai front Jihad:
(إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ) (4 الصف)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Shaf: 4)
Dalam kesempatan yang lain, Al-Qur’anul Karim dengan tegas melarang dari semua perselisihan, perbedaan dan saling berselisih dalam ayat eksplisit berikut:
( وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ( 46 الانفال)
“Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal:46)
Dan Nabi kita ﷺ bersabda:
{لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ {رواه البخاري
“Tidaklah seorang mukmin tersengat bisa dari satu lubang yang sama sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari)
Karena mempertahankan persatuan front Jihad di negara kami adalah kewajiban agama, oleh karena itu kami mengarahkan seluruh Mujahidin untuk menjaga persatuan dan dengan tegas mencegah semua elemen yang berupaya untuk menciptakan perbedaan, merusak front Jihad ini atau mencoba untuk membubarkan Mujahidin.
4. Nabi Muhammad ﷺ mengatakan:
( الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا” وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، “بِحَسْبِ امْرِئٍ مِن الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ ) رواه مسلم و احمد
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada di sini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya.” (HR. Muslim)
Mengingat sabda Nabi kita ﷺ dan karena kita bagian dari anggota masyarakat Muslim, kita memandang setiap Muslim sebagai saudara kita dan kita secara resmi mengakui hak-hak yang sah dari semua warga Afghanistan termasuk minoritas sebagai tugas agama kami.
Pembentukan Imarah Islam Afghanistan yang terdiri dari orang-orang saleh dan terpelajar dari semua bidang dan dari seluruh wilayah dari negara kita. Kita belajar banyak dari pengalaman sebelumnya selama 36 tahun. Terutama dari tanggung jawab yang dipikul selama dua puluh tahun terakhir, maka tidak ada yang harus khawatir tentang apa yang akan terjadi jika Imarah Islam maju meraih kekuasaan. Saya meyakinkan Antum sekalian bahwa perubahan yang akan datang sama sekali tidak menyerupai situasi setelah runtuhnya rezim komunis ketika semuanya terbalik. Tidak ada perbedaan pendapat dalam komandan-komandan Jihad seperti di masa lalu.
Kali ini, setiap perkembangan di seluruh negeri akan dipertahankan, aset nasional dan prestasi sektor swasta akan dipertahankan, martabat semua individu dan masyarakat dari negara akan dihormati, pemerintah Afghanistan yang akuntabel, transparan, profesional dan inklusif akan dipersiapkan untuk memenuhi kedua kebutuhan; baik kebutuhan duniawi maupun kebutuhan ukhrowi (agama) dari bangsa Afghanistan. Kami selalu mencoba, di bawah landasan cahaya prinsip-prinsip Islam dan kepentingan bangsa, untuk menjaga hubungan baik dan timbal balik dengan semua negara tetangga, negara-negara regional dan dunia sehingga negara Afghanistan akan mengamankan kecurigaan pihak eksternal serta perbedaan internal.
5. Beberapa kalangan menuduh Mujahidin menjadi agen dari Pakistan dan Iran. Ini merupakan vonis yang tidak adil sama sekali karena tidak ada sejarah masa lalu maupun keadaan yang berlaku saat ini yang membuktikan pernyataan ini. Sejarah yang akan datang juga akan menjadi saksi terhadap tuduhan palsu itu, in syaa Allah.
Namun demikian, bahwa kita telah berusaha menjaga hubungan baik, tidak hanya dengan Pakistan dan Iran, tetapi juga negara-negara tetangga lainnya itu adalah fakta. Sama seperti terhadap orang-orang Pakistan dan Iran, kami telah menjadi simpatisan baik dari semua pihak dan negara tetangga, negara-negara regional dan dunia. Dan kami bertekad untuk mengejar kebijakan yang bijaksana ini.
Kami menyerukan kepada semua orang yang memiliki kecerdasan untuk tidak tertipu oleh propaganda tak berdasar dari intelijen musuh. Daerah Imarah Islam yang luas menyebar dari Badakhshan hingga Kandahar, dari Faryab ke Paktia, dan dari Herat ke Nangarhar, yang hampir meliputi seluruh negara dapat dibebaskan tanpa dukungan asing. Jika bantuan luar negeri sedemikian efektif maka itu dapat mengobati luka pemerintahan Kabul yang menikmati dukungan tak terbatas dari lima puluh negara.
Mereka bebas mendapatkan senjata dan tenaga kerja dari luar negeri, bahkan para pemimpin mereka dibesarkan dan dilatih oleh orang asing. Tapi tak satu pun dari ketentuan tersebut dapat memberikan stabilisasi bagi mereka, bukannya malah kehilangan wilayah setiap hari. Oleh karena itu, jika kita tidak didukung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala serta umat yang saleh dan bersemangat dalam Jihad, bagaimana mungkin bagi kita untuk melakukan perlawanan yang tak seimbang ini secara berkelanjutan selama empat belas tahun terhadap kekuatan militer utama dunia dengan dukungan signifikan dan dukungan diam-diam salah satu atau dua negara tetangga? Tidak diragukan, tak ada pikiran waras yang akan pernah menerima omong kosong ini.
Oleh karena itu saudara-saudara Muslim kami, baik yang dekat maupun yang jauh, janganlah menjadi korban propaganda musuh. Karena musuh tidak hanya licik, tetapi juga cerdas dan memiliki perlengkapan yang baik. Mereka mampu menyampaikan dan menyebarkan rumor dan propaganda terhadap umat Islam dan gerakan Islam kepada seluruh dunia. Oleh karena itu semua umat Islam harus tetap waspada dan cerdas dilengkapi dengan kekuatan iman dan ketajaman spiritual.
6. Beberapa orang, tanpa memiliki bukti yang jelas, menuding bahwa Imarah Islam menentang semua perkembangan terbaru, teknologi dan sumber daya modern. Padahal, biaya pengeluaran secara keseluruhan pada sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lebih besar dari madrasah agama tradisional pada masa pemerintahan Imarah Islam. Sebanyak 20% dari anggaran Imarah Islam dialokasikan untuk pendidikan dan pelatihan. Studi Kontemporer direkomendasikan oleh para ulama kita karena hal itu wajib menurut ajaran Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Kitab Suci-Nya:
(وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ… (الانفال 60-
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu…” (QS. Al-Anfal:60)
Ayat di atas menekankan pada setiap kemungkinan persiapan untuk melawan musuh. Dan karena Jihad adalah kewajiban yang sangat diperlukan untuk umat Islam saat ini, maka teknologi modern untuk memerangi musuh tidak bisa didapatkan atau dimanfaatkan tanpa memiliki pengetahuan sebelumnya dari ilmu modern dan percobaan-percobaan ilmiah terbaru.
Demikian pula pengobatan luka Mujahidin dan perawatan kesehatan umat, membebaskan diri dari ketergantungan musuh dalam hal teknis, industri, pertanian dan berbagai kehidupan lainnya serta melayani kaum Muslimin secara benar dan program swasembada masyarakat Islam memerlukan keunggulan kami dalam ilmu pengetahuan yang modern. Ini adalah aturan mapan dalam hukum Islam bahwa memenuhi sesuatu perkara yang wajib adalah wajib.
Oleh karena itu Imarah Islam menyadari nilai dan pentingnya ilmu modern dan sumber dalam penegakan hukum Syariah kami. Buktinya adalah bahwa Mujahidin memfasilitasi penelitian baik ilmu agama dan ilmu modern bagi generasi muda tanah air kita tercinta di semua wilayah di bawah kendali mereka.
7. Saya ingin mengingatkan semua Mujahidin bahwa jika mereka mematuhi dua hal maka kemenangan akhirnya akan menjadi milik mereka. Pertama, mereka harus bertujuan untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua perbuatan mereka. Mereka harus mempertahankan loyalitas mereka pada keimanan mereka, Imarah Islam dan para pemimpin mereka yang mengikuti panduan Kitab Suci Al-Qur’an.
(يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُواْ اللَّهَ یَنصُرْکمْ وَ یُثَبِّتْ أَقْدَامَکمْ (محمد 7
“Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
Kedua, Nabi kita (ﷺ) bersabda:
(لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَلم يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا (ترمذي
“Mereka yang tidak memiliki belas kasihan pada anak-anak dan tidak menghormati orangtua bukanlah termasuk golongan kami.” (HR. Tirmidzi)
Jadi, jika Antum sekalian berurusan dengan orang-orang berlemah-lembutlah, lakukan dengan cinta dan sopan santun. Perlakukan orang tua mereka sebagai orang tua Antum sendiri dan anak-anak mereka sebagai saudara dan anak-anak Antum sendiri. Perlindungan dari nyawa dan harta orang-orang sipil (yang tidak memerangi Imarah) adalah tanggung jawab keislaman dan kemanusiaan Antum.
Terutama dalam perencanaan militer Antum, ambillah semua tindakan yang memungkinkan untuk menghindari kerugian sipil dan korban. Jika Antum melirik sejarah, dengan jelas akan terlihat bahwa orang yang telah mengkhianati agama suci Allah atau telah dipandang rendah oleh bangsa ini karena telah gagal dalam perkara ini.
Nabi Muhammad ﷺ mengatakan:
(أکمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا) (رواه ابوداود)
“Yang paling sempurna di antara orang-orang mukmin adalah yang paling bagus akhlaknya.” Diriwayatkan oleh Abu Daud.
Maka, raihlah kemenangan atas bangsa ini dengan perilaku yang baik.
8. Wahai Mujahidin! Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka lebar-lebar pintu kemenangan untuk Antum, lakukan yang terbaik untuk mengundang dan membimbing lawanmu ke jalan yang benar dan berikan mereka kondisi hidup yang aman dan terhormat. Alih-alih membunuh mereka, lebih baik mendakwahi mereka supaya bergabung dengan komunitas kita. Kita pasti akan merasa menderita karena adanya janda dan anak yatim mereka. Orang-orang yang mengendalikan amarah dan memaafkan mereka dijunjung tinggi oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala sebagaimana firman Allah:
(وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ) آل عمران (134)
“Dan orang-orang yang menahan amarah, dan mengampuni manusia, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Imran:134)
9. Muslim dari seluruh dunia dan khususnya umat Islam di Afghanistan diminta untuk meningkatkan dukungan fisik dan keuangan mereka kepada Mujahidin ditengah proses kemenangan saat ini, karena pada saat yang sama kita terus-menerus diberkahi dengan perpanjangan waktu selama empat belas tahun terakhir. Antum harus ingat bahwa Jihad adalah kewajiban individu bagi setiap Muslim. Jika salah seorang tidak dapat berpartisipasi dalam bidang Jihad fisik, ia dapat melaksanakan tugasnya dengan memperluas dukungan finansial atau politik atau budaya dengan Mujahidin. Nabi kita ﷺ mengatakan:
(مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا (متفق علیه
“Barang siapa yang membekali pejuang di jalan Allah maka sungguh ia telah berperang, dan barang siapa yang menyantuni keluarganya dengan kebaikan maka sungguh ia telah berperang.” (Muttafaq alaih)
10. Untuk mengakhiri pidato ini, saya meminta semua pemimpin dan umat Islam sedunia untuk menjaga persatuan dan persaudaraan di antara mereka sendiri dan tidak membiarkan perbedaan internal untuk melemahkan barisan mereka. Kebijakan toleransi, kesabaran, kecerdasan dan ketaatan pada syariah Islam harus diadopsi.
Saya ingin mengingatkan semua saudara kita yang bersimpati pada jihad untuk memperluas dukungan penuh mereka kepada keluarga korban dari para syuhada, tahanan, anak yatim yang cacat, fakir miskin dan Mujahidin di garis depan yang berjaga selama hari-hari bahagia Idul Fitri. Mereka seharusnya tidak ditinggalkan sendirian dan harus selalu disokong karena itulah sumber kesuksesan dan kemakmuran di dunia ini juga dunia akhirat. Saya mengharapkan yang terbaik kepada Antum semua, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an:
(وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الحج – 77
“… dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj:77)
Sekali lagi, saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri pada kesempatan yang berbahagia ini, semoga Allah Subahanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah kita semua.
Wassalam.
Khadimat Islam,
Amirul Mukminin
Mullah Muhammad Umar Mujahid
27/1436
14/7/2015
(siraaj/banan/arrahmah.com)