Oleh: Ustadz Irfan S. Awwas
(Arrahmah.id) –
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأُمَّتِهِ الْمُطِيْعِيْنَ. قال تعالي: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيْمًا.أَمَّا بَعْدُهُ : أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ… اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاَ , لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maásyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Mengawali khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran Ilahi dengan mengucapkan, “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin”. Segala ungkapan puji dan syukur kita tujukan hanya kepada Allah, Pengatur dan Penguasa alam semesta. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa jualah, maka pada hari ini, 1 Syawal 1445 H bertepatan dengan 10 April 2024 M, kita dapat menjalankan perintah agama, yaitu melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di tempat ini, sebagai penyempurnaan dari ibadah puasa ramadhan yang telah kita lakukan selama sebulan penuh.
Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, yang dengan perantaraan beliau Allah SWT sebarkan rahmat dan karunia-Nya; kemudian merekomendasikan beliau sebagai uswah hasanah, contoh terbaik, bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini dengan benar dan berfaedah. Oleh karena itu, segala ucapan, perbuatan serta akhlak beliau, wajib bagi umat Islam untuk menjadikannya tauladan amal shalih dalam menelusuri jalan lurus menuju keridhaan Allah SWT.
Sesungguhnya Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, sangat mencintai hamba-hambaNya. Sebab Allah telah memuliakan kita dengan anugerah mengenal-Nya. Allah mencintai kita, sebab Allah telah memuliakan kita dengan anugerah berdiri di hadapan-Nya. Allah mencintai kita, sebab Allah telah memuliakan kita dengan anugerah sujud kepada-Nya. Kita sujud menyentuh bumi, namun do’a kita menembus langit.
Dengan demikian, tidakkah kita ingin membalas cinta Allah SWT, dengan meningkatkan takwa kepada-Nya, agar kita diberi hidayah dalam memilih jalan hidup yang benar? Diberi petunjuk dan kecerdasan dalam menghadapi ujian hidup, apalagi menyangkut anak dan harta, lebih-lebih terkait bangsa dan negara, manusia seringkali bingung dan sulit menentukan sikap. Diberi karunia berupa furqan, yakni kemampuan membedakan antara yang hak dan batil, sebagaimana arahan wahyu Ilahi dalam firman-Nya,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Wahai kaum mukmin, jika kalian taat kepada Allah, pasti Allah akan memberikan kepada kalian kecerdasan untuk membedakan antara yang benar dengan yang batil. Allah akan menghapuskan semua dosa kalian dan mengampuni kalian. Allah memiliki rahmat yang sangat besar. (QS Al-Anfal [8] : 29)
Amanah Dikhianati
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Kesabaran bangsa Indonesia kini benar-benar sedang diuji, terutama akan hadirnya pemimpin negara yang baru, seperti diumumkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) pada pertengahan ramadhan, tepatnya 20 Maret 2024 lalu.
Pasca pengumuman tersebut, rakyat Indonesia berharap Presiden terpilih adalah figur pemimpin negara yang berintegritas, bijaksana, adil dan beradab serta bertanggung jawab. Rakyat semua berharap agar pemimpin terpilih perhatian terhadap aspirasi rakyat, menerapkan keadilan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjaga stabilitas dan kedaulatan negara.
Namun menyaksikan proses yang terjadi sebelum, ketika, dan setelah Pemilu, harapan itu bagai menegakkan benang basah. Artinya, harapan yang sia-sia karena mustahil untuk dilakukan. Bermunculannya serentetan dosa dan aib politik mengikuti pemilu pilpres, salah satu alasannya.
Belum usai masalah dinasti kekuasaan berbasis KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), penolakan DPR pindah kantor ke IKN, munyusul isu ‘rekening Kantong Semar.” Yaitu, rekening yang diduga untuk mengelola uang haram berjumlah trilyunan rupiah, yang dimiliki oleh para terduga/terdakwa korupsi. Rekening kantong semar merupakan tindak pidana pencucian uang (TPPU) para koruptor, yang bersekongkol dengan sejumlah artis, termasuk penceramah agama terkenal.
Di tengah protes hasil pemilu yang ditengarai curang alias tidak jurdil, kita mempertanyakan nasib kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. Kita khawatir, kemana orientasi politik dan ideologi para pemimpin terpilih. Apakah akan menyelenggarakan pemerintahan mengikuti petunjuk Allah SWT yang telah memberikan nikmat kemerdekaan, seperti termaktub dalam pembukaan UUD 1945? Ataukah, Indonesia ke depan akan mengikuti budaya sesat oligarki, berkiblat ke China komunis, atau menjadi proxy war zionis Yahudi?
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, sebab calon penguasa baru, dalam lawatannya ke China, 1 April 2024, berjanji akan belajar mengelola negara dari partai komunis China.
“Saya sangat mengagumi pencapaian rakyat China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, dan saya ingin belajar dari pengalaman Partai Komunis China dan memperdalam pertukaran pemahaman dalam tata kelola pemerintahan,” ungkap Prabowo Subianto.
Janji politik semacam ini, jelas sangat berbahaya bagi eksistensi NKRI yang berdasarkan Ketuhanan YME. Lalu kemana Pancasila akan dibawa, apakah akan dijadikan trisila atau ekasila yang anti agama versi komunis?
Sungguh mengkhawatirkan, apabila Allah SWT murka gegara pemimpinnya yang buruk, ditinjau dari sudut pandang konstitusi maupun kitab suci. Marilah kita mengambil ibrah dari sebuah kisah dalam kitab Al-Uqubat, karya Ibnu Abi Ad-Dunya. Dari Qatadah, bahwasanya dulu Nabi Musa As pernah bertanya pada Rab-nya.
“Wahai Rabb ku, Engkau ada di langit, sementara kami ada di bumi. Maka berikan kami tanda dengan apa Engkau murka, dan bagaimana Engkau ridha?”
Allah SWT menjawab: “Jika orang-orang terbaik di antara kamu yang memimpin kalian, itu lah tanda bahwa Aku ridha. Namun jika orang-orang terburuk yang memimpin kalian, itulah tanda Aku murka.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Dosa politik terbesar yang dilakukan para pemimpin bangsa Indonesia, adalah mengkhianati janji konstitusi dan mengingkari sumpahnya pada Allah Swt. Setiap Presiden dan pejabat negara RI, ketika dilantik membacakan sumpah jabatan dan janji sesuai agamanya, sebagai “teks suci” perjanjian dengan rakyat, sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 yang berbunyi :
“Bismillahirrahmanir rahim. Demi Allah, saya bersumpah, akan memenuhi kewajiban Presiden RI dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar, dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturan dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.”
Perhatikan! Sumpah jabatan ini menegaskan bahwa sebagai pejabat publik mereka akan berusaha untuk mengutamakan kepentingan publik dalam semua proses jabatannya. Dirinya mendeklarasikan tidak akan menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi dan harus menghindari kesan nepotisme. Masyarakat mempercayai teks suci yang dibacakan pejabat itu merupakan kesadaran dan tanggung jawab etis untuk bertindak demi kepentingan publik.
Presiden dan para pejabat yang suka ingkar janji, mungkin berpikir bahwa sumpah jabatan hanyalah retorika patriotik, yang dulu dibuat oleh founding fathers untuk sekadar seremoni. Padahal Teks sumpah tersebut sebenarnya adalah landasan moral spiritual, perjanjian dengan Allah dan rakyatnya. Teks sumpah jabatan yang membawa nama Allah adalah permohonan sungguh-sungguh kepada Allah untuk menyaksikan kebenaran pernyataan janji, dengan kesiapan untuk mendapatkan “kutukan Ilahiyah” apabila terjadi pelanggaran oleh yang bersumpah.
Berbagai kerusakan moral, krisis ekonomi, kezaliman politik, korupsi dan nepotisme, yang menimpa negeri ini, pangkal utama dan fundamental, adalah pengkhianatan terhadap amanah konstitusi dan kitab suci, tapi mungkin kurang disadari oleh bangsa Indonesia. Ketika penguasa negara mengkhianati amanah konstitusi secara sengaja, maka akibat buruknya pasti merugikan negara dan menyengsarakan rakyat, karena pemerintah enggan membuat aturan dan kebijakan berbasis keadilan sosial demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Syariat Islam, sistem hidup yang membawa misi penyelamatan negara dan rakyat, di dalam Al-Qur’an diperintahkan supaya para pejabat negara yang telah bersumpah agar memenuhi sumpah jabatannya.
وَاَوْفُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْاَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّٰهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ
Wahai manusia, sempurnakanlah janji kalian kepada Allah jika kalian berjanji. Janganlah kalian melanggar sumpah setelah dinyatakan, karena kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi atas sumpah-sumpah kalian. Sungguh Allah mengetahui apa saja yang kalian lakukan. (QS. An-Nahl [16] : 91)
Ingkar janji, sejatinya adalah karakter setan-iblis untuk mengelabui manusia. Setan akan merasa senang dan berhasil mencapai tujuannya saat manusia terperdaya oleh janji-janji kosongnya. Dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisa, ayat 120, Allah SWT menjelaskan:
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيْهِمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا
Setan memberi janji kepada para pengikutnya dan melambungkan angan-angan kosong mereka. Janji-janji setan kepada manusia, semuanya palsu. (QS. An-Nisa’ [4] : 120)
Maka menjadi kewajiban rakyat Indonesia, menuntut pemerintah, khususnya Presiden dan Wakil Presiden serta para pejabat tinggi nergara, supaya memenuhi janjinya kepada Allah SWT.
Para politisi, parpol, aparat keamanan, pejabat ASN, ormas, tokoh agama, dan rakyat, yang merasa diuntungkan oleh pengkhianatan penguasa pada sumpah dan janji konstitusi, janganlah bersikap buta tuli terhadap tipu daya setan. Seperti anjing yang mulutnya dikasih daging, akan menggonggong sesuai keinginan tuannya. Anggota DPR, dengarlah suara rakyat. Berhentilah jadi setan bisu, seperti ungkapan yang mengeluhkan gedung DPR RI hanya dihuni politisi busuk:
“Kalau mau kritis jangan nyolong. Kalau ikut nyolong jangan omon-omon. Jadilah follower saja,” ungkapan seorang anggota DPR.”
Ketika memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta, mereka berjanji dan bersumpah dengan nama Allah, untuk memimpin Indonesia ke jalan yang benar dan diridhai-Nya. Yaitu berlaku adil, mengikuti jalan lurus, dan berbakti pada nusa dan bangsa.
Itulah janji proklamasi yang tidak dipenuhi oleh pemimpin negara RI, hingga hari ini. Dan inilah pengkhianatan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam tingkat kepresidenan terhadap janjinya kepada Allah SWT.”
Oleh karena itu, “Kita menyeru seluruh rakyat Indonesia termasuk pemerintah, supaya memenuhi janjinya kepada Allah untuk melaksanakan syariat Islam sebagai hukum negara, bukan hanya menjadi agama rakyat ansich.
Mengapa kita menuntut janji ini dipenuhi? Karena janji kepada Allah bila tidak dipenuhi, Indonesia akan jadi negara gagal, bahkan terancam dihancurkan oleh Allah SWT.
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Sekiranya penduduk negeri itu mau beriman dan taat kepada Allah, niscaya Kami akan bukakan pintu-pintu berkah kepada mereka dari langit dan dari bumi. Akan tetapi karena penduduk negeri-negeri itu mendustakan agama Kami, maka Kami timpakan adzab kepada mereka akibat dari dosa-dosa mereka. (QS. Al-A’raf [7] : 96)
Umar bin Khathab, Khalifah Islam yang berhasil membangun dan meletakkan dasar-dasar ekonomi yang kokoh berbasis iman dan Tauhid kepada Allah. Beliau sangat terkenal dengan pengawasan melekat terhadap rakyatnya, dan ketegasannya terhadap orang-orang yang melakukan penyimpangan, khususnya apabila pelaku penyimpangan itu adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kepentingan publik, seperti kepala daerah, hakim, polisi, dan pemungut zakat.
Umar bin Khathab percaya, bahwa kerusakan sistem pemerintahan dan dikuasainya berbagai urusan oleh orang-orang rakus, fasik alias durhaka merupakan sebab kehancuran pilar-pilar negara.
“Suatu negeri akan hancur meskipun makmur,” kata beliau. Ada yang bertanya, “Bagaimana suatu negeri akan hancur sedangkan dia makmur?” “Jika para pengkhianat menjadi petinggi negara, ekonomi dan keuangan negara dikuasai oleh orang-orang fasik (durhaka),” tegas Umar bin Khathab.
Militansi Tauhid
Maásyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Sekalipun kondisi negara kita tidak sedang baik-baik saja. Namun sebagai sesama muslim, kita tidak boleh melupakan nasib saudara kita di negeri yang jauh, Palestina. Mereka sering menyebut umat Islam bangsa Indonesia. Seperti ucapan Juru bicara Hamas, Abu Ubaidah: “Biarlah kami yang menjaga anak-anak yang kehilangan keluarganya, karena itu amanah Nabi Muhammad Saw. Tapi ingatlah, setiap saat mereka berdo’a menunggu kedatangan saudaranya dari Indonesia.”
Musibah kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina, akibat kebiadaban penjajah zionis Israel dan sekutunya, sungguh pedih dan diluar nalar kemanusiaan. Kebiadaban zionis Israel, yang meluluh lantakkan rumah penduduk Palestina, membumi hanguskan warga sipil, membom RS, Masjid, Universitas, dan sarana publik lainnya, memang tidak manusiawi, kejam melebihi perbuatan iblis.
Namun, takdir Allah menentukan, bahwa keteguhan warga Gaza belakangan membawa hikmah, memicu perubahan persepsi terhadap Islam di dunia Barat menjadi lebih positif. Bahkan meningkatkan minat terhadap agama Islam. Hasilnya, puluhan ribu Non Islam menjadi Muslim di seluruh dunia.
Banyak warga Non Muslim terkagum-kagum oleh fakta bahwa orang-orang Gaza yang sedang menjadi sasaran pembersihan etnis nampak begitu sabar dalam melawan barbarisme teroris ‘Israel’, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, dan do’a.
Seorang Jurnalis sekaligus aktivis Australia, CJ Werleman salah satu yang mengevaluasi dampak serangan Zionis Israel ke Gaza terhadap persepsi Islam dan Muslim di Barat mengatakan: “Selama dua dekade, media Barat telah menggambarkan umat Islam sebagai ancaman keamanan. Mereka menggambarkan Islam sebagai gerombolan pria berkulit coklat dan berjanggut, dan memiliki niat melakukan kekerasan karena keyakinan dari agama Islam.”
Tetapi serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu mengubah persepsi tersebut. “Masyarakat kini melihat orang-orang yang teguh dan mulia, yang tetap menantang, rendah hati, dan kuat dalam menghadapi kekejaman, penindasan, dan penderitaan yang tak terbayangkan,” ujar Werleman kepada Anadolu Agency.
Orang-orang Barat kini menyaksikan bagaimana warga Palestina menyebut nama Allah ketika diselamatkan dari reruntuhan bangunan. Dalam kesabaran, mereka menuntut kebebasan dari kemiskinan dan ketakutan sebab kejahatan perang yang dilakukan zionis Israel.
“Inilah sebabnya mengapa begitu banyak orang Barat kini mempelajari Al-Qur’an dan belajar tentang Islam,” kata Werleman menambahkan.
Ketabahan dan kesabaran yang ditunjukkan warga muslim Palestina, menjadi pelita yang memancarkan cahaya Islam ke berbagai belahan dunia.
Maka sebagai khatib, kami merasa berkewajiban menyampaikan harapan saudara muslim kita di Gaza, Palestina, khususnya kepada mereka yang mempertanyakan, mengapa orang-orang yang berbuat zalim terkadang seolah dibiarkan Allah SWT tanpa ada balasan tunai di dunia?
Seorang remaja Palestina, yang wajahnya berlumuran darah terkena serpihan bom tentara zionis, berusaha menjawab dan meyakinkan kita umat Islam, bahwa takdir Allah tidak pernah meleset.
“Untukmu yang mempertanyakan kapan pertolongan Allah SWT untuk Palestina datang?” Ketahuilah, sejak pertama kali mereka dijajah, 1948, hingga berganti generasi hari ini, Allah SWT telah menolong mereka dengan meneguhkan hati mereka untuk bertahan dan tak menyerah.
Sedangkan untukmu yang meragukan kemenangan Palestina, karena kuatnya musuh yang menjajah negeri mereka dijawabnya:
“Ketahuilah, perkataan itu serupa dengan perkataan pengikut Nabi Musa a.s saat Fir’aun menyusul Nabi Musa a.s dan pengikutnya hingga ke Laut Merah.
“Ketika kaum Musa hampir terkejar oleh Fir’aun dan pasukannya, pengikut-pengikut Musa berkata: “Sungguh kami akan terkejar.” (QS Asy-Syu’ara’ [26] : 61)
Namun, keyakinan Nabi Musa a.s telah membuat mereka mendapat kemenangan, “Musa berkata: “Tidak! Sungguh, aku bersama Tuhanku dan Tuhanku akan memberi petunjuk kepadaku menghadapi kejaran Fir’aun dan pasukannya.” (QS Asy-Syu’ara’ [26] : 62)
Dan untukmu yang meyakini HAMAS akan kalah? Ketahuilah, sesungguhnya mereka telah menang. Mereka berhasil menunjukkan “wajah” Islam Rahmatan lil ‘alamin ke seluruh dunia.
Oleh sebab itu, berhentilah menjadi kaum pencundang yang mentalnya berhasil dikalahkan musuh. Kemenangan hanya untuk mereka yang yakin bahwa Rabb pemilik Semesta Alam sedikitpun tak tertandingi kekuatan-Nya.
Menyaksikan tekad, kesabaran dan keteguhan mereka, tentulah tidak terlepas dari pendidikan dan pembinaan mental dari orang tua mereka. Dalam hal ini, kita dengarkan testimoni, seorang lelaki tua di Gaza yang telah ditinggal syahid oleh istri, dan anak-anaknya. Kondisinya yang memprihatinkan, tidak membuatnya lemah semangat, justru dia menunjukkan militansi tauhid seorang lelaki muslim, dan memaknai tauhid tidak sekadar ilmu, tapi peraktik nya di medan jihad.
“Menyikapi segala yang terjadi dalam peristiwa perang antara Palestina melawan penjajah zionis Israel, kata dia, bukan terserah kita, tapi terserah Allah SWT. Kita semua milik Allah. Adalah hak Allah untuk melakukan apapun yang Ia Kehendaki pada diri dan harta kita. Karena Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka, berdasarkan firman-Nya:
اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Sungguh Allah membeli jiwa dan harta orang-orang mukmin dengan pahala surga. Mereka telah berperang guna membela Islam, lalu mereka membunuh atau dibunuh. Janji pahala surga ini termaktub dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Wahai kaum mukmin, siapa saja di antara kalian yang memenuhi janjinya kepada Allah, bergembiralah kalian dengan bai’at yang telah kalian lakukan dalam perjanjian itu. Demikian itu adalah keberuntungan yang amat besar bagi para syuhada. (QS. At-Taubah [9] : 111)
Jadi, semuanya milik Allah. Nyawa ini milik Allah, jasad ini milik Allah. Maka Allah berhak berbuat apapun sesuai kehendak-Nya. Sekalipun kami tetap dalam keadaan seperti sekarang: kelaparan, kehilangan tempat tinggal, diusir, dibunuh, hingga puluhan ribu nyawa meninggal dunia. Tidak apa-apa. Bahkan hingga ratusan tahun seperti ini juga tidak apa-apa. Kelak kami punya milyaran tahun di akherat, disana tidak ada lelah dan letih, tidak ada haus dan lapar.
Jika engkau beriman, begitulah seharusnya kau bersikap. Sebagai Muslim, bila imanmu lemah, tetap tidak boleh bersikap kalah dan menyerah. Begitu pun, engkau tidak pantas meminta keistimewaan yang dimiliki orang-orang beriman.
Bila engkau mengatakan: “Aku membaca Al-Qur’an, tapi sakitku tidak kunjung sembuh. Aku berdo’a kepada Allah tapi tidak dikabulkan.” Tidak boleh kau merasa demikian. Karena Allah Maha Mengabulkan do’a, hanya saja engkau yang tidak sungguh-sungguh berdo’a kepada Allah. Mungkin kamu berdo’a kepada Allah tapi di dalam pikiranmu bukan Allah. Atau mungkin Allah ada di dalam pikiranmu, lalu engkau mengatakan, “Ya Allah Engkau Maha Kuat dan Maha Kuasa, tapi masalahku sangatlah besar.”
Jika engkau membesar-besarkan masalahmu disamping membesarkan Allah, berarti engkau menuhankan sesuatu selain Allah. Maka Allah pasti akan meninggalkanmu. Masalahmu tidak besar, hanya kecil saja. Cukup katakanlah, “Engkau (Allah) Maha Besar,” niscaya engkau akan melihat keajaiban. Dan keajaiban tidak akan datang pada mereka yang menyekutukan- Nya”.
Terbayang dalam fikiran kita, jika pendidikan anak-anak dan pembinaan mental spiritual di bawah asuhan orang tua seperti ini, maka wajar bila Gaza melahirkan generasi kesatria, tabah, istiqamah, dan penuh tawakkal.
Setragis apapun nasib yang menimpa manusia, yakinlah pasti ada hikmah, sisi baik dan buruk di baliknya. Kebiadaban zionis Israel, yang meluluh lantakkan rumah penduduk Palestina, membumi hanguskan warga sipil, membom RS, Masjid, dan sarana publik lainnya, memang tidak manusiawi, kejam melebihi perbuatan iblis.
Dari negeri para Nabi, yang kini dijajah zionis Yahudi, jubir militer Al Qassam Abu Ubaidah menyeru ditegakkannya keadilan: “Jika keadilan ada di bumi, niscaya warga negara seluruh dunia akan menghakimi entitas Israel dengan melucuti senjatanya, dan mengadili semua pemimpin dan tentaranya, serta menjatuhkan hukuman paling berat kepada mereka. Namun, keadilan yang dibajak di dunia ini mencegah hal tersebut, memperkuat keyakinan kami akan kebenaran dan perlunya perlawanan.”
Benarlah ucapan Khalifah Umar bin Khathab, “Di tangan orang beriman, kebenaran adalah kekuatan. Sedang di tangan orang kafir, kekuatan adalah kebenaran
Suatu ketika Imam Ahmad bin Hambal ditanya, “Ya Syeikh, bukankah kita dalam kebenaran, mengapa kita dikalahkan?” Imam Ahmad bin Hambal kemudian menjawab, “Kemenangan adalah saat kita berada dalam kebenaran.”
Seorang remaja di Rafah, Palestina, yang dimuat di media Gaza Now, 13 Februari 2024, menuliskan wasiat terakhir yang ditujukannya kepada setiap insan yang bebas dan merdeka:
“Jangan lupakan kami ketika kami syahid. Kami bukanlah sekadar hitungan angka. Bicaralah tentang kami, karena kami telah mengemban amanah mempertahankan tanah yang diberkahi Palestina, negeri yang menjadi kiblat pertama umat Islam, dan tempat berdirinya Masjid Al-Aqsha, tempat persinggahan Nabi Muhammad ketika Isra’ dan Mi’raj, tapi kini dijajah zionis Israel. Kami akan menjadi saksi yang meringankan untuk kalian di akhirat, karena berjuang mempertahankan tanah suci bersama kami.
Kepada kalian yang telah mengecewakan kami, kita pasti akan bertemu dihadapan Allah Yang Maha Besar dan Adil. “Semua darah yang tumpah di Gaza, setiap rumah yang dibom, setiap anak yang meninggal di RS, setiap wanita yang terbunuh atau terpaksa mengungsi, setiap orang yang meninggal karena kelaparan dan kehausan, setiap orang sakit yang meninggal karena kekurangan obat-obatan di Gaza.
Darah mereka ada di leher penguasa muslim. Mereka akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah di hari kiamat. Mereka akan disuruh berdiri di hadapan-Nya pada hari dimana mereka tidak bisa berkata-kata. Dan mereka tidak akan diberi kesempatan untuk memberikan alasan apapun.
اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Pada hari kiamat ini Kami mengunci mulut-mulut manusia. Tangan-tangan merekalah yang berbicara kepada Kami dan disaksikan oleh kaki-kaki mereka, untuk menceritakan apa saja yang telah mereka kerjakan dahulu di dunia. (QS Yasin (36) : 65)
يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Pada hari kiamat, mulut, tangan-tangan dan kaki-kaki mereka menjadi saksi atas semua perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. (QS An-Nur (24) : 24)
MUNAJAT
Maásyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Mengakhiri khutbah ini, marilah kita bermunajat kepada Allah agar diberi keselamatan dari segala ancaman, diberi kebaikan yang barokah, kehidupan yang sejahtera dan waktu yang paling bahagia. Marilah kita berdo’a dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan fikiran, semoga Allah memperkenankan do’a hamba-Nya yang ikhlas, dan menerima ibadah puasa Ramadhan kita.
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
Segala puji bagi Allah Rabbul alamin. Pujian yang menyamai nikmat-Nya dan menandingi keutamaan-Nya. Ya Rab kami, untuk-Mu pujian yang sebanding dengan kebesaran dan kemuliaan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum Muslimin dan Muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْئَلُكَ سَلَامَةًفِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةًفِى الْجَسَدِوَزِيَادَةًفِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةًفِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَقَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةًعِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةًبَعْدَالْمَوْتِ،اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَاةًمِنَ النَّارِوَالْعَفْوَعِنْدَالْحِسَابِ
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan Agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan keberkahan dalam rizki dan diampuni sebelum mati, dan mendapat rahmat waktu mati dan mendapat pengampunan sesudah mati. Ya Allah, mudahkan bagi kami waktu (sekarat) menghadapi mati, dan selamatkan dari siksa neraka, dan pengampunan waktu hisab.
رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang kafir. (Qs. Yunus [10] : 85-86)
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَاۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan orang-orang kafir menguasai kami, sehingga kami menderita akibat tindakan buruk mereka, dan ampunilah kami. Wahai Tuhan kami, sungguh hanya Engkaulah Tuhan yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS Al-Mumtahanah [60] : 5)
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, dan kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ . وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ . وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.
Yogyakarta, 25 Ramadhan 1445 H/ 04 April 2024 M.