Oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel AR
Wakil Amir Majelis Mujahidin
(Arrahmah.com) – Pada pagi yang cerah ini kita berkumpul di Tanah lapang halaman Masjid Al-Munawwarah, Pamulang Barat Tangerang Selatan. Yang akan menjadi saksi sejarah, dan pelaksanaan shalat Idul Fitri berjama’ah dan dilanjutkan dengan mendengarkan khutbah. Tentu bukan hanya di tempat ini, tapi juga di puluhan ribu tempat lainnya di tanah air kita, bahkan juga di berbagai penjuru dunia, ratusan juta umat Islam pada 1 Syawal ini keluar dari rumah mereka menuju tempat-tempat shalat. Dengan wajah berseri-seri, jiwa dan semangat baru, seraya mengumandangkan Takbir, Tahlil, dan Tahmid, kita agungkan Allah, mengikrarkan kesaksian bahwa tiada ilah yang berhaq di ibadati kecuali Allah, ‘Alamin, Al Malikul Haqqul Mubiin.
Ini semua merupakan cerminan tanda syukur kita ke hadirat Allah Ikarena kita telah selesai melaksanakan perintah puasa sebulan penuh di bulan suci Ramadhan. Telah kita kendalikan hawa nafsu kita sebagaimana disyari’atkan. Dan pada hari ini kita tampil sebagai pemenang karena kita telah mampu menghadapi ujian yang amat berat ini, subhanallah, walhamdulullah, wallahuakbar…
Di saat yang sama kita tidak boleh melupakan, saudara-saudara Muslimin kita diseluruh penjuru dunia, yang mengalami nasib yang tidak membahagiakan mereka,ada yang diperangi, dibunuh dan dibantai, ada yang bakar rumah dan kampong halaman mereka,tanpa melakukan dosa yang menyebabkan mereka dibantai dan diperangi. Semoga Allah merahmati dan mengampuni dosa dosa mereka.
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Kejahatan Kuffar kepada Umat Islam
Dunia Islam hari ini sedang terbakar. Kewajiban setiap Muslim, dengan segala kemampuannya memadamkan bara api tanpa harus menunggu pihak lain melakukannya terlebih dahulu.
Pemerintah komunis China menghalangi umat Islam berpuasa di bulan suci Ramadhan. Kaum penyembah berhala, pengikut Hindu radikal di Thailand membakar rumah dan tempat ibadah kaum Muslim.
Kaum Budha telah membantai dan bersumpah untuk memusnahkan dan membinasakan kaum Muslimin dan Islam dari bumi Miyanmar (Burma).
Kekejaman yang sama juga terjadi di Afrika Tengah, dilakukan oleh ekstremis Kristen.
Juga sejak tiga tahun yang lalu kaum syi’ah Nushairiyah dibawah pimpinan Presiden Bashar Asad dan zionis Israel serta seluruh antek-antek jahatnya dari seluruh penjuru telah membunuh dan membantai kaum Muslimin Suriah sebanyak 300 ribu lebih sehingga ke hari ini belumlah reda kejahatan mereka bahkan terus meningkat.
Dan sepanjang bulan suci Ramadhan 1435 H ini, negeri kaum Muslim Palestina diluluh lantakkan dengan bom, serangan udara dan pasukan tentara zionis Israel.
Sesungguhnya Allah Rabbul ‘Alamin telah menakdirkan, bahwa orang-orang Islam terpaksa atau sukarela harus melawan konspirasi musuh-musuh yang ingin menghancurkan Islam. Kita percaya, atas kehendak Allah, orang-orang Islam akan senantiasa mampu menghadapi segala ujian dan tantangan tersebut, asalkan berjuang terus dengan ikhlas dan penuh semangat. Dalam perjuangan ini, ada kalanya kaum Muslim berada pada posisi lemah dan kalah, tetapi umat ini akan cepat bangkit kembali dengan semangat baru, lalu mengambil ibrah (pelajaran) dari kesalahan yang menyebabkan kekalahan itu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisyaratkan kondisi tersebut dalam sabdanya:
إِنَّ رَبِّي قَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ ، وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ ، وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ، وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا …
“Sesungguhnya Tuhanku telah berfirman: ‘Bila Aku telah memutuskan sesuatu, maka keputusan itu tidak akan berubah lagi. Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu, bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan menurunkan malapetaka, Aku juga tidak akan menjadikan mereka dikuasai oleh musuh mereka; tetapi mereka akan binasa oleh kekuatan mereka sendiri. Dan walaupun musuh bersatu untuk menghancurkan mereka tidaklah akan berhasil.” [HR. At-Tirmidzi]
Maksud hadits di atas, walaupun seluruh kekuatan manusia di seluruh dunia bersatu padu untuk membinasakan kaum Muslim, niscaya akan senantiasa gagal selama kaum Muslim berpegang teguh pada agama Allah, menjauhi segala larangan-Nya, dan mampu mengekang hawa nafsunya.
Terdapat begitu banyak peristiwa dan bukti nyata, yang benar-benar hidup dan berkaitan erat dengan apa yang sedang dialami oleh kaum muslim dewasa ini, tentang berbagai bentuk serangan dari kekuatan musuh yang hendak menghancurkan Islam dan umatnya. Faktanya, kaum Muslim tetap eksis di muka bumi.
Kita mesti mengambil pelajaran dari jihad Afghanistan melawan komunis Rusia dan Salibis Amerika. Begitu pun, pelajaran sangat berharga dari jihad Palestina melawan Zionis, jihad di Iraq, Suriah, Yaman, Mesir, melawan Syi’ah dan sekutunya, yang kini masih membara. Faktanya, hingga kini kaum Muslim tetap eksis, sebaliknya musuh-musuh mereka pergi melarikan diri dari medan tempur.
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Melawan Ghazwul Fikri
Selain memerangi kaum muslim secara militer, musuh-musuh Islam juga menggunakan senjata intelektual untuk melumpuhkan kekuatan Islam. Perang pemikiran atau ghazwul fikri merupakan strategi baru dalam menghancurkan kaum Muslim. Berbeda dengan perang militer, ghazwul fikri lebih soft, hemat waktu dan biaya, bahkan lebih efektif dari perang fisik yang banyak menguras tenaga dan juga biaya.
Strategi ini dipercaya lebih efektif berdasarkan kenyataan:
Pertama, tidak mudah mengalahkan para mujahid Islam secara militer
Invasi militer yang digelar di negeri-negeri Muslim seperti Afghanistan, Iraq, Yaman, Palestina, Suriah, Chechnya dan sejumlah negara Muslim lainnya, terbukti gagal melumpuhkan kekuatan Islam di negeri tersebut. Tapi menggunakan strategi ghazwul fikri, tanpa kekerasan, hanya menyebarkan ide-ide, gagasan, ternyata berhasil melumpuhkan potensi perlawan kaum Muslim. Tidak sedikit dari kalangan Muslim yang tertipu dengan pesona pemikiran musuh Islam sehingga menjadi agen dan propagandisnya.
Akibatnya sungguh mencengangkan, umat Islam menjadi lemah, baik kuantitas maupun kualitas, melalui pendangkalan akidah, menumbuhkan keragu-raguan terhadap ajaran Islam. Mereka menyebut Syari’at Islam sudah tertinggal oleh jaman tidak bisa diterapkan lagi dalam kehidupan sekarang. Hukum potong tangan, rajam, jilid dsb-nya tidak manusiawi dan melanggar HAM.
Sementara segala akibat buruk yang menimbulkan kehancuran moral, kebiadaban politik, maupun tragedy kemanusiaan disebabkan penerapan hukum dan sistem hidup yang anti Syari’at Islam dianggap modern dan manusiawi.
Ghazwul fikri juga berhasil menumbuhkan Islamphobia baik pada kalangan (umat) Islam maupun kalangan non-Islam. Mereka menciptakan ide ‘Perang melawan Teroris’ yang hakikatnya perang melawan pejuang Islam yang berjuang mengakkan Syari’at Islam. Mereka mencitrakan para mujahid dakwah sebagai bahaya laten yang harus dibasmi. Dan parahnya lagi, mereka merusak moral kaum Muslim dengan cara menyuguhkan pergaulan bebas, club free sex, budaya pacaran, pidofilia, predator seks dan segudang aktifitas bejat lainnya.
Kedua, memecah belah persatuan umat Islam
Diantaranya dengan rekayasa kategorisasi yang berseberangan antara Islam radikal dan moderat, fundamentalis dan tradisionalis. Mereka juga menyalah gunakan posisi tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh di dalam negerinya sebagai antek mereka. Pemimpin-pemimpin negeri Muslim yang mengekor pada Barat dengan mudah dikontrol, bahkan menjadi boneka dalam menjalankan pemerintahan di bawah perintah asing. Inilah yang melanggengkan cengkeraman barat di dunia Islam.
Musuh Islam mafhum, ternyata lebih mudah menyebarkan virus pemikiran sesat tersebut dengan menggunakan kelompok oportunis dan pragmatis di tubuh umat Islam sebagai kaki tangan mereka. Dengan slogan-slogan menawan, seperti kebebasan berpikir, toleransi, HAM, pluralisme dan semacamnya, mereka sukses meninabobokkan umat Islam.
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Siapakah Musuh Islam
Kekuatan-kekuatan apa saja yang selama ini selalu memusuhi Islam, dan faktor-faktor apa saja yang mendorong permusuhan tersebut? Al-Qur’anul Karim telah menginformasikan perangai musuh Islam itu, seperti tersebut dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يَشْتَرُونَ الضَّلَالَةَ وَيُرِيدُونَ أَن تَضِلُّوا السَّبِيلَ(44) وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ نَصِيرًا (45)
“Wahai Muhammad, apakah kamu tidak memperhatikan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah diberi Taurat dan Injil memilih jalan sesat dan menginginkan kaum muslim ikut sesat? Wahai kaum muslim, Allah lebih mengetahui musuh-musuh kalian daripada kalian sendiri. Cukuplah Allah menjadi pelindung bagi kalian. Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kalian dalam mengalahkan kaum Yahudi dan Nasrani.” [An-Nisaa’, 4: 44-45]
Menyaksikan berbagai tragedi kemanusiaan yang terjadi dalam kehidupan dewasa ini, maka kita dapat menyimpulkan, bahwa terdapat sejumlah kekuatan yang sedang dan terus menerus memusuhi Islam dari luar (extern), antara lain:
- Zionisme internasional yang diwakili oleh Israel, dengan seluruh onderbownya seperti perkumpulan Freemasonry, Rotary Club, Lions Club, Penny Pers, dan segala institusi, individu serta Negara-negara yang beroperasi untuk merealisasikan tujuan-tujuan Yahudi tersebut.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُم مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (82)
“Wahai Muhammad, kamu akan mendapati orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik sebagai golongan manusia yang sangat keras permusuhan-nya kepada orang-orang mukmin. Wahai Muhammad, kamu akan mendapati orang-orang yang berkata: “Kami kaum Nasrani” sebagai golongan manusia yang paling dekat rasa persahabatannya kepada orang-orang mukmin. Kaum Nasrani berbuat demikian karena adanya sebagian pendeta dan pastur yang jujur di kalangan mereka. Sebagian pendeta dan pastur Nasrani, tidak berkeberatan beriman kepada Al-Qur’an dan kenabian Muhammad.” [Al-Maidah, 5: 82]
Kebiadaban Zionis Israel terhadap bangsa Palestina telah dikutuk dunia internasional, tetapi mereka tidak peduli. Agresi Israel ke Gaza selama bulan Ramadhan 1435 ini menyebabkan tragedi kemanusiaan yang sulit terbayangkan akal sehat. Segala kebiadaban ini mengingatkan kita pada pernyataan dan penilaian Hitler tentang perangai jahat Zionis Yahudi ini.
Pada tahun 1923, Hitler memimpin partai Nazi dan memimpin pemberontakan yang gagal sehingga Hitler ditangkap. Hitler menjadi terkenal terkait dengan Holocaust dan pemusnahan orang Yahudi oleh Nazi.
Saat di penjara ia menulis sebuah buku berjudul Mein Kampf yang menggambarkan kebenciannya terhadap kejahatan zionis Yahudi. “Ketika pertama kali aku mengakui Yahudi ini sebagai pemimpin berhati dingin, tak punya malu, dan cerdik dalam penyebaran kejahatan yang muncul di wilayah kumuh kota besar ini, rasa benciku kembali menyiram sekujur tubuhku,” tulisnya.
“Adakah bentuk sampah atau kejahatan terutama dalam kehidupan budaya, tanpa melibatkan orang Yahudi? Bahkan ketika kau memotong-motong tubuh Yahudi dengan hati-hati, maka kau temukan semacam larva dalam sebuah tubuh yang membusuk.”
Pernyataan Hitler yang paling terkenal adalah ungkapannya: “Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstören, aber ich lasse ein wenig drehte-on, so können Sie herausfinden, warum ich sie getötet.”
(Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka).
- Salibisme internasional yang diwakili oleh Kristen Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat, Great Britian, Gereja Vatikan dan seluruh gereja di dunia baik Katholik, Ortodok maupun Protestan.
Firman Allah:
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Wahai orang-orang mukmin, sebagian besar kaum Yahudi dan Nasrani menginginkan kalian menjadi kafir setelah kalian beriman. Mereka dengki kepada kalian setelah bukti-bukti kerasulan Muhammad jelas bagi mereka. Karena itu, maafkanlah dan berilah tempo kepada orang-orang kafir sampai Allah menimpakan adzab-Nya kepada mereka. Sungguh Allah Mahakuasa mengatur apa saja.” [Al-Baqarah, 2: 109]
Mengapa Nasrani memusuhi Islam? Apakah sebab-sebab yang mendorong ketiga kekuatan tersebut demikian bersemangat untuk menghancur-kan Islam? Adapun permusuhan Kristen-Yahudi terhadap Islam memang telah diketahui umum, dan merupakan issu lama bahkan jauh sebelum lahirnya Islam itu sendiri. Diantara sebab-sebabnya antara lain:
Pertama, lahirnya Islam melalui seorang Nabi berbangsa Arab, sedangkan mereka menyangka bahwa Nubuwat hanya tertumpu pada bani Israel saja. Allah Ta’ala telah mencabut hak kenabian (nubuwwat) dari mereka, setelah mereka tidak memiliki kelayakan lagi untuk mewarisi hak tersebut.
Kedua, Islam telah membongkar kepalsuan dan penyelewengan aqidah mereka yang bathil serta membuktikan, bahwa kitab-kitab mereka jelas menyeleweng, tidak lagi boleh digunakan. Islam juga telah menyingkap takbir tentang kepercayaan ketuhanan yang menyimpang yang diamalkan oleh para rahib dan pendeta-pendeta mereka. Mereka telah menjadikan diri mereka sebagai tuhan-tuhan yang disembah selain Allah, mengancam manusia dengan api neraka demi menguasai harta dan keringat umatnya.
Ketiga, lebih parah lagi, setelah mereka mengetahui bahwa Islam ternyata bukan saja ditujukan kepada Bangsa Arab, tetapi merupakan agama untuk seluruh umat manusia. Mereka tidak mau mengakui supremasi Islam.
Firman Allah Ta’ala:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (85)
“Siapa saja yang memilih agama selain Islam, Allah tidak akan menerima amalnya. Kelak di akhirat, orang semacam itu termasuk orang-orang yang celaka nasibnya.” [Ali-Imran, 3: 85]
- Komunis Atheis yang diwakili oleh Rusia, Negara-negara blok Komunis, Animisme di India, China dan Jepang serta segala partai yang berhaluan ekstrem kiri, dan sekte sesat seperti Syi’ah dan Ahmadiyah.
Lalu mengapa komunis, animis, Syi’ah dan ahmadiyah memusuhi Islam? Komunisme menging-kari segala bentuk agama dan menganggapnya sebagai hayalan atau utopia. Ideologi komunis bersifat anti agama dan anti Tuhan. Sementara asas Islam ialah beriman kepada Allah, dan percaya pada hal ghaib. Karena itu, kaum komunis menganggap Islam merupakan penghalang utama penyebaran ideologi komunis.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (14) أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (15)
“Wahai Muhammad, apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang menjadi-kan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai teman, padahal Allah murka kepada mereka? Orang-orang yang menjadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai teman, bukanlah termasuk golongan kalian dan juga bukan termasuk golongan mereka. Orang-orang semacam itu bersumpah dengan penuh kebohongan dan mereka menyadari kebohongan itu. Allah menyiapkan adzab akhirat yang sangat pedih bagi mereka. Sungguh sangat buruk apa yang mereka lakukan itu.” [Al-Mujadilah, 58: 14-15]
Itulah kekuatan-kuatan jahat yang berpotensi menghancurkan Islam dan umatnya dari dalam, berikutnya kita bicarakan kekuatan jahat dari dalam (intern) kaum Muslimin.
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
- Orang-orang Munafik (Manusia Penuh Rekayasa)
Musuh orang mukmin yang paling keji dan paling jahat adalah orang-orang muafiq. Dan Orang munafik adalah manusia yang paling dibenci Allah subhanahu wa ta’ala. Manusia paling jahat karena memiliki wajah lebih dari satu. Apalagi bila ilmu agamanya makin banyak sedangkan ia masih munafik, tentu kebencian Allah juga akan lebih daripada yang lainnya. Boleh jadi karena watak jahat (plin-plan) inilah Allah tempatkan di neraka paling bawah.
Allah berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (145)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempat-kan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” [An Nisa’, 4: 145]
Orang Munafiq selain berwajah dua atau tiga, juga manusia yang paling keras permusuhannya dengan para penegak syariah Allah.
Renungkan ayat ini:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا (61)
“Wahai Muhammad, apabila ada yang berkata kepada mereka (kaum Yahudi dan Nasrani): “Marilah kalian mengikuti Al-Qur’an dan syari’at yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,” niscaya kamu saksikan orang-orang munafik dari golongan mereka mengingkari kamu dengan sangat kerasnya.” [An Nisa’, 4: 61]
Tentang bagaimana cara mengenal kelompok Munafiqien ini, Rasulullah telah menginfokan karakter mereka dengan bersabda:
آية المنافق ثلاث: إذا حدَّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان
“Tanda orang munafik ada tiga, apabila seseorang diberi amanat, ia khianat; apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji, ia tidak menepatinya; dan apabila berdebat, ia akan berbuat curang.” [HR. Mutafaq’alaih]
Sesungguhnya orang munafik adalah orang yang penuh dengan kepalsuan, penuh dengan rekayasa dan lebih sibuk membangun topeng. Karenanya tidak sedikit orang-orang mukmin yang tertipu. Disatu ketika mereka perlihatkan kebaikan-kebaikan yang sangat menawan pada golongan mukmin, dan saat yang sama mereka membuat rencana jahat yang sangat merugikan orang-orang mukmin dalam perjuangannya. Karena perbedaan sikap yang ditampilkan ini maka orang mukmin terpecah dalam cara menghadapi kaum munafiqien. Allah bertanya kepada kaum mukminin:
فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللَّهُ أَرْكَسَهُم بِمَا كَسَبُوا ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَهْدُوا مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ ۖ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا (88)
“Wahai kaum mukmin, mengapa kalian berpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi kaum munafik? Padahal Allah telah menjadikan orang-orang munafik rugi karena dosa-dosa mereka. Apakah kalian ingin dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang Allah jadikan sesat karena mereka banyak berbuat dosa? Siapa saja yang Allah jadikan sesat karena dosa-dosanya, tidak ada jalan baginya untuk mendapatkan petunjuk.” [An Nisa, 4: 88]
Orang munafik itu berbahaya, karena ia sesungguhnya orang musyrik hatinya, tapi lahiriahnya menampilkan orang beriman, seperti Abdullah bin Ubay. Orang munafik pun bisa dilihat dari perilakunya sehari-hari. Semua perbuatannya mencerminkan tidak ingin dekat dengan Allah, tidak memakai hati, melainkan agar dinilai orang lain. Sebisa mungkin orang munafik akan berusaha keras untuk benar-benar dengan akal-akalan melakukan apa pun di hadapan orang lain, seperti ingin berwibawa. Sehingga selama ia berbicara dan berbuat, fokusnya hanya untuk mengatur kewibawaannya, tidak melihat hati.
Dalam aspek ibadah pun seorang munafik bisa terdeteksi. Pemalas dan riya, ibadah utk pamer. Al Qur’an menggambarkan:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142)
“Orang-orang munafik selalu menyangka dapat menipu Allah. Dan Allah menghancurkan tipu daya mereka. Apabila orang-orang munafik shalat, mereka melakukannya dengan bermalas-malasan karena sekadar ingin mencari pujian manusia. Hanya sedikit sekali kaum munafik yang mau mengingat Allah.” [An-Nisaa, 4: 142]
Allah mengetahui semua kebohongan itu, Allah tidak bisa di bohongi. Karena Allah mengetahui lubuk hati terdalam. Apakah ingin diketahui, dilihat, ataukah diperlakukan special, tetapi Allah tidak bisa dikelabui, tetapi Allah Maha Mengetahui.
إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ مِنَ الْقَوْلِ وَيَعْلَمُ مَا تَكْتُمُونَ (110)
“Sesungguhnya Allah mengetahui setiap perkataan yang kalian ucapkan dan apa pun yang kalian sembunyikan dalam hati kalian.” [Al-Anbiya, 21: 110]
Sesungguhnya segala perbuatan yang kita lakukan akan dihisab semuanya. Berbahagialah bagi siapa pun yang terbebas dari kemusyrikan dan kemunafikan. Sehalus apa pun bersih hidupnya. Maka dibuat nyaman hatinya oleh Allah. Lepasnya hati dari selain Allah. Lillaahi ta’ala.
Apa yang menyebabkan orang cenderung munafik? Karena hati kita cenderung musyrik, menganggap ada sesuatu selain Allah subhanahu wa ta’ala yang bisa memberi manfaat dan mudharat. Yang bersih hatinya ia akan terbebas dari sifat kemunafikan. Akhlak jelek karena hatinya busuk, dan hati busuk karena tauhidnya buruk. Akhlak jadi bagus, tauhidnya pun harus bagus.
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Metode Menyampaikan Islam dan Menghadapi Lawan atau Musuhnya
Apabila sirah nabawiyah dikaji secara mendalam, dapat diringkas bahwa Nabi menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan mempertahankan dan membela Islam dari penentangan dan permusuhan manusia.Terdapat dua metode yang ditempuh oleh Nabi shallallahu alaihi wasalam.
- Dakwah
Ialah mengajak dan menyeru manusia beriman kepada Allah (bertauhid) dan mengajak dan mengajar mereka beramal shalih diatas dasar tauhidullah (meng Esa-kan Allah).
Orang yang mengambil bagian dalam usaha ini, merekalah orang yang terbaik perkataannya.
Firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (33)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?.” [Fus Shilat 41: 33]
Rasulullah telah melaksanakan dakwah ini di Makkah selama 13 tahun dengan cara lemah lembut dan kasih sayang, juga penuh kesabaran menghadapi penentangan kaum kafir dan musyrik.
- Jihad
Jihad ialah memusatkan dan mengkerahkan segenap potensi dan kekuatan untuk menghadapi penentangan musuh-musuh Islam dari golongan kafir dan musyrikin. Jihad melawan musuh-musuh Islam ini dapat dilakukan dengan menggunakan potensi: Lisan (bil lisan), dengan harta (bil amwal) dengan tangan (bil yad), dengan jiwa (bil anfus) sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ
“Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian”. [HR. Abu Dawud]
1. Jihad Lisan (Jihad Bil lisan) maksudnya adalah berjuang dengan hujjah dan ancaman. Yaitu, melawan musuh Islam dengan argumentasi lisan atau tulisan untuk menundukkan argumentasi lawan.
Karena diantara musuh-musuh Islam itu ada yang mau tunduk dengan hujjah dan ancaman non senjata, sehingga mereka cukup ditakut-takuti tanpa kekerasan fisik. Jihad bil Qur’an (bil hujjah) masuk kedalam jihad bil lisan.
Allah Ta’ala berfirman:
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا (52)
“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar.” [Al Furqan, 25: 52]
Firman Nya lagi:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (125)
“Wahai Muhammad, ajaklah manusia kepada Islam, agama Tuhanmu, dengan hujah-hujah yang kuat, nasehat yang baik dan sanggahlah hujah lawanmu dengan hujah yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui siapa yang menyimpang dari agama-Nya, dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang mendapat hidayah.” [An Nahl, 16: 125]
2. Jihad bil amwal (dengan harta) adalah, menafkahkan harta di jalan Allah, untuk membela Islam, membiayai perang atau dakwah, serta menolong dan membantu kaum Muslim yang diperangi.
Allah Ta’ala berfirman:
انفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (41)
“Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” [At Taubah, 9: 41]
3. Jihad bil anfus (dengan Jiwa) adalah siap mengorbankan nyawa, memerangi musuh dengan tangan dan senjata sampai mereka masuk Islam atau kalah, sebagaimana firman Allah:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلهِ ۖ فَإِنِ انتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ (193)
“Wahai kaum mukmin, perangilah musuh-musuh kalian sampai rintangan terhadap pelaksanaan syari’at Islam lenyap, dan manusia mengikuti agamanya semata-mata karena taat kepada Allah. Jika musuh-musuh kalian mau berhenti dari merintangi pelaksanaan syari’at Islam, maka antara kalian dengan mereka tidak ada alasan untuk bermusuhan. Bermusuhan dibolehkan hanya terhadap orang-orang yang melakukan gangguan pelaksanaan syari’at.” [Al-Baqarah, 2:193]
Dan juga firman Allah:
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّىٰ يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ (29)
“Wahai kaum mukmin, perangilah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang tidak mau beriman kepada Allah dan hari akhirat, tidak meninggalkan larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya, dan tidak pula mau masuk Islam, padahal mereka dahulu telah berjanji mengikuti Nabi terakhir, kecuali mereka mau membayar jizyah dengan suka rela dan sikap merendah.”. [At Taubah, 9: 29]
Jihad dengan jiwa merupakan setinggi-tinggi jihad Islam, Allah memberi jaminan syurga bagi siapa yang mampu melaksanakannya. Allah subhanahu wa ta’ala memberi tawaran yang tinggi sebagaimana firma Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (11) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12) وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِّنَ اللهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (13)
“Wahai orang-orang yang beriman, maukah Aku tunjukkan kepada kalian perdagangan yang menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih di akhirat? Perdagangan itu adalah kalian beriman kepada Allah, beriman kepada Rasul-Nya dan kalian berjihad untuk membela Islam dengan harta kalian dan jiwa kalian. Keimanan dan jihad itu adalah lebih baik bagi kalian, jika kalian benar-benar menyadari beratnya adzab akhirat. Allah akan mengampuni semua dosa kalian. Allah memasukkan kalian ke dalam surga-surga. Surga-surga itu di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah memasukkan kalian ke tempat tinggal yang indah dalam surga ‘Adn. Itu semua adalah kemenangan yang besar. Hal lain yang kalian inginkan adalah pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. Wahai Muhammad, berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.” [As Shaff, 61: 10-13]
إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sungguh Allah membeli jiwa dan harta orang-orang mukmin dengan pahala surga. Mereka telah berperang guna membela Islam, lalu mereka membunuh atau dibunuh. Janji pahala surga ini termaktub dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Wahai kaum mukmin, siapa saja di antara kalian yang memenuhi janjinya kepada Allah, bergembiralah kalian dengan bai’at yang telah kalian lakukan dalam perjanjian itu. Demikian itu adalah keberuntungan yang amat besar bagi para syuhada.” [At Taubah, 9: 111]
Berjihad melawan kaum musyrik dengan harta dan jiwa sudah banyak dilakukan kaum Muslimin. Kita patut bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala bahwa umat Islam masih memiliki keberanian dan sifat dermawan untuk membela Islam, sehingga berapa banyak saudara kita yang siap berkorban nyawa dan harta, bahkan berlomba-lomba pergi ke medan jihad.
Namun, apakah jihad dengan harta dan jiwa sudah bisa mencapai sasaran, mengajak manusia kepada agama Allah, agar musuh mengenal Islam dengan benar seperti diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya? Disinilah problemanya, yang terjadi justru sebaliknya, mengandalkan kekerasan fisik justru kian menjauhkan manusia dari Islam, Fitnah dan label jahat serta menganggap Islam sebagai agama kekerasan, yang mengancam manusia lain yang tidak seagama dengannya adalah salah satu akibatnya.
Mengapa musuh-musuh Islam suka sekali menyematkan label negative bahkan membangkitkan amarah orang kafir setiapkali mendengar Syariat Islam? Penyebabnya karena kaum Muslimin mengabaikan dan kurang memperhatikan jihad dengan lisan. Menghadapi strategi ghazwul fikri yang dilancarkan musuh Islam haruslah dihadapi dengan strategi yang seimbang, yaitu jihad lisan (bi alsinatikum).
Berjihad melawan kaum musyrik dengan lisan. Artinya, kemampuan berkomunikasi, berdiplomasi serta membahasakan Islam dengan cara yang tepat pada zaman yang tepat dan di tempat yang tepat. Menghadapi musuh Islam di wilayah damai tentu berbeda caranya dengan memerangi musuh di wilayah perang. Memindahkan situasi perang ke wilayah aman, pasti akan mengobarkan atau sebaliknya pastilah tidak strategis.
Bagaimana kita akan memetakan kondisi musuh bila kita tidak memiliki senjata diplomasi, keahlian berkomunikasi, kemudian mendata seberapa kekuatan musuh tanpa menggiatkan dialog? Hujjah kebenaran diperlukan untuk membongkar karakter jahat musuh Islam, menjelaskan sifat-sifat mereka, agar orang-orang mengetahui dan berhati-hati dari mereka supaya tidak terjerumus dalam perangkap dan rekayasa dusta yang mereka ciptakan.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِيَّاكُمْ وَالْفِتَنَ فَإِنَّ اللِّسَانَ فِيهَا مِثْلُ وَقْعِ السَّيْفِ
Berhati-hatilah kalian pada saat terjadinya fitnah, sesungguhnya lisan pada saat itu lebih berpengaruh daripada pedang. [HR. Ibnu Majah]
Perhatikan, 13 tahun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan ‘alsinatikum’ sebagai ujung tombak mendakwahkan Islam di Makkah. Kemampuan membahasakan ideologi Islam dengan bahasa yang dibutuhkan zaman, sesuai dengan situasi dan kondisi, itulah strategi jihad lisan. Berkomunikasi secara tepat pada kondisi dan situasi yang tepat, memang membutuhkan kecerdasan intelektual dan kepiawaian diplomasi. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
أفْضَلُ الجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطانٍ جائِرٍ
“Seutama-utama jihad, berkata benar di hadapan penguasa” [HR. Ahmad]
Mengapa para aktivis Muslim, para politisi partai Islam tidak menggunakan senjata diplomasi dan jihad lisan untuk mengajak bangsa Indonesia kembali kepada Islam. Menerapkan Syariat Allah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Para politikus Muslim di awal kemerdekaan mampu membahasakan Islam dengan cara yang tepat, sehingga hasilnya kita rasakan hingga sekarang. Indonesia merdeka atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, tercantum dalam pembukaan UUD. Negara berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya, kemudian diperas menjadi Ketuhan Yang Maha Esa, ternukil dalam UUD 1945 ps 29 ayat 1.
Pengkhianatan kaum sekuler terhadap konstitusi ini, sesungguhnya menjadi medan jihad politikus Muslim zaman sekarang, sebagai bukti komitmen dan loyalitas pada konstitusi Negara serta kitab suci Al-Qur’an.
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Meraih Kemenangan dengan Merajut Ukhuwah Islamiyah
Islam dimulai dengan perintah menyeru manusia kejalan Allah dengan kelembutan dan kasih sayang bukan dengan kekerasan dan kekejaman. Jika belum mau menerima Islam ajak diolog dengan cara yang ilmiah dan cerdas, bukan dengan ancaman dan tekanan.
Kerusakan dan Fitnah akan terjadi jika umat Islam bercerai berai.
Firman Allah.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (73)
“Orang-orang kafir, satu dengan lainnya saling tolong-menolong. Wahai kaum mukmin, jika kalian satu dengan lainnya tidak saling tolong menolong, maka akan muncul kekacauan dalam barisan kalian, permusuhan dan kezhaliman yang besar di muka bumi.” [Al Anfal, 8: 73]
Alangkah indahnya petunjuk ini, jika orang-orang kafir yang diancam neraka karena kejahatan mereka yang munyukai perpecahan bisa bersatu dan dipersatukan, lalu kenapa orang-orang mukmin susah bersatu dan dipersatukan.
Pertanyaannya kemudian bagaimana caranya dan apa yang bisa mempersatukannya. Jawabannya sederhana, jika kaum Muslimin benar-benar mengikuti kitabullah dan Sunnah Rasul Nya. Setiap kelompok umat Islam lebih mendahulukan Allah dan Rasul Nya dari segala kepentingan-kepentingan dunia ini. Disaat itulah Allah akan menolong mereka, insya Allah.
Firman Allah Ta’ala:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ الله أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63)
“Allah lah yang menyatukan hati orang-orang mukmin. Wahai Muhammad, sekiranya kamu membelanjakan semua kekayaan yang ada di bumi ini untuk menyatukan hati kaum mukmin, niscaya kamu tidak akan dapat menyatukan hati mereka. Akan tetapi Allah lah yang menyatukan hati mereka. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [Al Anfal, 8: 63]
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Penutup
Sebelum kita menutup khutbah ini dengan do’a, mari sejenak kita dengar bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keistimewaan dan keindahan ukhuwah dan saling mencintai sesama muslimin, mukminin dan para mujahidin.
- Allah memberikan tempat yang paling indah di syurga.
Umar bin Khattab berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِلأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللهِ تَعَالَى . قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ ؟ قَالَ: هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلاَ أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا ، فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لاَ يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلاَ يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ).
Sesungguhnya dari hamba-hamba Kami ada sekelompok manusia, mereka itu bukan para Nabi dan bukan para syuhada’. Para Nabi dan syuhada’ merasa cemburu kepada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah di hari kiamat. Para sahabat bertanya: Siapakah mereka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Allah padahal tidak ada hubungan persaudaraan (saudara sedarah) antara mereka, dan tidak ada hubungan harta (waris), Maka demi Allah sesungguhnya wajah-wajah mereka bagaikan cahaya, dan sesungguhnya mereka di atas cahaya, mereka tidak takut ketika manusia merasa takut, dan tidak pula sedih ketika manusia sedih, kemudian beliau membaca ayat ini: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [QS Yunus, 10: 62]. [1]
- Mereka ditempatkan dibawah naungan ‘arasy Allah.
Dari ‘Irbadh bin Sariyaht, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: الْمُتَحَابُّونَ بِجَلاَلِي فِي ظِلِّ عَرْشِي يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلِّي .
AllahIberfirman: Orang-orang yang saling mencintai karena Aku akan berada di bawah naungan ‘Arsy-Ku pada hari dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Ku. [2]
Dari Muadz bin Jabal, bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمُتَحَابُّونَ فِي اللهِ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ .
Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan berada di bawah naungan ‘Arsy pada hari kiamat. [3]
- Cinta kasih Allah sempurna untuk mereka.
Dari Muadz bin Jabal, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diriwayatkan dari Rabbnya ‘Azza wa Jalla:
حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ ، وَالْمُتَحَابُّونَ فِي اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ .
Cinta kasih-Ku wajib bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku; cinta kasih-Ku wajib bagi orang-orang yang saling menasehati karena Aku; cinta kasih-Ku wajib bagi orang-orang yang bersilaturrahim karena Aku. Dan orang-orang yang saling mencintai karena Aku berada di atras mimbar-mimbar dari cahaya di bawah naungan ‘Arsy pada hari dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Ku. [4]
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا ، فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ . قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا ؟ قَالَ: لاَ غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ . قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ .
Suatu hari, seseorang melakukan perjalanan untuk mengunjungi saudaranya yang tinggal di suatu kampung. Maka Allah mengutus seorang Malaikat untuk mencegat di suatu tempat di tengah-tengah perjalanannya. Ketika orang tersebut sampai di tempat tersebut, Malaikat bertanya: Hendak kemana engkau? Ia menjawab: Aku hendak mengunjungi saudaraku yang berada di kampung ini. Malaikat kembali bertanya: Apakah kamu punya kepentingan duniawi yang diharapkan darinya? Ia menjawab: Tidak, kecuali karena aku mencintainya karena Allah. Lantas Malaikat itu berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang dikirim kepadamu untuk menyampaikan bahwa Allah telah mencintaimu seperti engkau mencintai saudaramu. [5]
- Inilah kewajiban ukhuwah
Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ عِرْضُهُ وَمَالُهُ وَدَمُهُ التَّقْوَى هَا هُنَا بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْتَقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ .
“Orang muslim itu saudara muslim yang lain, tidak mengkhianatinya, tidak membohonginya dan tidak menghinanya. Setiap muslim atas muslim yang lainnya haram; kehormatannya, hartanya dan darahnya. Taqwa itu di sini. Cukuplah kejahatan seseorang bila ia menghina saudaranya yang muslim.”[HR. Tirmidzi]
Dan dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
“Janganlah kalian saling hasud (iri hati), saling curang, saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah sebagian kamu menjual atas penjualan saudara muslim yang lainnya, tidak menganiayanya, tidak meremehkannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu di sini –beliau menunjuk dadanya tiga kali- cukuplah kejahatan seseorang bila ia merendahkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas mulim yang lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.”[HR. Muslim]
Dari Anas, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah seseorang itu beriman sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”[HR. Bukhari dan Muslim]
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ،لا اله إلا الله ولله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. . .
Do’a
Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar memberikan taufiq kepada kaum muslimin dan mukminin untuk bersahabat dengan Al Qur’an al-Qur’an, as-Sunnah, dan ilmu yang bermanfaat, serta kefaqihan terhadapnya.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu shallallahu ‘alaihi wa sallam, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.
اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ
Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu.
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين
Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah, karuniakan pada kami kesabaran dalam menegakan kebenaran, ketetapan dalan melaksanakan perintah, dan kesudahan yang baik. Ya Allah jauhkanlah kami dari segala bencana, selamatkanlah kami dari maksiat, limpahilah kami kebaikan, karuniakan pada kami surga, dan jauhkan kami dari neraka wahai Dzat yang Maha Penyayang.
اللهم إنا نسألك من الخير كله ما علمنا منه ، وما لم نعلم ، وباسمك العظيم الذي إذا دعيت به أجبت ، وإذا سئلت به أعطيت و نسألك أن تغفر لنا ذنوبنا و لوالدينا و لجميع المسلمين و المسلمات.
Ya Allah, kami mohon kepada Mu kebaikan yang telah kami ketahui atau yang belun kami ketahui, Dengan keagungan nama Mu wahai dzat yang mengijabah setiap permohonan, yang memberi setiap yang meminta, ampunkanlah dosa-dosa kami, kedua orang tua kami dan seluruh kaum muslimin.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِنا دِينِنا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِنا دُنْيَاناَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِنا وَأَصْلِحْ لِنا آخِرَتِنا الَّتِي فِيهَا مَعَادِنا وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah untuk kami agama kami, yang menjadi benteng segala urusan kami. Perbaikilah urusan dunia kami, yang di dalamnya terdapat penghidupan kami. Dan perbaikilah akhirat kami yang akan menjadi tempat kembali kami, Jadikanlah hidup ini wadah bertambahnya segala kebaikan bagi kami, dan jadikanlah mati sebagai titik henti untuk kami dari segala keburukan.
اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
Ya Allah kami memohon kepadaMu keteguhan dalam melaksanakan ajaranMu dan kekuatan tekad untuk menepati jalan petunjuMu.
Kami memohon kepadaMu untuk dapat mensyukuri ni’matMu dan beribadah menghambakan diri dengan baik kepadaMu.
Kami memohon kepadamu hati yang suci sejahtera dan lisan yang jujur Kami memohon kepadaMu kebaikan yang Engkau Maha Mengetahuinya dan kami berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau Maha Mengetahuinya.
اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنا وَمَالِنا اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراَتِنا وَآمِنْ رَوْعَاتِنا اللَّهُمَّ احْفَظْنِا مِنْ بَيْنِ أيَدَيناَ وَمِنْ خَلْفِنا وَعَنْ يَمِينِنا وَعَنْ شِمَالِنا وَمِنْ فَوْقِنا ونَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنا
Ya Allah kami mohon kepadaMu, keampunan dan kesejahteraan bagi agama dan urusan dunia kami, bagi keluarga dan harta kami.
Ya Allah tutuplah aib dan cela kami, dan ubahlah rasa takut kami menjadi rasa aman damai, Peliharalah kami dari depan dan dari belakang kami, dari Kanan dan dari kiri kami, dan dari atas kami dan dari bawah kami, dan kami berlindung di bawah kemahaagungan-Mu, dari malapetaka yang ditimpakan kepada kami, dari arah bawah kami, Ya Allah ampunilah kesalahan kami, ketidaktahuan kami, dan sikap berlebih lebihan kami dalam urusan kami, dan hal hal yang engkau lebih tahu dari kami. Ya Allah ampunilah dosa dosa kami yang dilakukan dengan sungguh, sungguh dan main main, ketidaksengajaan kami dan kesengajaan kami.
اللَّهُمَّ إِنِّا عَبْيدُكَ وَابْناءُ عَبْيدِكَ وَابْناءُ إمائِكَ نَاصِيَتِنا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّنا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيناَ قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْوبنا وَنُورَ صَدْورنا وَجِلَاءَ أحُزاْننا وَذَهَابَ همومناِّ
Ya Allah, Kami adalah hamba-hambaMU, anak-anak dari hamba-hambaMu, ubun-ubun kami di tanganMu, ketentuanMu terlaksana pada diri kami, keputusanMu sangat adil pada kami, Kami memohon kepadaMu dengan seluruh asma yang Engkau mliki, yang Engkau namakan diriMu dengan asma itu, dan Engkau wahyukan asma itu dalam kitabMu atau Engkau ajarkan asma itu kepada salah seorang hambaMu atau Engkau Khsususkan asma itu untuk diriMu dalam ilmu ghaib di hadiratMu, kami mohon kepadaMu agar jadikan Alquran yang agung ini sebagai tanaman yang subur di hati kami, cahaya terang di dada kami, menjadi penyirna kesedihan kami, dan penghapus keresahan dan kedukaan kami.
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Ya Allah ya tuhan kami bagi-bagikanlah kepada kami demi takut kami kepadamu apa yang kiranya dapat menghalang antara kami dan maksiat kepadamu dan demi taat kepadmu apa yang sekiranya dapat menyampaikan kami kepada surgamu dan demi taat kepadamu dan demi suatu keyakinan yang dapat meringankan musibah dunia kami, senang-senangkan-lah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami dan kekuatan kami pada apa yang telah engkau menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai warisan dari kami, dan jadikanlah pembelaan dari orang-orang yang menzhalimi kami serta bantulah kami dari orang-orang yang memusuhi kami.
اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِا مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِنا وَتَوَفَّنِا إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِنا وَنَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْإِخْلَاصِ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَنسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ وَنَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بِالْقَضَاءِ وَبَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَفِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
Ya Allah Yang Maha Mengetahui kegaiban, Penguasa atas seluruh hambanya, hidupkanlah kami, jika kehidupan baik bagi kami, dan wafatkanlah kami jika kematian itu lebih baik bagi kami. Ya Allah Kami mohon kepadaMu rasa takut kepadaMu di saat dilihat orang ataupun tidak dilihat. Kami memohon kepadaMu ucapan hak di saat marah dan di saat hati lega. Aku memohon kepadaMu keni’matan yang tiada habis-habisnya dan kesenangan batin yang tiada putus-putusnya. Kami memohon ridha setelah datang keputusnMu dan rasa kesejukan hidup ssetelah mati. Dan kami memohon kepadaMu kelezatan memandang wajahMu yang Mulia dan kerinduan untuk berjumpa dengan Mu dengan tanpa mengalami kesengsaraan yang memudlorotkan dan tanpa mengalami ujian yang mengakibatkan kesesatan. Yaa Allah Hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami pembawa petunjuk jalan yang berjalan di naungan hidayahMu
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Wahai Tuhan kami, Karuniakan kepada kami Kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari adzab api neraka.
وصَلِّ اللهم عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ
Aamiin. Wallahu ‘alam bish shawab. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin…
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرَكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ .
“Maha suci Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, aku berjanji dan bersumpah bahwa tidak ada Ilah (Tuhan) selain Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada Engkau.”
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh…
——————————————-
[1] HR Abu Dawud, no: 3060.
[2] HR Ahmad, no: 16532.
[3] HR Ahmad, no: 21022.
[4] HR Ahmad, no: 21052.
[5] HR Muslim, no: 4656.
(Ukasyah/arrahmah.com)