(Arrahmah.com) – Barangkali khutbah Idul Fithri dari Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau lebih dikenal sebagai Taliban, Mullah Muhammad Umar Mujahid (semoga Allah menjaganya), adalah salah satu kutbah yang paling ditunggu-tunggu. Bukan saja oleh kaum Muslimin, terkhusus Muslim Afghanistan, tetapi juga oleh musuh-musuh Islam. Mullah Muhammad Umar adalah salah satu pemimpin kaum Muslimin yang paling ditakuti kafir Barat, yang kini masih memimpin IIA yang pasukan Mujahidinnya mampu memukul mundur pasukan penjajah.
Dalam khutbahnya, setiap tahun, Amir IIA selalu menyampaikan pesan-pesan kepada kaum Muslimin, terkhusus Muslim Afghan, musuh-musuh asing maupun lokal, dan organisasi-organisasi internasional. Dalam pesannya, Amir IIA juga sering memaparkan bantahan terhadap propaganda musuh dan kemajuan-kemajuan Mujahidin yang tidak dilaporkan media Barat. Berikut pesan Amir IIA yang diterjemahkan dari situs resminya, Shahamat.
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maya Penyayang
Segala puji bagi Allah. Kami memujiNya dan memohon pertolongan serta perlindungaNya. Kami juga memohon perlindunganNya dari keburukan diri-diri kami dan dari keburukan amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada satu orangpun yang akan menyesatkannya dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, tidak akan ada satu orangpun yang dapat memberinya petunjuk (kecuali Allah).
Saya bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah. Dialah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagiNya dan Saya bersaksi bahwa Muhammad (shalallahu’alaihi wa sallam) adalah hamba dan rasulNya.
Setelah itu, Saya memohon perlindungan Allah dari setan laknatullah.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar [keadaan] mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang [tetap] kafir sesudah [janji] itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (Q.S An-Nur [24]: 55)
Kepada rakyat Mujahid Afghanistan dan seluruh umat Islam:
Asalamu Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Saya menyampaikan ucapan selamat saya kepada kalian semua atas kebahagiaan agung dan perayaan [kemenangan] bagi kalian setelah menjalankan kewajiban besar di bulan Ramadhan ini dan kalian sekarang berada di hari-hari keberuntungan Idul Fithri. Saya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menerima di sisiNya, jihad, puasa, ibadah [lainnya] dan sodaqoh seluruh Muslim. Semoga kalian mendapatkan kehidupan yang makmur dan kesuksesan. Demikian juga, Saya memberikan selamat kepada rakyat Mujahid Afghan dan seluruh umat yang sedang tertindas atas kemenangan besar yang dicapai oleh Mujahidin di medan Jihad berkat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata dan kemudian melalui pengorbanan tak tertandingi, operasi mencari syahid (amaliyat istisyhadiyah) dan perjuangan yang faktanya telah memaksa para penjajah untuk melarikan diri dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mujahid Afghan dan rakyat yang cinta kebebasan atas bantuan mereka yang komprehensif dan tiada hentinya bersama dengan para Mujahidin melawan para penjajah dan berharap mereka akan bahu-membahu dengan Mujahidin, meningkatkan bantuan mereka dalam perjuangan kemerdekaan. Saya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan umat Islam baik di Afghanistan maupun di seluruh dunia, khususnya Semoga Allah menyelamatkan orang-orang mukmin dan tertindas di Suriah dan Mesir yang menjalani bulan Ramadhan dalam pemukulan (penganiyaan), pertumpahan darah, penangkapan dan penyiksaan di lapangan-lapangan, penjara dan rumah-rumah sakit. Semoga Allah menjadi penolong mereka dan memberikan mereka kemuliaan dan kecakapan perencanaan yang sangat baik. Semoga Allah menyelematkan seluruh Mujahidin dari konspirasi musuh yang jelas dan samar dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyembuhkan luka orang-orang mukmin, dan semoga rahmat dan karuniaNya menghantarkan cara-cara untuk membebaskan para tahanan (Muslim Mujahid).
Kepada saudara-saudara sebangsa
Jihad saat ini di Afghanistan sedang berlanjut dengan kesuksesan yang besar. Banyak wilayah di negara ini telah dibebaskan dari cengkeraman penjajah perampas kekuasaan selama operasi sakral tahun ini dengan nama operasi “Khalid bin Walid (radhiallahu ‘anhu)”. Pusat-pusat (militer) musuh di berbagai daerah di negara ini telah jatuh, yang sebelum ini dianggap tak dapat ditaklukkan. Berkat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, kekuatan militer, moral, kebanggaan dan kesombongan musuh telah mendpatkan pukulan berat. Sekarang mereka sedang berada di ambang kehancuran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” (Q.S Al-Qamar: 45)
Kabar baik lainnya adalah Mujahidin telah melancarkan perjuangan melawan musuh di semua provinsi Afghanistan bagaikan saudara di bawah kepemimpinan dan bendera tunggal. Gerakan jihad ini memperoleh momentum dengan berlalunya hari demi hari. Selain itu pada bidang militer, Mujahidin kian memperoleh pengalaman kerja baru dan kesuksesan dalam bidang politik, budaya, ekonomi, administrasi, ajakan (perekrutan). Spirit reformasi, dedikasi, kerjasama dan ketaatan yang semakin kuat.
Saudara-saudara Muslim sebangsa dan saudara-saudara Mujahid
Kalian tahu bahwa negara kita tengah melalui fase kritis. Para musuh yang telah dikalahkan dalam dua belas tahun terakhir sedang melepaskan konspirasi baru dan melancarkan rencana baru. Kita bersiaga mengenai konspirasi mereka. Kita percaya bahwa hanya Islam, keadilan, kemerdekaan dan semua sistem inklusif Afghanistan yang bisa membawa kemakmuran dan kesejahteran bagi warga negara kita.
Dengan dukungan rakyat kita, kita tidak akan membiarkan siapapun untuk berhasil dalam rencana jahat untuk kehancuran negara kita atau membagi-bagi negara kita berdasarkan lokasi geografis dan dominasi etnis. Orang-orang shalih kita menganggapnya sebagai kewajiban mereka untuk membangun rumah bersama mereka dan mempertahankan setiap incinya. Begitu juga, mereka menganggapnya sebagai kewajiban agama mereka untuk mempertahankan persatuan internal dan memberikan dukungan terhadap saudara-saudara Mujahid mereka. Mereka juga percaya bahwa diperolehnya kebebasan dan kemerdekaan adalah hak sah mereka.
Adapun mengenai drama penipuan atas nama “pemilu 2014,” orang-orang alim kita tidak akan meletihkan diri mereka, tidak akan berpartisipasi di dalamnya.
Para alim kita dan Mujahid tahu bahwa pemililihan itu, secara de facto, berlangsung di Washington. Para penguasa nominal tidak dipilih melalui kartu suara rakyat. Tetapi mereka dipilih sesuai kebijakan Washington! Partisipasi dalam pemilu seperti itu hanya membuang-buang waktu, tidak lebih.
Saya mendesak seluruh rakyat Afghan yang menjalankan tugas di barisan musuh untuk membalikkan laras senjata mereka terhadap para penjajah kafir dan sekutu mereka bukannya membunuh para Muslim Afghanistan. Kami telah selalu memberikan [acara] sambutan pahlawan bagi para pejuang muda ini, dan berdasarkan rasa persaudaraan, kami menyambut siapa saja yang meninggalkan jajaran musuh dan datang kepada rakyat Mujahidnya.
Permohonan saya yang bersifat persaudaraan, dari mereka yang mengatakan mereka berkomitmen pada Islam dan Jihad tetapi masih melakukan kampanye memfitnah terhadap Mujahidin, menyebarkan kemunafikan, keragu-raguan (syubhat) dan ketidakpercayaan, menggunakan lidah dan pena mereka terhadap saudara-saudara Muslim bukannya terhadap orang-orang kafir, adalah untuk berhenti dari aktivitas yang merusak dan sia-sia semacam itu. Aktivitas semacam ini hanya mengungkapkan keegoisan mereka dan karakter naif mereka, tidak lebih dari itu. Tanpa ragu, itu membuat beban dosa mereka lebih berat.
Para warga Afghan patriotis yang membenci penjajahan (asing) dan secara de facto menentang keberadaan para penjajah, meskipun jauh mereka mungkin berasal dari kami dari kejauhan, kami menghargai emosi persaudaraan Afghan mereka. Saya jamin, tidak ada balas dendam pribadi yang akan dilakukan terhadap siapa saja setelah penjajahan berakhir karena perjuangan kami bukanlan untuk memperoleh pencapaian personal atau kekuasaan pribadi.
Rakyat dunia dan saudara sebangsa
Saya ingin beropini tentang masa depan Afghanistan. Sebuah sistem Islami dan kemerdekaan sepenuhnya adalah nilai-nilai yang kami tidak akan mencapai kesepakatan (berkompromi) mengenai itu dengan siapapun. Rakyat Afghan telah menyumba gkan pengorbanan yang besar untuk kedua nilai tersebut dalam sejarah masa lalu dan zaman ini. Negara mereka telah dihancurkan demi nilai-nila itu dan jutaan dari mereka telah syahid. Setelah semua ini, mereka harus dibiarkan untuk membentuk sebuah sistem Islam yang independen sesuai aspirasi mereka.
Adapun mengenai manajemen sistem internal dan rehabilitasi, kami yakin, bahwa tidak ada obat untuk meredakan rasa sakit rakyat Afghan kecuali obatnya adalah sistem Islam yang berbasiskan transparansi dan komitmen, yang mana seluruh rakyat Afghan akan melihat partisipasi penuh mereka. Daripada ketergantungan bantuan dan keterampilan dari orang asing, rakyat Afghan harus merubah diri mereka dan melayani negara mereka dengan memanfaatkan sumber daya mereka sendiri. Dalam arti yang sama, bertujuan untuk melindungi diri kita sendiri dari kekurangan dan kesulitan, generasi-generasi muda kita harus mempersenjatai diri mereka sendiri dengan pendidikan agama dan pendidikan [umum] modern, karena pendidikan [umum] modern adalah kebutuhan mendasar setiap masyarakat pada masa kini.
Saya nyatakan sekali lagi bahwa kami tidak berpikir memonopoli kekuasaan. Mereka yang benar-benar mencintai Islam dan negeri ini dan memiliki komitmen untuk keduanya, siapapun mereka atau dari etnis manapun atau lokasi geografis mereka berasal, tanah ini adalah milik mereka. Tidak ada satupun yang mencegah mereka dari mengabdi pada tanah air mereka. Kami meyakinkan mereka bahwa, kami, bersama-sama dan melalui upaya gabungan, akan mengabdi pada tanah air kami. Kami menganggapnya sebagai saudara dan memberikan sambutan siapapun yang secara terbuka menunjukkan penyesalan atas dukungannya terhadap penjajah.
Adapun mengenai kebijakan asing, prinsip dasar kami sesuai dengan kebijakan kami yang tidak berubah, adalah kami tidak berniat untuk membahayakan siapapun, tidak juga kami membiarkan siapa saja untuk membahayakan orang lain dari tanah kami. Begitu juga, kami tidak bisa mentoleransi bahaya apapun dari orang lain. Kami akan menjaga hubungan baik dengan mereka semua yang menghormati Afghanistan sebagai negara Islam yang independen dan hubungan serta interaksi mereka tidaklah bersifat menguasai dan kolonial, baik mereka para penguasa dunia atau negara tetangga atau negara lainnya di dunia. Dikatakan bahwa kami telah menyebutkan poin ini dalam pesan kami sebelumnya dan telah disampaikan kepada semua masyarakat melalui Kantor Politik (di Qatar, ed).
Tujuan hubungan dan pembicaraan kami dengan para penjajah yang dilakukan melalui Kantor Politik adalah untuk mengakhiri penjajahan di Afghanistan. Seharusnya tidak seorangpun mengira bahwa Mujahidin akan melepaskan prinsip-prinsip tinggi agama mereka dan kepentingan nasional. Saya jamin anda bahwa Saya tidak akan mencapai kompromi haram apapun atau kesepakatan yang melanggar hukum. Segala puji bagi Allah (Subhanahu wa Ta’ala), Imarah Islam [Afghanistan] memiliki kehormatan karena telah berdiri naik turun dalam banyak kesengsaraan dan cobaan. Saya memohon kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) untuk membuat kita tetap lurus di jalanNya dalam waktu yang akan datang juga.
Perkembangan setelah pembukaan Kantor Politik Imarah Islam [Afghanistan] membuktikan bahwa Imarah Islam adalah independen, kuat dan tak tergoyahkan dalam keputusan-keputusannya. Ini juga membuktikan bahwa Imarah Islam telah menunjukkan dan sedang menunjukkan kejujuran dan komitmen untuk menyelesaikan masalah-masalah rakyatnya yang tertindas berdasarkan prinsip-prinsip Islam dan kepentingan nasional. Tetapi para penjajah dan sekutu mereka menciptakan rintangan dalam cara menyelesaikan masalah dengan membuat berbagai dalih.
Kami telah mengatakan bahwa Imarah Islam [Afghanistan] tidak berpikir untuk memonopoli kekuasaan. Tetapi malahan kami percaya mencapai pemahaman dengan rakyat Afghan terkait pemerintah inklusif Afghan sesuai prinsip-prinsip Islam. Tentu saja, Imarah Islam [Afghanistan] menganggap ini kewajiban agama dan nasional untuk membebaskan negara ini dari penjajahan. Ketika penjajahan berakhir, mencapai sebuah pemahaman dengan rakyat Afghan bukanlah tugas yang sulit karena, dengan memiliki dan berpegang pada prinsip dan budaya bersama, rakyat Afghanistan saling memahami satu sama lain.
Negara-negara penjajah seharusnya belajar dari pengalaman-pengalaman pahit dalam dua belas tahun terakhir. Mereka seharusnya tidak menguji nasib mereka sekali lagi dengan memperpanjang penjajahan atau dengan mendirikan pangkalan-pangkalan permanen. Dalam hal yang senada, mereka seharusnya tidak membiarkan diri mereka sendiri untuk ditipu oleh janji-janji yang tidak berdasar dan sia-sia dari pemerintah Kabul yang tak berdaya. Sekutu dan orang-orang bayaran lokal mereka, yang telah, pada awal penjajahan, menggambarkan Afghanistan seperti sebuah roti lunak yang sudah jadi, sekarang sekali lagi menginginkan penjajah untuk memperpanjang waktu dan keberadaan militer untuk lanjut dengan tujuan untuk memastikan kekuasaan dan kepentingan-kepentingan personal mereka.
Para penjajah Barat seharusnya singgah ke sekitar sekarang untuk menyadari bahwa rakyat Afghan tidak menginginkan para penjajah asing dan para penguasa yang mereka install. Jika mereka berpikir bahwa mereka bisa membuka jalan untuk keberadaan (militer) permanen dengan mengandalkan informasi yang salah dan tipu muslihat dengan menerapkan skema yang berbeda atau dalam perkataan mereka, mengumpulkan “Loya Jirga” (Majelis Agung para tetua suku Afghanistan, ed) palsu untuk menyetujui perjanjian keamanan atau dengan menciptakan dalih-dalih yang lain, mereka salah. Rakyat Afghan menganggap keberadaan sejumlah kecil tentara penjajah sebagai gangguan bagi kemerdekaan mereka sebagaimana mereka tidak ingin menerima keberadaan ribuan tentara asing. Para penjajah yang diinstal juga seharusnya tidak memperkuat gambaran bahwa ketua-ketua Mujahidin dan Mujahidin pada umumnya dalam [barisan] perlawanan Imarah Islam akan membubarkan perjuangan sah mereka karena janji-janji para penjajah, hak akses materi, dan keamanan pribadi dan celah-celah pemerintah sementara penjajahan berada di tempat. Kategorisasi Mujahidin “garis keras” dan “moderat” adalah klasifikasi permusuhan dan sia-sia yang dikerjakan oleh kalian [penjajah] dan orang-orang bayarang kalian. Semua Mujahidi adalah pengikut agama Islam yang suci. Mereka memiliki kebijakan yang terpadu, moderat dan jelas.
“Dan demikian [pula] Kami telah menjadikan kamu [umat Islam], umat yang adil dan pilihan [3] agar kamu menjadi saksi atas [perbuatan] manusia dan agar Rasul [Muhammad] menjadi saksi atas [perbuatan] kamu..” (Al-Baqarah [2]: 143)
Mengenai kerja organisasi-organisasi kemanusiaan internasional, Saya ingin mengatakan bahwa setiap organisasi kemanusiaan yang jauh dari motif politik dan pengintaian (memata-matai) dan tidak didirikan oleh para penjajah dengan tujuan mengumpulkan data intelijen atau mengajak rakyat ke jalan yang tidak Islami, bisa melakukan kegiatan tanpa pamrihnya di wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol kami sesuai kebijakan dan syarat-syarat kami dan dalam koordinasi dengan komisi-komisi terkait, baik mereka bekerja di sektor kesehatan di pengungsian atau di sektor pasokan makanan atau sektor lainnya.
Pada akhirnya, Saya mendesak masyarakat dunia, khususnya negara-negara Islam dan negara-negara serta rakyat yang mencintai keadilan, lembaga-lembaga Islam dan internasional untuk memberikan bantuan di semua sisi kepada rakyat Afghanistan yang tertindas atas nama kemerdekaan mereka berdasarkan simpati kemanusiaan dan persaudaraan Islam. Saya berterima kasih kepada mereka atas upaya yang mereka buat untuk rakyat Afghan dalam cara indpendesnsi mereka.
Saya ingin mengingatkan Mujahidin Imarah Islam [Afghanistan] untuk fokus lebih jauh pada penerapan hukum, instruksi kepemimpinan Imarah Islam dan secara sempurna mentaati ketua/komandan kalian. Kekuatan barisan (kelompok) terletak pada persatuan. Persatuan yang sebenarnya muncul dari ketaatan. Jadi pertahankanlah barisan kalian yang dipersatukan dengan mentaati (pemimpin kalian).
Mengelola urusan-urusan di wilayah-wilayah yang dibersihkan dari kehadiran musuh, dengan bantuan dan nasehat para ulama dan para tetua suku lokal. Orang-orang yang membahayakan warga biasa dengan menyalahgunakan nama Mujahid untuk menangkap orang-orang demi tebusan atau mengikuti tujuan-tujuan pribadi dengan dalih Jihad, mereka bukanlah Mujahidn juga bukan termasuk Imarah Islam [Afghanistan]. Saya perintahkan kepada Mujahidin untuk memblokir aktivitas-aktivitas para tiran ini jika memungkinkan dan meningkatkan upaya-upaya untuk mencegah korban-korban sipil dan bantulah kantor baru yang didirikan oleh Imarah Islam yang telah didirikan untuk mencegah para korban sipil dan menghadirkan fakta-fakta lapangan kepada rakyat kami dan masyarakat dunia.
Ini penting menyebutkan bahwa musuh telah menyebarkan informasi yang salah tentang korban-korban sipil. Beberapa entitas, yang mengklaim menjadi netral, mempublikasikan laporan-laporan berdasarkan laporan-laporan yang didistorsi itu. Faktanya, para korban sipil disebabkan oleh musuh itu sendiri. Kadang-kadang, ketika seorang Mujahid ditemukan bersikap ceroboh dalam pencegahan korban sipil, dia harus diserahkan kepada pemimpin setelah identifikasi untuk di bawa ke pengadilan yudisial.
Mujahidin berusaha mengajak mereka di pihak penentang/oposisi ke jalan kebenaran berdasarkan kebijakan Komisi Seruan, Petunjuk, Ajakan dan Penggabungan dan memisahkan mereka dari pihak oposisi. Demikian juga, mereka harus menganggapnya tanggung jawab mereka untuk melayani para tahanan dan korban luka berdasarkan program Komisi Kesehatan dan Tawanan. Lebih dari itu, Mujahidin harus memperhatikan hal yang diperlukan untuk pendidikan generasi baru sesua dengan rencana Komisi Pendidikan sehingga generasi kita yang muncul akan mendapatkan pendidikan agama dan [umum] modern dan melayani rakyat dan negara mereka sebagai warga Afghan yang taat dan profesional.
Organisasi-organisasi amal Islam dan saudara-sudara yang kaya harus membantu Komisi Ekonomi [Imarah Islam Afghanistan) dengan tujuan untuk menjalankan kewajiban mereka melalui jihad finanSial dan memenuhi kebutuhan Mujahidin. Saya menyeru kepada Muslim yang kaya pada kesempatan hari raya Idul Fithri yang penuh keberuntungan ini untuk tidak melupakan keluarga-keluarga para syuhada, tahanan [Muslim], para pengungsi dan orang-orang miskin untuk membuat mereka mampu mengikuti/merasakan hari raya Id.
Untuk mengakhiri ini, Saya sepenuh hati berterima kasih kepada seluruh Muslim atas bantuan yang mereka berikan kepada Mujahidin dan atas doa-doa mereka untuk Mujahidin dan mendorong mereka untuk tetap melakukannya.
Sekali lagi selamat hari raya Idul Fithri. Semoga anda mendapatkan kemuliaan dan kemerdekaan.
Wassalamu’alaykum
Amirul Mukminin
Mullah Muhammad Umar Mujahid
Khadimul Islam
27/9/1434
(siraaj/arrahmah.com)