TEHERAN (Arrahmah.com) – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khomeini menuduh negara-negara Teluk Arab yang didukung AS melakukan serangan penembakan terhadap parade militer yang menewaskan 25 orang, hampir setengah dari mereka adalah anggota Garda Revolusi elit negara.
Khomeini memerintahkan pasukan keamanan untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas salah satu serangan terburuk yang pernah terjadi terhadap Garda Revolusi, kekuatan militer paling kuat di negara itu, yang menjawabnya.
Tuduhan itu kemungkinan akan meningkatkan ketegangan Iran dengan Arab Saudi dan sekutu Teluknya, yang bersama dengan Amerika Serikat telah bekerja untuk mengisolasi Iran.
“Kejahatan ini merupakan kelanjutan dari plot negara-negara regional yang merupakan boneka Amerika Serikat, dan tujuan mereka adalah menciptakan ketidakamanan di negara kita tercinta,” klaim Khameini dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situsnya.
Dia tidak menyebutkan negara-negara regional yang dia yakini harus disalahkan.
Sebuah gerakan oposisi etnis Arab Iran yang disebut Perlawanan Nasional Ahvaz, yang menginginkan sebuah negara terpisah di provinsi Khuzestan yang kaya minyak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
ISIS juga mengaku bertanggung jawab. Tidak yang memberikan bukti. Keempat penyerang tewas.
Serangan itu, yang melukai sedikitnya 70 orang, menargetkan tempat penonton di mana para pejabat Iran berkumpul di kota Ahvaz untuk menyaksikan acara tahunan menandai dimulainya perang Iran 1980-1988 dengan Irak, kata televisi pemerintah.
Iran telah relatif stabil dibandingkan dengan negara-negara tetangga Arab yang telah bergulat dengan pergolakan sejak pemberontakan 2011 di seluruh Timur Tengah.
Perempuan dan anak-anak tewas dalam serangan itu, lapor kantor berita IRNA.
Para penyerang telah menyembunyikan senjata di dekat rute parade beberapa hari sebelumnya, kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, seorang juru bicara senior untuk pasukan bersenjata Iran.
“Keempat teroris dengan cepat dilumpuhkan oleh pasukan keamanan,” kata Shekarchi kepada televisi negara. “Seorang gadis empat tahun dan seorang veteran perang yang berkursi roda roda berada di antara yang mati.”
Serangan terhadap militer jarang terjadi di Iran.
Iran memanggil utusan Belanda, Denmark dan Inggris pada Sabtu malam mengenai penembakan itu, menuduh mereka menyembunyikan kelompok oposisi Iran di negara mereka. Beberapa anggota gerakan separatis etnis bermarkas di negara-negara Eropa.
Jurubicara kementerian luar negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan Iran “meminta pemerintah mereka untuk mengutuk serangan itu dan mengekstradisi orang-orang yang terkait dengannya ke Iran untuk diadili.”
“Tidak dapat diterima bahwa kelompok-kelompok ini tidak terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa selama mereka tidak melakukan serangan teroris di Eropa,” Qasemi mengatakan.
(fath/arrahmah.com)