DAMASKUS (Arrahmah.id) – Nama Kholood Khaddam Al-Sarouji, pemimpin organisasi Qubaisiyat, kembali menjadi sorotan setelah aksinya mengibarkan bendera kemerdekaan Suriah dengan menyertakan ayat Al-Qur’an yang dianggap sebagai tanda keterbukaannya terhadap oposisi. Namun, masa lalunya yang kontroversial terus membayangi.
Kholood pernah menjadi pendukung vokal Bashar al-Assad, bahkan menyebutnya sebagai “Penyelamat yang Beriman” dan “Bijak dari Arab.” Ia terlihat memimpin ribuan wanita di Masjid Umayyah, menyanyikan pujian untuk Assad. Selain itu, Kholood juga menjabat sebagai Kepala Dakwah dan Penyuluhan di Kementerian Wakaf selama era Assad, memperkuat posisinya sebagai tokoh yang dekat dengan rezim.
Lebih lanjut, keluarga Kholood juga memiliki koneksi mendalam dengan rezim Assad. Suaminya, Brigjen Sami Al-Bandaqji, adalah hakim militer yang bertanggung jawab atas ribuan hukuman mati terhadap warga sipil. Ayahnya, Siyah Khaddam Al-Sarouji, adalah anggota parlemen selama lima periode berturut-turut. Pamannya, Brigjen Ahmad Khaddam Al-Sarouji, adalah mantan wakil kepala Intelijen Keamanan Negara.
Pernyataannya yang menuding revolusi Suriah sebagai “konspirasi global” dan menyebut Iran sebagai satu-satunya sekutu Suriah di dunia Arab semakin memperkuat citranya sebagai pendukung garis keras rezim Assad.
Kini, tindakan terbarunya dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki citra, tetapi kritik keras dari rakyat Suriah menyebutnya sebagai strategi manipulatif. Aktivis menyatakan bahwa organisasi Qubaisiyat, yang ia pimpin, adalah alat rezim untuk mengendalikan kelompok perempuan melalui pendekatan agama.
Banyak pihak menilai bahwa Kholood tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan rezim Assad, mengingat posisinya yang strategis selama bertahun-tahun. “Ini bukan sekadar tentang Kholood, tetapi tentang bagaimana kekuasaan digunakan untuk mengkhianati rakyat,” ujar seorang aktivis lokal.
Sementara itu, tuntutan untuk membubarkan Qubaisiyat semakin lantang disuarakan, dengan seruan bahwa organisasi ini telah menjadi alat politik yang berbahaya bagi rakyat Suriah.
Apakah ini babak baru untuk Kholood, atau hanya strategi politik lainnya? Waktu yang akan menjawab.
(Samirmusa/arrahmah.id)