JAKARTA (Arrahmah.com) – Mediasi yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia antara Tim Khazanah Trans 7 dengan ormas Syiah IJABI (ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) menemui jalan buntu.
Kelompok minoritas Syi’ah IJABI dalam tuntutannya terhadap pihak Trans7 cukup berlebihan dan tidak proporsional, yakni pihak Trans 7 dituntut meminta maaf dan pihak Syi’ah juga minta diekspose oleh pihak televisi nasional milik Chaerul Tanjung itu.
Selain itu, IJABI juga menuntut agar redaksi Khazanah Trans7 menayangkan ulasan tentang ajaran Syi’ah dari kacamata ulama-ulama Syi’ah sendiri, lansir Islampos.com.
Menanggapi hal tersebut, Trans7 siap memberikan hak jawab kepada IJABI terkait ulasan tentang Idul Ghadir di acara Khazanah. Sedangkan terkait penayangan yang mengulas Syi’ah dari pihak Syi’ah sendiri, Trans7 yang diwakili oleh Pemred-nya Titin Rosmasari, menyatakan bahwa Trans7 butuh waktu untuk mempertimbangkan hal tersebut.
“Jangan sampai tayangan berikutnya memberi ekses lagi, jangan sampai nanti kita dipanggil lagi (oleh KPI red). Hak jawab akan diberikan,” ujar Titin.
Sementara sebagai mediator salah seorang anggota KPI mengungkapkan bahwa Syiah meminta, “Ada perspektif yang komprehensif, agar mereka (Syiah) diberi frame.”
Pada kesempatan itu KPI mengungkap fakta bahwa dukungan yang mengalir kepada Khazanah Trans7 terkait ulasan Idul Ghadir jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang kontra.
Pada forum mediasi itu pihak Syiah banyak fokus membahas perbedaan yang tajam antara agama Islam dan agama Syiah perihal Idul Ghadir yang sampai hari kiamat tidak akan kelar, sementara konten tayangan Khazanah tidak begitu mereka perhatikan.
(azm/arrahmah.com)