BRUSSELS (Arrahmah.com) – Brussels telah membatalkan perayaan malam Tahun Baru yang dihadiri 100.000 orang. Hal ini disebabkan kekhawatiran akan ada serangan seperti di Paris.
Walikota Yvan Mayeur mengatakan perayaan dan kembang api di jantung ibukota Belgia tidak akan dilakukan untuk alasan keamanan dan pejabat tidak bisa menjamin mereka bisa memeriksa semua peserta.
“Lebih baik tidak mengambil risiko,” tambahnya.
Brussels, yang merupakan rumah bagi markas NATO dan Uni Eropa, telah siaga tingkat tinggi sejak serangan 13 November di ibukota Prancis yang menewaskan 130 orang.
Salah Abdeslam, seorang tersangka utama dalam serangan Paris yang merupakan kelahiran Belgia, diyakini melarikan diri ke Brussels pada jam-jam setelah penyerangan yang diklaim oleh ISIS.
Tahun lalu, sekitar 100.000 orang merayakan pesta kembang api pada malam Tahun Baru di ibukota di Place de Brouckere, lansir Daily Mail (30/12/2015).
Namun Mayeur mengungkapkan, “Sayangnya kami terpaksa membatalkan kembang api dan semua yang telah direncanakan untuk besok malam setelah menganalisa risiko yang dilakukan oleh crisis centre.”
Mayeur menambahkan, dalam keadaan saat ini tidak ada jaminan bahwa petugas bisa memeriksa semua orang yang datang ke acara.
Pejabat Belgia sejauh ini telah menahan sembilan orang yang terkait serangan di Paris. Empat diantaranya didakwa membantu Abdeslam melarikan diri dari TKP.
(fath/arrahmah.com)