WASHINGTON (Arrahmah.com) – Salah seorang putra pemimpin Libya Muammar Gaddafi sempat pelesir ke sejumlah fasilitas militer AS beberapa minggu sebelum ia mengambil alih komando untuk melakukan penyerangan mematikan terhadap para penentang rezim ayahnya, lapor Huffington Post melaporkan pada Jumat (25/3/2011).
Khamis Gaddafi (27), menghabiskan waktu empat minggu di AS sebagai bagian dari proyek AECOM, sebuah perusahaan infrastruktur global dengan kepentingan bisnis mendalam di Libya, menurut Paulus Gennaro, wakil direktur AECOM untuk Komunikasi Global. Perjalanan itu untuk termasuk kunjungan ke Pelabuhan Houston, Akademi Angkatan Udara, National War College dan West Point, Gennaro mengatakan.
Pada akhir Februari, Khamis memimpin serangan brutal untuk merebut kembali Zawiya, sebuah kota dekat Tripoli yang berhasil dikuasai oleh para penentang Gaddafi tak lama setelah pemberontakan dimulai.
Gennaro mengatakan Departemen Luar Negeri AS menyetujui perjalanan ini.
Namun, pejabat departemen luar negeri AS membantah keterlibatannya dalam perkara ini.
“Kami menyambutnya di bandara. Itu adalah perlakuan standar,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Mark Toner. Toner mengatakan pemerintah menyadari perjalanan Gaddafi, tapi “tidak menandatangani izinnya.”
Putra bungsu Gaddafi ini mengomandoi Brigade Khamis, salah satu di antara beberapa unit militer profesional yang sangat loyal terhadap Muammar Gaddafi. Diplomat AS menyatakan bahwa unit militer ini sangay terlatih dan memiliki persenjataan yang memadai. (althaf/arrahmah.com)