NIMROZ (Arrahmah.id) – Menteri Pengungsi dan Repatriasi, yang melakukan perjalanan ke Nimroz untuk menyelidiki situasi para pengungsi yang kembali dari Iran, mengkritik perlakuan buruk terhadap para pengungsi Afghanistan oleh pasukan Iran.
Khalil Rahman Haqqani menambahkan bahwa Imarah Islam Afghanistan sedang berusaha untuk mencegah imigrasi ilegal ke negara tetangga dan negara lain dengan menyediakan kesempatan kerja di negara tersebut, lansir Tolo News (10/11/2023).
Sejumlah pengungsi yang baru kembali mengeluhkan perlakuan buruk pasukan Iran.
Abdul Ghafar Azizi mengatakan dalam laporannya bahwa ribuan pengungsi Afghanistan memasuki negara itu melalui Pul-e Abrishum setiap hari.
“Sayangnya, para pengungsi Afghanistan yang saya lihat di sini memiliki banyak masalah dan tantangan, mereka mengeluhkan perlakuan buruk militer Iran,” kata Khalil Rahman Haqqani, Menteri Pengungsi dan Repatriasi.
Dia menambahkan bahwa Imarah Islam telah memulai upaya untuk memberikan kesempatan kerja di dalam negeri, sehingga para pemuda ini tidak perlu meninggalkan negara tersebut.
“Kami ingin memberikan kesempatan kerja bagi mereka di dalam negeri sehingga para pemuda ini tidak perlu meninggalkan negara ini dan juga dapat melanjutkan studi mereka,” kata Haqqani.
Sejumlah pengungsi yang baru-baru ini diusir dari Iran berbicara tentang perlakuan buruk polisi di negara itu.
“Kami kehilangan segalanya, setiap pangkalan yang kami datangi, mereka mengambil uang kami dan memukuli kami, orang Afghanistan tidak ada harganya di sana,” kata Besmellah, seorang pengungsi yang telah kembali.
“Mereka menangkap kami, mengambil uang kami dan memukuli kami, kami tidak dapat menemukan pekerjaan di negara kami, kami meninggalkan keluarga kami dan pergi ke Iran,” ujar Mahiuddin, seorang pengungsi yang telah kembali.
Berdasarkan keterangan pejabat lokal Nimroz, dalam enam bulan terakhir, sekitar 500 jenazah pengungsi Afghanistan yang meninggal di negara itu karena berbagai sebab telah dipulangkan. (haninmazaya/arrahmah.id)