BANDUNG (Arrahmah.com) – Seperti apa rasanya jika sosok teladan yang selama ini begitu dekat dengan umat, dalam tiga pekan terakhir tak lagi terdengar kabarnya? Tak lagi terdengar tausiyah-tausiyahnya yang menyejukkan qalbu. Tak lagi tampak petuah-petuahnya yang menentramkan jiwa.
Mendung menggelayut di langit Bandung sejak mula April 2014 lalu. Ulama kharismatik, teladan umat, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl kini belum bisa beraktivitas sebagaimana biasanya. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung dan Penasihat MUI Pusat dan MUI Jabar ini tengah diuji Sang Maha, Allah Ta’ala, dengan sakit. Dia dirawatinapkan di Rumah Sakit di RS Santosa Bandung pada Jum’at, 11 April 2014, selama 5 hari, sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) atas pertimbangan keluarga, mulai hari Selasa 15 April 2014.
“Diagnosa dokter ada gangguan fungsi hati dan pencernaan,” kata Sekretaris Umum MUI Kota Bandung, Dr. Irfan Safrudin, yang ditunjuk sebagai juru bicara pihak keluarga di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Selasa (29/4/2014).
Masih menurut Irfan, setelah didalami gangguan di pencernaan Guru Besar Etika dan Humaniora Institut Teknologi Bandung (ITB) kelahiran Cianjur 18 Oktober 1944 ini, memerlukan penanganan khusus.
“Ada gangguan di pencernaan Pak Miftah, yang memerlukan penangangan khusus. Setelah dilakukan berkonsultasi dengan tim dokter RSHS, keluarga menyepakati untuk dilakukan perawatan secara intensif di Singapura,” ungkap Irfan, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Yayasan Unisba ini.
Karenanya, menurut Irfan, pagi subuh Selasa (29/04/2014), sebelum keberangkatan ke Singapura, Prof Miftah menyampaikan pesan untuk disampaikan kembali kepada seluruh khalayak, kaum muslimin.
“Tadi bapak memberikan amanah kepada saya mewakili keluarga, untuk menyampaikan pesan-pesan beliau kepada kaum Muslimin,” katanya.
Pesan-pesan tersebut, yakni:
Sehubungan dengan kesehatan yang masih dalam proses penanganan tim dokter, maka atas nama keluarga:
Pertama, kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada kaum muslimin, para kerabat, sahabat, jamaah dan rekan lainnya yang selama dalam masa perawatan di Bandung, tidak bisa berjumpa secara langsung. Hal ini tak lain atas saran dan masukan dari tim dokter, agar beliau bisa beristirahat secara optimal.
Kedua, kami atas nama keluarga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim dokter dan medis lainnya yang telah bekerja keras dan upaya yang sungguh-sungguh yang pada akhirnya memutuskan atas dasar pertimbangan tertentu dan atas hasil konsultasi dengan tim dokter RSHS dan pihak keluarga bersepakat untuk melakukan perawatan secara intensif di National University Hospital of Singapore (NUHS) sebagai salah satu ikhtiar yang dinilai lebih baik untuk kesembuhan beliau. Jadwal keberangkatan sendiri dilakukan hari ini , Selasa 29 April 2014, pukul 09.30, menggunakan pesawat khusus Jet Medical Evacuation Services dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, langsung ke Negara tujuan, Singapura.
Ketiga, kami atas nama keluarga inti, Keluarga Besar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung secara khusus, dan MUI Jawa Barat pada umumnya, Keluarga Besar civitas akademika Universitas Islam Bandung (Unisba), Keluarga Besar Sinergi Foundation yang menaungi Dompet Dhuafa Jawa Barat, Lembaga Wakaf Produktif (WakafPro 99) dan Tabloid Alhikmah, Keluarga Besar Safari Suci, Keluarga Besar Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Keluarga Besar Yayasan Ad Dakwah, Keluarga Besar Yayasan Istiqomah, dan atas nama lembaga-lembaga lainnya dimana beliau aktif berkiprah, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas doa yang tak henti dipanjatkan untuk kesembuhan beliau, dan dukungan baik moril maupun materil selama dalam masa perawatan. Jazakumullahu khairan katsira, semoga Allah Ta’ala mencatat sebagai amal saleh, dan mengganjar dengan pahala berlipat.
“Demikian pesan ini kami sampaikan. Atas perhatian, doa dan dukungannya kami haturkan terima kasih. Jazakumullahu khairan katsira,” pungkasnya.
(azm/arrahmah.com)